Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

๐Ÿ“šOneDayOneShiroh-lll๐Ÿ“—MATERI 251 - 260 ๐Ÿ“™๐Ÿ’š *Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… Pembawa Mukjizat Terbesar*

OneDayOneSiroh


MATERI 251

ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…ุฏ

Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… Pembawa Mukjizat Terbesar

Selain penglihatan, pendengaran Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… juga sangat tajam. Pendengaran beliau berbeda dengan pendengaran manusia biasa. Manusia biasa hanya mampu mendengar dalam radius terbatas, sementara itu Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… mendengar kita di langit dan bumi.

Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… bersabda, "Sesungguhnya aku melihat apa yang telah kalian lihat."

Abu Dzar meriwayatkan bahwa Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… bersabda, "Aku mendengar apa yang tidak kalian dengar termasuk getaran dan guncangan dari langit.... Demi Allah jika kalian mengetahui yang aku ketahui kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.... Kalian juga pasti akan keluar ke jalan jalan untuk bersujud kepada Allah. Itulah salah satu mukjizat Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…
 
----

Suatu hari Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… melakukan perjalanan bersama Jabir bin Abdillah radhiallahu anhu. Cuaca cukup terik, tetapi awan kecil selalu menaungi Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ke mana pun beliau melangkahkan kaki. Jadi beliau sama sekali tidak kepanasan.

Setelah lama berjalan, sampailah mereka di suatu lembah yang luas. Tiba-tiba Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… menghentikan untanya.

"Ada apa wahai Rasulullah?" tanya Jabir bin Abdillah seraya mendekat kepada Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…
"Perutku sakit, rasanya aku hendak buang hajat," kata Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… sambil memegangi perutnya.

Beliau lalu turun dari unta. Jabir bin Abdillah mengikutinya dan membawakan air. Mereka berjalan seraya melihat ke kanan dan ke kiri mencari tempat untuk membuang hajat.
-----

"Tempat ini begitu gersang wahai Rasulullah. Tidak ada pepohonan yang dapat dijadikan pelindung," kata Jabir.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengangguk. Di sekitar tempat itu hanya ada dua pohon yang tumbuh di tepi lembah.

"Tunggu lah di sini," kata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam seraya menepuk pundak Jabir.

"Ya Rasulullah," Jabir bin Abdillah menurut.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berjalan menghampiri salah satu dari 2 pohon tersebut. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meraih sebagian dahannya seraya berkata, "Merunduklah untukku dengan seizin Allah. Pohon itu pun merunduk seperti seekor unta yang sedang minum.

Rasulullah kemudian menghampiri pohon yang lainnya dan melakukan hal yang sama dengan seizin Allah Subhanahu Wa Ta'ala, pohon satunya pun menunduk seperti seekor unta yang sedang minum.

Lantas Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berdiri di tengah-tengah antara dua pohon. Dengan minta kedua dahanya menyatu.
-----

Jabir bin Abdillah terpana. Pohon itu menjadi pelindung Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk menunaikan hajatnya. Sementara itu Jabir bin Abdillah menunggu dari kejauhan.

"Masya Allah," Jabir terpana.

"Semua terjadi atas izin Allah," kata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam usai menunaikan hajatnya.

Jabir hanya mampu mengangguk.

"Ayo kita lanjutkan perjalanan," Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menepuk pundak Jabir yang masih bengong.

"Mari ya Rasulullah," Jabir tersenyum.

Buru-buru Jabir melangkah menyusul Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang berjalan menuju untanya. Mereka melanjutkan perjalanan. Kejadian tersebut benar-benar sebuah mukjizat.
-----

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melanjutkan perjalanan. Rasul dan para sahabat melintasi gurun pasir yang kerontang, tidak ada tumbuhan. Di sana panas begitu menyengat. Mereka cepat sekali merasa kehausan. Bekal air yang mereka bawa pun telah habis. Waktu itu telah masuk waktu salat.

Mereka terus berjalan dengan harapan akan menemukan sumber air. Mereka berharap bisa beristirahat sambil minum sepuasnya. Binatang tunggangan mereka juga memerlukan air. Setelah lama berjalan, sumber air tidak juga ditemukan. Rasa haus begitu mencekik. Kerongkongan, bibir mereka menjadi pecah-pecah karena kepanasan.

Melihat keadaan para sahabatnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam merasa iba. Beliau berhenti sejenak, dilihatnya sekeliling!

