Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

๐Ÿ“šOneDayOneShiroh-lll๐Ÿ“—MATERI 76-80 ๐Ÿ“™ *๐Ÿ’ŸMuamalah Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…* ๐Ÿ’Ÿ

๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐ŸŒด๐ŸŒด

๐Ÿ“– *OneDayOneSiroh-III*

๐Ÿ•‹ Materi 76 ๐Ÿ•‹

ุณْู…ِ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

 ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ

๐Ÿ’Ÿ *Muamalah Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…* ๐Ÿ’Ÿ

Mereka tidak puas mendapatkan jawaban Abdul Muthalib. Lantas mereka mengatakan hal ini kepada seseorang yang dianggap pintar. Orang tersebut tinggal di pinggiran kota Syam. Kemudian mereka bersama-sama dengan Abdul Muthalib berangkat menemui orang tersebut. Ketika di perjalanan mereka kehabisan air minum. Saat itu Allah SWT menurunkan hujan di atas tubuh Abdul Mutholib. Namun tidak setetes pun hujan tercurah di atas orang-orang Quraisy. Akhirnya mereka percaya bahwa urusan Zamzam telah ditugaskan khusus kepada Abdul Muthalib.

๐Ÿ’ฐAbdul Muthalib memang orang yang istimewa pada zamannya. Dia juga yang mengasuh Muhammad setelah Aminah ibu Muhammad meninggal. Itulah sebabnya dalam diri Muhammad tumbuh  bakat alami berdagang sejak sangat belia. Rupanya saat diasuh oleh sang kakek, Muhammad banyak melihat berbagai transaksi yang dilakukannya.

๐Ÿ‘‘ Bakat dagang Abdul Muthalib juga diwariskan kepada anak-anaknya. Salah satunya kepada Abdullah.  Sehingga Abdullah bisa menjadi pedagang sukses seperti dirinya.





----

 ☀️Saat itu udara Mekah sedang terik-teriknya. Abdullah bin Abdul Muthalib sedang mempersiapkan perjalanan dagangnya menuju Yatsrib  Madinah. Istrinya Aminah sedang mengandung buah hati mereka.

๐Ÿ˜Sebetulnya Abdullah tidak tega meninggalkan istrinya, namun kewajibannya sebagai seorang suami dan ayah menuntutnya untuk segera melaksanakan niatnya tersebut. Abdullah bertekad untuk segera pulang begitu urusannya di Yatsrib selesai. Ia ingin menunggu istrinya melahirkan.

๐ŸƒNamun di tengah perjalanan pulang, Abdullah jatuh sakit.

"Rasanya aku tidak akan kuat menempuh perjalanan pulang," kata Abdullah kepada kawan-kawannya.

"Berangkatlah kalian, dan sampaikanlah pesan kepada ayahku dan istriku bahwa aku jatuh sakit," kata Abdullah.

"Baiklah, bertahanlah kawan."









----

Teman-teman Abdullah pergi dengan berat hati. Sebenarnya mereka ingin menunggu Abdullah, namun mereka harus segera mengabarkan keadaan Abdullah kepada keluarganya.

๐Ÿฅ€ Tidak lama kemudian Abdullah meninggal dunia. jasadnya dimakamkan di Yatsrib.

๐Ÿ’ฆ Kabar ini diterima oleh Aminah. Dia hanya dapat menangis sambil mengelus-elus bayi dalam perutnya. Air mata jatuh begitu derasnya. Selain bersedih karena ditinggal suami tercinta untuk selamanya, Aminah juga merasa kasihan kepada anak dalam kandungannya.

๐Ÿซ Saat itu Abdullah meninggalkan 5 ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang  budak yang kelak mengasuh anak Aminah.

๐Ÿ•‹ Abdullah bin Abdul Muthalib adalah Ayah dari sosok mulia Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Abdullah sangat giat bekerja. Kekayaan ayahnya tidak membuat Abdullah hidup berfoya-foya. Dia merintis usaha dagangnya sendiri, meski hanya antara Mekah dan Yatsrib.

----

๐Ÿ•‹Seperti para pedagang lainnya, Abdullah membawa barang dagangan dari Mekah untuk dijual di Yatsrib. Barang-barang yang dibawa Abdullah beragam jenis dan jumlahnya. Dia membawa kain, baju besi, dan minyak wangi. Barang-barang ini kemudian dijual di Yatsrib. Setelah barang dagangannya habis terjual, Abdullah lantas meninggalkan Yatsrib. Tidak lupa dia juga membeli beberapa barang di Yatsrib untuk dijual di Mekkah.

๐Ÿ‘ Abdullah bin Abdul Muthalib juga mempunyai usaha lain yaitu beternak. Tidak heran jika ketika wafat ia meninggalkan harta yang lumayan banyak untuk istri dan anaknya.

๐ŸŒ‡Keterampilan Abdullah dalam hal berbisnis ini diwarisi dari kakek dan ayahnya. Didikan kakek dan ayahnya mendorong Abdullah untuk mengikuti jejak kebesaran mereka. Apalagi dia berasal dari keluarga terpandang. Nama besar sang kakek dan sang ayah membuat pelanggannya tertarik kepadanya. Ditambah lagi dia mempunyai keahlian memikat pembeli. Abdullah bin Abdul Muthalib pun semakin dikenal sebagai pedagang antar kota.

๐Ÿ’ฐ Selain Abdullah, ada juga saudara kandungnya yang mewarisi bakat dagang Abdul Muththalib.

----

Muhammad begitu menikmati masa kecilnya di bawah bimbingan sang kakek. Sayang sekali Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkehendak lain. Kesehatan Abdul Muthalib mulai memburuk.

"Wahai anakku, rasanya aku tidak bisa bertahan lagi. Aku titipkan Muhammad kepadamu, sayangilah ia seperti engkau menyayangi anakmu sendiri," ujar Abdul Muthalib dengan nafas tersengal-sengal.

๐Ÿฅ€Tidak lama kemudian Abdul Muthalib menghembuskan nafas terakhirnya. Abu Tholib tidak kuasa lagi menahan tangis. Dia segera memeluk Muhammad yang sejak tadi menangis di sampingnya.

๐Ÿ–ค Muhammad merasakan kesedihan yang sangat dalam. Air matanya mengalir deras, Isak tangisnya mengiris hati.

"Sudahlah Muhammad hapuslah air matamu. Mulai sekarang engkau akan tinggal bersama aku. "Aku akan menyayangimu sepenuh hati," ujar Abu Thalib menenangkan.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya..... InsyaaAllah

 ูˆَ ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

๐Ÿ“Editor:Ustadzah Ratna

๐ŸŒฟ MATERI 80 ๐ŸŒฟ

๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€