Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba اللّهُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 457 - 478 : ❤️Rahmat dan Kebaikan Rasulullah❤️

🌴🌴🕋🌴🌴🕋🌴🌴

📘ONE DAY ONE SIROH📘

▶️MATERI 457◀️


❤️Sikap Memberi Maaf dan Kebebasan❤️

Memaafkan orang yang telah menyakiti kita adalah sebuah sikap yang diajarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliau yang memaafkan Abu Sufyan padahal orang itu telah menghina dan menganiaya beliau sampai keterlaluan. Beliau juga memaafkan penduduk kota Thaif, padahal mereka melempari beliau dengan batu sampai darah beliau bercucuran. Bukan itu saja, ketika Jibril menawarkan diri untuk menimpakan gunung kepada penduduk Thaif, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menolaknya dan justru mendoakan kebaikan buat mereka.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga memaafkan si budak hitam yang membunuh pamannya Hamzah bin Abdul Muthalib dengan cara pengecut. Dengarlah penuturan Wahsyi bin Harb sendiri.

"Sesudah penaklukan kota Mekah dan Thaif, Saya berangkat sampai akhirnya saya tiba di tempat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam maka beliau terus memperhatikan saya yang tetap berdiri tepat dihadapan kepala beliau sambil mengucapkan syahadat dengan sungguh-sungguh. Setelah beliau mengenali saya, beliau  menegur, "Wahsyi kah engkau?"

"Betul ya Rasulullah," jawab saya.

"Duduklah!" beliau mempersilahkan.

 "Ceritakan kepadaku Bagaimana ketika engkau membunuh Hamzah."


---------------------------------


Lalu, aku ceritakan kepada beliau. Dan setelah habis ceritaku, maka kata beliau,

"Celaka engkau! Sembunyikan wajahmu dariku sehingga aku tak lagi melihatmu!"

"Maka akupun selalu menghindar dari pandangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sehingga beliau tidak melihat aku sampai Allah memanggil beliau kehadirat-Nya."

Begitulah cara Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menahan keinginan untuk membalas dendam dan memilih untuk memaafkan. Padahal ketika itu para sahabat yang juga sangat menyayangi Hamzah lebih suka melihat darah Wahsyi mengalir sebagaimana dulunya mengalirkan darah Hamzah dengan tombaknya.

 Allah berfirman,

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh." (Quran Surat Al-A'raf : 199)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjelaskan arti wahyu di atas dengan sabdanya,

"Hubungi orang yang memutuskan kamu dan beri maaf orang yang menganiaya dirimu."

Rasulullah selalu bersegera mengerjakan semua pekerjaan yang dapat beliau kerjakan dan tidak menundanya sampai keesokan harinya. Beliau  tidak memerintah orang mengerjakan sesuatu sebelum ia sendiri mengerjakan terlebih dahulu


--------------------------


❤️Rahmat dan Kebaikan Rasulullah❤️

Satu lagi sifat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang tidak ditemukan pada pahlawan terbesar dari manapun adalah kasih sayang dan kebaikan beliau kepada fakir miskin. Beliau bersabda, "Sesungguhnya kebaikan itu menuntun menuju surga. Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya kamu disayangi oleh siapa saja yang ada di langit. Allah tidak menyayangi orang yang tidak sayang kepada sesama. Orang-orang yang pengasih, mereka disayangi oleh Allah yang Maha Pengasih, rahmat itu hanya akan dicabut dari seseorang yang tiada berbudi."

Kasih sayang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam merata kepada setiap orang. Kebaikan hati beliau bukan hanya sampai kepada orang-orang beriman tetapi juga kepada mereka yang masih musyrik. Namun dari semua itu, orang-orang fakir dan orang-orang lemah adalah manusia-manusia yang paling dekat kepada hati beliau yang besar dan penuh kasih.

Bunda Aisyah meriwayatkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berdoa,

"Ya Allah hidupkanlah aku sebagai seorang miskin, matikanlah aku sebagai seorang miskin, dan kumpulkanlah aku dalam golongan orang-orang miskin."

"Mengapa ya Rasulullah?" tanya bunda Aisyah.

Sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, "Karena sesungguhnya mereka itu masuk surga 40 tahun lebih dulu sebelum orang-orang kaya. Hai Aisyah janganlah engkau menolak orang miskin meski dengan sebiji kurma. Cintailah orang miskin dan dekatkan mereka kepadamu niscaya Allah mendekatkan kamu kepadanya pada hari kiamat."

----------------------


Hidup Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu berhubungan dengan orang-orang fakir. Apa pun yang ada di dalam rumah dan tangan beliau adalah untuk mereka.

Suatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sedang duduk bersama para sahabatnya, lewatlah seorang laki-laki berpakaian Indah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya, "Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?"

"Dia adalah laki-laki bangsawan, demi Allah jika orang seperti ini meminang sepantasnya dinikahkan dan jika memberi pertolongan terimalah pertolongannya," jawab sahabat.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam diam saja. Tidak lama kemudian lewatlah seorang laki-laki berpakaian sederhana. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya lagi, "Bagaimana pendapatmu mengenai orang ini?"