"Siapakah di antara kalian yang memiliki air?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Para sahabat menggeleng, Namun ada seorang sahabat yang menghampiri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam sambil membawa wadah air dari kulit.

"Ini ada sedikit air, wahai Rasulullah," kata Abdullah.
-----

"Tidak mengapa," kata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. kemudian mengambil air dari tangan Abdullah.

Air itu kemudian dicurahkan ke dalam sebuah wadah. Setelah itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam meletakkan telapak tangannya ke dalam wadah itu. Secara mendadak mengalir air dengan derasnya dari ujung jari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Marilah kita berwudu bersama-sama dengan air yang diberkahi Allah ini," kata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Semua sahabat segera berwudhu dan minum dengan sepuas-puasnya. Tidak lupa mereka membagi air itu kepada orang lain yang memerlukannya.

Mukjizat mengenai air yang keluar dari jari jemari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bukan hanya sekali itu saja. Banyak sahabat yang melakukannya dalam berbagai kejadian saat melakukan perjalanan bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

-----


Jabir radhiallahu anhu bercerita bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam telah menitipkan pesan kepadanya agar kaum muslimin tidak meninggalkan wudhu.

Jabir berkata, "Saya coba menjelaskan halangan yang menyebabkan mereka tidak berwudhu. Alasannya tidak ada air setetes pun."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam kemudian menyuruh Jabir menemui seorang sahabat dari kalangan Anshar. Jabir hanya menemukan setetes air.

"Bawakan air itu kepadaku!" pinta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengambil setetes air tersebut dengan tangannya. Beliau lantas menyuruh Jabir mengambil bejana dan menadahkan tangan sambil berdoa.

"Tuangkan air itu ke dalam bejana!" pinta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam setelah Jabir mendapatkan bejana.
-----

Jabir segera menuruti perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam meletakkan kedua tangannya di dalam bejana sambil meregangkan jari-jemarinya.

"Hai Jabir! Bacalah bismillah," kata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Jabir mengikuti perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Tidak disangka Jabir melihat air mengalir dari celah-celah jari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengangkat tangannya dari bejana. Air keluar terus menerus secara berputar-putar dari tangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hingga memenuhi bejana.

Setelah itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata kepada Jabir, "Hai Jabir panggilah siapa saja yang memerlukan air,"

"Baik ya Rasulullah," kata Jabir

Jabir segera memanggil semua sahabat. Mereka semua minum hingga puas. Setelah itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengangkat tangannya dari bejana itu.

Keluarnya air dari jari jemari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam merupakan salah satu mukjizat yang dikaruniakan Allah Subhanahu Wa Ta'Ala kepada kekasihnya itu.

-----

Suatu hari, suara Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam terdengar lirih.

"Jika suara Rasulullah terdengar lirih, berarti Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam kelaparan," kata Abu Talhah. "Apa kamu punya makanan," tanyanya kemudian kepada Ummu Sulaim.

"Ya aku masih memiliki sepotong roti," kata Ummu Sulaim.

"Kalau begitu bungkus dan berikan kepada Rasulullah," kata Abu Thalhah.

Ummu Sulaim segera membungkus roti itu, ditemuinya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang sedang berada di masjid. Setelah mengucap salam, roti itu kemudian diserahkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Apakah engkau diperintahkan oleh Abu Thalhah?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Benar ya Rasulullah," jawab Ummu Sulaim.

"Apakah kau hendak menghidangkan makanan untuk kami?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lagi.

Ummu Sulaim menggangguk.

-----

"Kebetulan sekali, Teman-teman, mari kita datang ke rumah Abu Talhah," kata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Bukan main kagetnya Ummu Sulaim, dia tidak menyangka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam akan mengajak semua sahabat datang ke rumahnya. Padahal di rumahnya tidak ada lagi makanan. Satu-satunya makanan yang ada hanya sepotong roti itu. Bagaimana mungkin ia hendak menjamu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat.

"Bagaimana ini?" tanya Ummu Sulaim cemas.

"Tenanglah Allah dan rasulnya lebih mengetahui, hibur Abu Thalhah.

Begitu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersama para sahabat sampai di rumah Abu Thalhah, dia menyambut mereka dengan gembira. Dia yakin dengan mukjizat yang dimiliki Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam akan menolongnya.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah.

:memo:Editor : Ustadzah Ratna

:door:MATERI 260:door:

:droplet::droplet::droplet: