Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

๐Ÿ“šOneDayOneShiroh-lll๐Ÿ“—MATERI 56-60 ๐Ÿ“™ ๐Ÿ’Ÿ *Kehidupan Keluarga Rasulullah SAW* ๐Ÿ’Ÿ

๐ŸŒด๐ŸŒด๐ŸŒณ๐ŸŒณ๐ŸŒณ๐ŸŒด๐ŸŒด

๐Ÿ“– *OneDayOneSiroh-III*๐Ÿ“–

๐ŸŒธ Materi 56 ๐ŸŒฟ

ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

 ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ

๐Ÿ’ *Kehidupan Keluarga Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…* ๐Ÿ’

๐ŸŒธ Rukayyah adalah putri kedua Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dengan Khadijah. Dia lahir sebelum masa kenabian. Seorang tokoh yang memiliki sifat murah hati.  Ketika beranjak dewasa ia dinikahkan dengan Utbah bin Abu Lahab. Utbah adalah anak Abu Lahab. Abu Lahab adalah salah satu paman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

๐ŸŒ Ketika Islam turun Rukayyah langsung menyatakan keimanannya. Sementara itu Abu Lahab menentangnya. Abu Lahab memerintahkan putranya untuk memulangkan  Rukayyah.

๐Ÿ’Rukayyah kemudian menikah dengan Utsman bin Affan. Keduanya bahu membahu dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Keduanya ikut dalam rombongan hijrah pertama ke Habasyah. Kemudian ketika turun perintah hijrah ke Madinah, mereka bergegas melaksanakannya.

๐Ÿ’œ Rukayyah selalu sabar menghadapi cobaan. Menjelang terjadinya Perang Badar Rukayyah sakit keras. Sang suami tidak ikut berperang karena ingin merawatnya. Rukayyah menghembuskan nafas terakhirnya dalam pangkuan Utsman bin Affan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat berduka dengan kepergian Rukayyah. Beliau menitikkan air mata ketika jasad putrinya dimasukkan ke liang lahat.

-----

๐ŸŒทUmmu Kultsum adalah adik Rukayyah. Umurnya hanya berbeda sedikit, sehingga mereka seperti anak kembar. Tutur katanya lembut dan perilakunya santun. Ummu Kultsum ikut merasakan perlakuan keji kaum kafir Quraisy. Setelah Rukayyah meninggal, Ummu Kultsum dinikahkan dengan Utsman bin Affan. Pada tahun 9 Hijriyah Ummu Kultsum jatuh sakit dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

๐ŸŒนFatimah adalah Putri keempat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan Khadijah. Wajah dan perawakan Fatimah mirip dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Bahkan cara jalannya pun sama. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat menyayangi Fatimah. Ketika Fatimah berusia 5 tahun terjadilah peristiwa besar dalam kehidupan ayahnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menerima wahyu yang pertama.

๐Ÿ’• Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Fatimah hidup bahagia bersama lelaki sholeh seperti Ali bin Abi Thalib. Keduanya dikaruniai 4 orang anak yaitu Hasan, Husein, Ummu Kultsum, dan Zainab. Fatimah meninggal dunia 6 bulan setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat.

-----

๐ŸŒ… Pagi-pagi sekali Fatimah pergi mengambil air. Masih dengan nafas tersengal-sengal, Fatimah menggiling syair (sejenis padi-padian). Dengan susah payah Fatimah memutar penggilingan. Keringat mulai membasahi dahinya, berkali-kali Fatimah menyeka keringatnya.

๐Ÿ’ฆ Fatimah memandang setumpuk syair yang belum digiling. Perutnya mulai terasa perih. Tanpa terasa air mata mengenang di sudut-sudut matanya. Tiba-tiba Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam datang. "Putriku kenapa engkau menangis?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam sambil memandang lekat Fatimah.

๐Ÿ”นFatimah menyeka air mata yang siap berhamburan dari sudut matanya. Fatimah berusaha tersenyum. "Aku merasa sangat kelelahan dengan semua pekerjaan ini," ujar Fatimah.

"Sini aku bantu,"  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun meraih penggilingan dan syair. Kemudian beliau membantu Fatimah menggiling syair. "Jika Allah subhanahu wa ta'ala menghendaki, niscaya penggilingan itu akan berputar dengan sendirinya untukku, akan tetapi Allah subhanahu wa ta'ala menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan, dihapusnya kesalahan dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat," nasehat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

-----

Fatimah tersenyum sambil mengangguk. Setumpuk syair sudah selesai digiling, kini saatnya dimasak. Dia menyalakan tungku dan memasak.

๐ŸŒทRasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam memandang putrinya penuh kasih. "Fatimah, jika seorang perempuan menggiling tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat," nasehat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lagi.

๐Ÿ˜Fatimah memandang ayahnya penuh kasih, kemudian dia melanjutkan pekerjaannya. Fatimah kembali bersemangat mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa salam kemudian berpamitan. Beliau hendak mengunjungi rumah Aisyah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu mampir terlebih dahulu ke rumah Fatimah. Beliau ingin memastikan keadaan putri tercintanya.

-----

Suatu hari, tersiar kabar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam jatuh sakit.  Fatimah begitu khawatir akan keadaan ayahnya. Fatimah bergegas menuju rumah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

๐ŸšSesampainya di rumah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, tampak beliau sedang terbaring lemah.

⭐️Rasulullah menyadari kedatangan Fatimah. Beliau berusaha bangkit, beliau ingin menyambut kedatangan Fatimah dan mencium keningnya. Selalu seperti itu yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika Fatimah datang.

"Tidurlah Ayah tidak usah bangkit," ujar Fatimah seraya duduk di samping Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

๐ŸŒบRasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tersenyum memandang putri satu satunya yang masih hidup itu. Fatimah perlahan memijat kaki ayahnya.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya..... InsyaaAllah

 ูˆَ ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

๐Ÿ“ Editor : Ustadzah Ratna

๐ŸŒฟ MATERI 60 ๐ŸŒฟ

๐ŸŒบ๐ŸŒน๐ŸŒบ๐ŸŒน๐ŸŒบ๐ŸŒน๐ŸŒบ