Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 598 - 604 : ๐Ÿ’Ÿ *Cinta Rasulullah SAW kepada Keluarga (3).

๐Ÿ“šONE DAY ONE SIROH

๐ŸŽMATERI 598๐ŸŽ

ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…ุฏ

๐Ÿ’Ÿ Cinta Amr bin Ash kepada Rasulullah๐Ÿ’Ÿ

Najasyi, Raja Habasyah, mengenal dan menghormati Amr bin Ash karena ia biasa bolak balik mempersembahkan hadiah dari para pembesar Mekah. Suatu ketika Najasyipun  memberi Amr bin Ash sebuah nasehat, "Ikutilah Nabimu itu Amr. Sungguh, demi Allah ia ada di atas kebenaran dan akan mengalahkan orang-orang yang menentangnya!"


Maka Amr bin Ash pulang dan bersama Khalid bin Walid menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Wahai Rasulullah," kata Amr,  "Aku akan bersumpah setia kepada anda asal Allah mengampuni dosa-dosa ku yang terdahulu."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Hai Amr, berbaiatlah, karena Islam membantu menghapus dosa dosa sebelum orang memeluk Islam."

Maka Amr bin Ash membuktikan dirinya sebagai Mujahid. Amr bin Ash adalah jendral yang gagah berani, pandai, dan penuh tipu muslihat. Ditangannyalah, pasukan muslim berhasil menaklukan Romawi di Mesir.

Pada tahun ke-43 Hijriyah Amr bin Ash terbaring di tempat tidur menanti kematiannya. Ketika itu ia menjabat sebagai Gubernur Mesir. Kepada keluarga dan orang-orang di sekelilingnya, Amr bin Ash berkata, "Pada mulanya, aku ini seorang kafir dan orang yang amat keras terhadap Rasulullah sehingga seandainya aku mati saat itu pastilah Allah akan memasukkan aku ke neraka.

Kemudian aku berbaiat kepada Rasulullah, maka tidak seorangpun di antara manusia yang lebih ku cintai dan lebih mulia dalam pandanganku daripada beliau. Seandainya aku diminta untuk melukiskannya, maka aku tidak sanggup karena begitu hormatku kepada beliau.  Aku tidak kuasa menatapnya sepenuhnya mataku sehingga seandainya saat itu aku meninggal , besar harapanku untuk menjadi penduduk surga."

๐Ÿ”†Bejana Allah di Bumi

Kebutuhan seorang saudara Muslim haruslah dianggap sebagai kebutuhan kita sendiri  atau bahkan lebih penting lagi. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah mempunyai bejana di bumi-Nya, yakni hati atau qalbu kita. Bejana yang paling disukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah yang paling bersih, dan paling kuat, serta paling baik. Paling bersih dari dosa-dosa, paling kuat dari keimanan, dan paling baik terhadap saudara-saudaranya."

-------------------------------

๐Ÿ’ŸCinta Zubair bin Awwam kepada Rasulullah๐Ÿ’Ÿ

Ketika memeluk Islam, Zubair bin Awwam masih berusia muda 12 tahun. Walau ia masih remaja dan merupakan putra bangsawan terpandang,  zubair tidak luput dari penyiksaan orang-orang Quraisy.  Ia disekap dalam sebuah kurungan yang kemudian dipenuhi asap yang kemudian membuat paru-parunya terasa meledak.

"Tolaklah olehmu Tuhan Muhammad itu, nanti ku lepaskan kamu dari siksa ini."
Namun tantangan itu dijawab Zubair, "Tidak demi Allah aku tidak akan kembali kepada kekafiran buat selamanya!"

Zubair tumbuh menjadi Mujahid yang tangguh,  kecintaan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam terhadap Zubair begitu dalam dan beliau sangat membanggakannya. Beliau bersabda,"Setiap Nabi mempunyai pembela dan pembelaku adalah Zubair bin awwam."

