Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

๐Ÿ“šOneDayOneShiroh-lll๐Ÿ“—MATERI 46-50๐Ÿ“™ ๐Ÿ’Ÿ *Kehidupan Keluarga Rasulullah SAW* ๐Ÿ’Ÿ

๐ŸŒด๐ŸŒณ๐ŸŒด๐ŸŒณ๐ŸŒด๐ŸŒด๐ŸŒณ

๐Ÿ“– *OneDayOneSiroh-III*๐Ÿ“–

๐ŸŒง Materi 46 ๐ŸŒง

ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

 ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ

๐Ÿ’ *Kehidupan Keluarga Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…* ๐Ÿ’

"Kenapa kamu menangis?" Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sambil membelai kepala anak itu penuh kasih.

๐Ÿ’ฆAnak itu membisu. Dia membenamkan wajahnya di atas kedua lututnya.  Dengan lirih ia terisak. Hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertambah perih.

"Katakanlah kepadaku, Nak! Apa yang terjadi padamu?" kata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lembut.

๐Ÿ’—Anak itu merasa sedikit tentram. Belaian  tangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membasuh luka di hatinya.  Ia mengangkat wajah, memandang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lekat lekat. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tersenyum. Anak itu menghapus air matanya dengan punggung tangan, kemudian pandangannya menyapu lapangan.

"Ayahku sudah meninggal. Ayahku berjuang bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ibuku menikah dengan seorang lelaki. Harta benda kami dirampok orang. Kemudian suami baru Ibu mengusirku. Kini aku sendirian tidak punya siapa-siapa lagi," ujar anak itu sambil terisak.

-----

๐ŸŒง Mata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkaca-kaca. Hatinya pilu mendengar anak malang di hadapannya. "Hari ini semua temanku bergembira, mereka mengenakan baju terbaik, menyantap makanan, dan berkumpul bersama keluarga.  Sedangkan aku tidak punya baju baru, tidak ada makanan, bahkan tidak ada atap untuk berlindung," lanjut anak itu terbata-bata.

๐ŸŒฆ Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam merangkul anak itu.
"Jangan sedihq anakku! Aku pun kehilangan ayah dan ibu ketika masih kecil," hibur Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

๐Ÿ’•Si anak terhenyak kemudian menengadahkan kepala. Dia memandang wajah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang bersinar. "Nak, jika aku menjadi ayahmu, Aisyah menjadi Ibumu, dan Fatimah menjadi saudaramu, apakah kamu akan merasa bahagia?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam sambil membelai kepala anak itu.

๐ŸšAnak itu langsung mengangguk. Kemudian Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menggandeng anak itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membawanya ke rumah Aisyah.

-----

"Terimalah anak ini sebagai anakmu," ujar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Aisyah.

๐Ÿ‘•Aisyah tersenyum, kemudian dia memandikan anak itu dan mengganti bajunya dengan baju yang terbaik. "Sekarang pergilah,Nak, kamu bisa bermain dengan teman-temanmu, setelah puas pulang lah!" ujar Aisyah.

๐Ÿ’–Anak itu berlari menghampiri teman-temannya sambil berdendang riang, kesedihannya lenyap seketika. Kini dia punya keluarga yang mencintainya.

---------------------------
๐Ÿ”†Hadits riwayat Ibnu Majah tentang anak yatim:
"Sebaik-baik rumah kaum muslim ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan atau diasuh dengan baik, dan seburuk rumah kaum muslim ialah rumah yang didalamnya terdapat anak yatim, tetapi anak itu diperlakukan dengan buruk.

-----

๐Ÿ”ธ Zainab berurai air mata. Ia merasa sendiri. Ayahnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sudah hijrah ke Madinah, begitu pula dengan saudara-saudaranya. Zainab tidak bisa ikut berhijrah karena ditahan oleh keluarga suaminya. Suaminya bernama Abdul Azhim Arobi. Suaminya itu belum masuk Islam.

◼️ Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam merasakan hal yang sama dengan Zainab. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat khawatir dengan keselamatan  putri sulungnya yang kini berada jauh darinya. Rasulullah Shallallahu Alaihissalam Wasallam sangat menghawatirkan keislaman Zainab. 

๐Ÿน Pada Perang Badar Abul Ash ikut dalam pasukan kafir Quraisy. Mereka menyerang kaum Muslim di Madinah. Hati Zainab gusar menghawatirkan keselamatan ayah dan saudara-saudaranya. Zainab pun khawatir dengan keselamatan suaminya.

๐Ÿ”น Zainab  mengucap syukur mendengar kabar kaum muslimin memenangkan pertempuran, namun hatinya gundah memikirkan keselamatan suaminya. Hatinya sedikit terobati begitu mengetahui nasib suaminya yang masih hidup dan ditawan kaum muslim.

-----

๐ŸŽZainab mengutus iparnya yang bernama Amr bin Rabi untuk mengantarkan tebusan kepada suaminya. Amir bin Rabi berhasil bertemu dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan memberikan kalung Zainab sebagai tebusan untuk Abul Ash. Hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berdesir menatap kalung di tangannya. Kalung tersebut milik Khodijah istrinya. Kalung itu diberikan kepada Zainab sebagai hadiah pernikahan.

"Maukah kalian membebaskan Abul Ash untuknya dan mengembalikan tebusannya?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada para sahabat.

๐ŸŒบPara sahabat menyetujui. Abul Ash dibebaskan dengan syarat agar melepaskan Zainab dan mengembalikannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan ini karena ingin menyelamatkan aqidah putrinya. Setelah itu Zainab kembali berkumpul dengan ayah tercintanya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun sangat bahagia. Atas izin Allah subhanahu wa ta'ala pada kemudian hari Zainab dan Abul kembali berjodoh. Abul Ash memutuskan untuk masuk Islam dan menikahi kembali Zainab.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya..... InsyaaAllah

ูˆَ ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

๐Ÿ“ Editor : Ustadzah Ratna

☘️MATERI 50 ๐ŸŒบ

☘️๐ŸŒบ☘️๐ŸŒบ☘️๐ŸŒบ☘️