Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 687 - 689 : ๐Ÿ’ŸTelah Dekat Masa Perpisahan๐Ÿ’Ÿ

๐ŸŒด๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐ŸŒด

๐Ÿ“šONE DAY ONE SIROH

๐Ÿ“—MATERI 687๐Ÿ““

ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…ุฏ

๐Ÿ’ŸTelah Dekat Masa Perpisahan๐Ÿ’Ÿ

Para tetangga Abu Bakar mengabarkan, "Ya Rasulullah kami tidak tahu keadaan yang menimpa diri para sahabat di rumah Abu Bakar, kecuali kami hanya mendengar pekik tangis mereka belaka."

Wajah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berubah, seolah ada mendung menutupi wajah beliau. Maka beliau segera berdiri dan pergi menuju ke rumah Abu Bakar. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat masuk, para sahabat yang sedang menangis terkejut. Mereka berhenti menangis, tapi air mata mereka tetap berlinang  saat menatap Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Dengan mata sendu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menatap wajah mereka satu persatu. Setiap orang yang beliau pandang tidak mampu membalas tatapan itu. Mereka menundukkan wajah sambil terisak pelan.

"Apa yang kau tangiskan?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lembut seolah-olah beliau adalah seorang ayah yang sedang berusaha menghibur putra kesayangannya dari kesedihan.

Tidak ada yang mampu menjawab pertanyaan itu. Semuanya saling memandang yang lain atau diam tertunduk.

Akhirnya, Ali bin Abi Thalib menjawab dengan mengajukan sebuah pertanyaan balik. Sebuah pertanyaan yang semua orang di situ mengharapkan kata tidak sebagai jawabannya.

Ali menjawab, "Abu Bakar berkata kepada kami, "Sesungguhnya saya mendengar angin kematian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melalui ayat terakhir ini." Benarkah ayat ini dapat dijadikan bukti akan datangnya kematian engkau?"


------------------------

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam terdiam sesaat, kemudian berkata, "Benarlah Abu Bakar dalam segala apa yang dikatakannya itu. Telah dekat masa kepergianku dari antara kamu semua dan telah datang masa perpisahanku dengan kalian."

Bergetarlah tubuh Ali bin Abu Thalib. Para sahabat gelisah, ketakutan, saat membayangkan hari-hari ke depan tanpa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Merekapun kembali menangis, maka para malaikat dan hewan-hewan di bumi ikut merasakan duka cita mendalam. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memeluk dan menjabat tangan semua yang hadir satu persatu. Beliau ucapkan salam perpisahan, beliau pun menangis sambil memberi nasehat.

------------------------

๐Ÿ”† Tangis Ummu Aiman

Ummu Aiman adalah pengasuh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sejak kecil. Setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat, Abu Bakar mengajak Umar Bin Khattab menengok Ummu Aiman karena dulu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sering melakukannya. Mereka menemukan Ummu Aiman sedang nangis, "Apa yang membuatmu menangis Ummu Aiman? Bukankah engkau tahu bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam?"
Ummu Aiman menjawab, "Aku tahu bahwa apa yang disisi Allah lebih baik bagi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, tetapi aku menangis karena wahyu sudah terputus dari langit." Jawaban Ummu Aiman membuat keduanya terharu sehingga ikut menangis bersama.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya...In syaa Allah.

๐Ÿ“Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ“—MATERI 689๐Ÿ“—

๐Ÿ“•๐Ÿ–‹๐Ÿ“•✏️๐Ÿ“•๐Ÿ–Š๐Ÿ“•