Zubair termasuk keluarga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam karena ia adalah suami dari Asma bin Abu Bakar, saudara kandung Bunda Aisyah. Zubair yang pandai berdagang dan pemurah membelanjakan semua hartanya dijalan Allah. Hasan bin Tsabit melukiskan Zubair bin Awwam dalam syairnya yang indah.

"Ia berdiri teguh menepati janjinya kepada Nabi dan mengikuti petunjuknya. Menjadi pembelanya, sementara perbuatan sesuai dengan perkataannya. Ditempuhnya jalan yang telah digunakannya, tidak hendak menyimpang. Bertindak sebagai pembela kebenaran karena itulah jalan yang paling baik."

Zubair yang gandrung untuk mati syahid, akhirnya menemui cita-citanya. Ia ditusuk oleh seorang bodoh saat sedang sholat menghadap Allah. Ali bin Abi Tholib mencium pedang Zubair sambil berkata, "Demi Allah pedang ini sudah banyak berjasa. Digunakan oleh pemiliknya untuk melindungi Rasulullah dari marabahaya."

๐Ÿ”† Jika Mencintai Saudara
Suatu ketika Abdullah bin Umar melihat-lihat ke kanan dan kekiri di hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika ditanya Rasulullah,  Abdullah menjawab, "Ada seseorang yang kucintai dan aku sedang mencari-carinya, tapi aku tidak melihatnya."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Jika engkau mencintai seseorang, tanyakan namanya, nama ayahnya, dan tempat tinggalnya. Maka jika dia sakit, kunjungi dia, dan jika sibuk bantulah dia."


-------------------------------

 ๐Ÿ’Ÿ Cinta Thalhah bin Ubaidillah kepada Rasulullah๐Ÿ’Ÿ

Suatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi Salam menatap wajah para sahabatnya, beliau tersenyum lalu bersabda,  "Siapa yang suka melihat seorang laki-laki yang masih berjalan di muka bumi, padahal ia telah memberikan nyawanya, maka hendaklah ia melihat Thalhah...!"

Tidak ada kegembiraan yang diharapkan para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam selain kata-kata ini. Karena itu tidak heran jika hati Thalhah bin Ubaidillah sangat tenteram menjalani hidup sampai akhir hayatnya karena ia termasuk orang yang di gembirakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan surga.

Kekuatan Iman Thalhah terlihat dalam Perang Uhud ketika pasukan muslim dihantam habis-habisan oleh Quraisy. Thalhah menoleh dan ia terkejut melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjadi sasaran empuk serangan bergelombang pasukan musuh.  Dari jauh,  dilihatnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bercucuran darah dari pipi terlihat beliau menderita kesakitan yang amat sangat. Thalhah marah dan ia naik pitam. Dengan mengambil jalan pintas ia melompat ke tempat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berada. Di situ ia melihat hal yang paling ditakutinya: pedang-pedang Quraisy yang menyambar-nyambar ke arah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Maka, Thalhah berdiri bagai sepasukan tentara dan menghalau setiap serangan yang datang tanpa memperdulikan dirinya lagi.

Jika orang menyebut Perang Uhud,  Abu Bakar selalu berkata, "Itu adalah harinya Thalhah. Aku adalah orang yang mula-mula mendapatkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Yang pertama dikatakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepadaku dan Abu Ubaidillah bin Jarrah adalah, "Tolonglah saudaramu, Thalhah!" Kamipun  menengok Thalhah dan mendapati ada lebih dari 70 luka tusukan  tombak,  sabetan pedang,  dan tancapan panah,  ditambah satu anak jarinya putus. Maka kami segera merawatnya dengan baik."

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Alah

๐Ÿ”† Orang Mukmin dan Orang Munafik

Orang mukmin yang mulia selalu menampakkan dalam dirinya sifat-sifat baik yang ada pada saudaranya agar kalbunya bisa menjadi sumber kemuliaan, kasih sayang dan kehormatan. Akan halnya orang munafik yang berakhlak buruk, dia senantiasa memperhatikan berbagai kesalahan dan kekeliruan orang lain

-------------------------------------------

๐Ÿ’ŸCinta Hudzaifah bin Yaman kepada Rasulullah๐Ÿ’Ÿ

Hudzaifah bin Yaman adalah hseorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang terus-menerus mempelajari orang-orang jahat yang munafik. Ilmunya itu ia terima langsung dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Hudzaifah berkata, "Orang-orang menanyakan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang kebaikan, tetapi saya menanyakan kepada beliau tentang kejahatan karena takut terlibat didalamnya."

Hudzaifah pernah bertanya, "Wahai Rasulullah dulu kita berada dalam kejahiliyahan dan diliputi kejahatan, lalu  Allah mendatangkan kepada kita kebaikan ini, apakah di balik kebaikan ini ada kejahatan?"

"Ada." jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Kemudian apakah setelah kejahatan masih ada kebaikan?"

"Memang, tetapi kabur dan penuh bahaya," sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lagi.

"Apa bahaya itu ya Rasulullah?"

"Yaitu segolongan umat mengikuti sunnah yang bukan sunnahku dan mengikuti petunjuk yang bukan petunjukku. Kenalilah mereka olehmu dan laranglah!"

"Kemudian setelah kebaikan tersebut, masihkah ada lagi kejahatan?"

"Masih," jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "Yakni para tukang seru di pintu neraka. Barangsiapa menyambut seruan mereka, akan mereka lemparkan ke dalam neraka!"

Hudzaifah pun menjadi seorang ahli, yang mampu membaca tabiat dan air muka seseorang. Walau hanya sekilas melihat wajah seseorang , ia dapat menyelidiki rahasia-rahasia yang tersembunyi di dalam hatinya.

Ada suatu peristiwa yang membuat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat menyayangi Hudzaifah dalam Perang Uhud yang kacau, ayah  hudaifah terbunuh tanpa sengaja oleh seorang muslimah. Namun Hudzaifah memaafkannya, bahkan uang diyat yang dibayarkan kepadanya dibagi-bagi banyak untuk kaum muslimin.

๐Ÿ”†Alasan yang Dibuat-buat
 Suatu hari, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memergoki seseorang yang sedang mencela orang lain, padahal kemarin iya memuji orang yang dicelanya itu. Ketika ditanya orang itu mengemukakan alasan yang dibuat-buat.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Alasan yang dibuat-buat itu sama dengan sihir." Pada saat lain Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,  "Mencaci-maki dan berdalih adalah cabang kembar kemunafikan.

---------------------------------------------

๐Ÿ’ŸCinta Saad bin Muadz kepada Rasulullah๐Ÿ’Ÿ

Kecintaan Sa'ad bin Muadz kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak terkira besarnya
 dalam Perang Khandaq, sebatang panah menembus urat nadi ditangannya. Ketika ia dirawat, Saad bin Muadz yang begitu besar  sayangnya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berdoa, "Ya Allah jika dari peperangan dengan Quraisy ini masih ada peperangan lain yang Engkau sisakan,maka panjangkanlah umurku untuk menghadapinya karena tidak ada golongan yang ingin kuhadapi selain kaum yang telah menganiaya, mendustakan, dan mengusir Rasul-Mu.
Dan seandainya Engkau telah mengakhiri perang diantara kami dengan mereka,  jadikan kiranya musibah yang telah menimpa diriku sekarang ini sebagai jalan untuk menemui Syahid."

Doa Saad bin Muadz terkabul. Setelah Perang Khandaq tidak ada lagi pertempuran dengan Quraisy karena tidak lama setelah itu, Mekah takluk dengan damai.

Maka,luka yang diderita Saad semakin lama semakin parah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam datang dan melihat sahabat yang sangat mencintainya itu sedang menghadapi maut. Maka beliaupun meraih kepala Saad bin Muadz dan menaruhnya di pangkuan beliau sambil berdoa, "Ya Allah Saad telah berjihad di jalan-Mu. la telah membenarkan Rasul-Mu dan telah memenuhi kewajibannya. Maka, terimalah rohnya dengan sebaik-baiknya cara Engkau menerima roh."

Doa itu menentramkan roh Saad. Dengan susah payah dibukanya mata dan berharap kiranya wajah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang terakhir kalinya dilihat selagi hidup ini. Harapan itu terkabul. Ditatapnya wajah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam penuh kasih lalu diucapkannya salam terakhir,  "Salam atasmu, wahai Rasulullah!  Ketahuilah bahwa aku bersaksi bahwa Anda adalah Rasul utusan Allah."

Dengan air mata berlinang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membalas, "Kebahagiaan bagimu wahai Abu Amr."

๐Ÿ”† Mengunjungi Saudara

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan agar kita mengunjungi sesama muslim. Dalam hadis riwayat Muslim,  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Ada seorang laki-laki yang hendak mencari saudaranya di sebuah desa. Allah mengutus malaikat untuk mengikutinya, kemudian malaikat bertanya, "Akan pergi ke manakah engkau?" "Aku ingin menemui saudaraku di desa ini." jawab orang itu.  Malaikat bertanya lagi, "Apakah engkau mengharapkan pemberiannya ?" Orang itu menjawab, "Tidak, aku hanya mencintaimu karena Allah."

------------------------------------
 ๐Ÿ’ŸCinta Habib bin Zaid kepada Rasulullah๐Ÿ’Ÿ

Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masih hidup ada seseorang bernama Musailamah yang mengaku-ngaku sebagai nabi. Maka ia menulis surat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,"Dari Musailamah Rasulullah kepada Muhammad Rasulullah, ketahuilah bahwa saya telah diangkat sebagai rekan anda. Maka kita bagi dua bumi ini, separuh untuk anda dan separuh untuk saya."

Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengutus Habib bin Said untuk menyampaikan surat balasan. Alangkah bangganya Habib karena pilihan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam jatuh kepadanya. Musailamah membaca surat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang berbunyi "Bismillahirrohmanirrohim dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah si pembohong. Salam bagi orang yang mengikuti petunjuk. Ketahuilah, bahwa bumi ini adalah milik Allah, diwariskan kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya,  sedang kemenangan akan berada di pihak orang-orang yang Taqwa."

Musailamahpun murka. Ia memerintahkan agar Habib disiksa habis-habisan. Setelah itu dikumpulkannya seluruh rakyatnya. Di hadapan mereka, Musailamah yang kejam itu bertanya kepada Habib yang tubuhnya penuh dengan siksaan, "Apakah kamu mengakui bahwa Muhammad itu utusan Allah?"

----------------------------------------

 ๐Ÿ’ŸCinta Habib bin Zaid kepada Rasulullah๐Ÿ’Ÿ

"Benar," jawab Habib mantap, "Saya mengakui bahwa Muhammad itu utusan Allah."

"Dan kamu mengakuiku sebagai utusan Allah?"

"Tidak pernah saya mendengar hal seperti itu!" jawab Habib tenang.

Dengan wajah memerah Musailamah memerintah algojo agar menusuk Habib dan memotong-motong tubuhnya.  Selama siksaan itu sampai ajalnya, Habib bin Zaid mengulang-ulang Senandung suci "Lailahaillallah muhammadarrasulullah, ..."

Atas izin Allah, kelak Nusaibah binti Ka'ab, ibunda Habib memenuhi janjinya untuk membunuh Musailamah bersama para Mujahid lain dalam perang Yamamah.

๐Ÿ”†Cermin Bagi yang Lain

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Orang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lainnya." Maksud hadits ini adalah agar seorang mukmin mengetahui kekurangan dirinya sendiri dari kekurangan yang ada pada diri saudaranya. Hal ini lebih manjur daripada bercermin pada diri sendiri.


๐Ÿ“Editor:Ustadzah Ratna

๐ŸŒŸMATERI 604

๐ŸŒŸ๐Ÿ’ซ๐ŸŒŸ๐Ÿ’ซ๐ŸŒŸ๐Ÿ’ซ๐ŸŒŸ๐Ÿ’ซ๐ŸŒŸ