------------------------



Para sahabat menjawab dia seorang laki-laki muslim yang fakir. Demi Allah orang seperti ini jika meminang sepatutnya jangan dinikahkan, jika memberi pertolongan jangan diterima pertolongannya, jika berbicara jangan didengar kata-katanya.

Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Orang inilah yang lebih baik daripada sepenuh bumi dibandingkan orang pertama."

Beliau selalu merasa gembira jika orang-orang fakir berkumpul ke tempat beliau. Seringkali orang-orang Quraisy justru menghina beliau karena beliau demikian hormat kepada orang miskin dan karena beliau mau pergi bersama-sama mereka ke Masjidil Haram.

Orang-orang Quraisy itu mencemooh, "Orang-orang macam ini kah yang diberi anugerah oleh Allah, sementara kita tidak."

Namun tidak ada yang bisa menghalangi kasih sayang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada fakir miskin. Abdullah bin Amru bin Ash pernah melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masuk di masjid. Di tempat itu beliau duduk bersama orang-orang fakir dan menggembirakan mereka dengan surga yang akan mereka peroleh.



------------------------

Tampaklah wajah mereka begitu bahagia. Semua duka seolah terusir dari hati mereka buat selama-selamanya. Maka Abdullah berkata sambil menundukkan kepala, "Saya sedih sekali karena tidak termasuk salah seorang dari mereka."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah melihat Sa'ad bin Abi Waqqash bersikap sombong terhadap orang-orang miskin. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menegurnya. Beliau mengatakan bahwa apapun yang Sa'ad peroleh baik berupa kekayaan atau kemenangan perang, tidak lain adalah jasa orang-orang fakir itu jua.

Sabda beliau, "Carilah untukku orang-orang yang lemah diantara kamu karena sesungguhnya kalian mendapat rezeki dan kewenangan tidak lain adalah lantaran orang-orang lemah dari kalian."

Sahabat sirohku apa yang dikatakan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam kemudian terbukti saat benar-benar memimpin pasukan orang-orang fakir dan lemah itu untuk menaklukkan negara adikuasa Persia. Ia menaklukkan tentara Persia yang dipimpin Rustum dan menduduki negeri para Kaisar. Padahal sebelumnya, sebagian bangsa Arab adalah rakyat jajahan Persia.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah berdoa, "Ya Allah aku hamba-Mu yang menderita fakir yang penuh harap, yang memohon perlindungan yang takut kepadamu, yang mengakui semua dosa. Aku meminta sebagaimana orang miskin meminta kepada-Mu. Aku berlutut sebagaimana seorang berdosa lagi hina berlutut kepada-Mu. Aku mohon sebagaimana hamba yang takut penuh penyerahan kepada-Mu dengan bercucuran air mata, yang membungkukkan tubuhnya tanda kehinaan, yang mendekatkan dirinya ke bumi tanda penghambaan."

-------------------------------

Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ingat kepada seorang laki-laki hitam dia bertanya kepada orang-orang, Apa yang dikerjakan orang itu sekarang?" Orang-orang menjawab, "Dia telah meninggal dunia ya Rasulullah."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Mengapa kalian tidak memberi tahu aku?"

Maka orang-orang itu menceritakan kehidupan si laki-laki hitam. "Dia itu begini dan begitu," demikian kata mereka. Cerita orang-orang itu merendahkan kedudukan si almarhum.  Namun Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Tunjukkan kepadaku kuburnya?" maka Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mendatangi kubur orang hitam itu dan menshalatkannya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam benar-benar berjuang untuk membebaskan budak dan mengangkat derajat mereka. Sebelum diangkat menjadi rasul, beliau pernah mempunyai seorang hamba sahaya yang kemudian menjadi sahabat besar, Zaid bin Haritsah. Saking sayangnya Rasulullah Sallallahu  Alaihi Wasallam kepada Zaid, beliau membebaskan Zaid dengan memilih ikut beliau atau kembali pulang bersama ayahnya yang sudah lama tidak ditemui. Zaid memilih ikut Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Zaidlah yang diangkat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjadi panglima perang melawan Romawi di Mu'tah. Jarang sekali dalam sejarah ada bekas budak yang diangkat menjadi seorang panglima perang melawan sebuah negara yang sangat kuat.

-----------------------------------

Rasulullah tidak cuma menyayangi Zaid, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga mengasihi putra Zaid, Usamah bin Zaid. Beliau  juga mengangkat Usamah yang baru berusia 18 tahun untuk melawan Romawi. Padahal dalam pasukan itu banyak sekali para sahabat yang jauh lebih tua dan berpengalaman. Demikianlah, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengangkat derajat seorang hamba menjadi seorang yang sangat terhormat sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Abu Hurairah meriwayatkan  bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Apabila seseorang dari kamu sekalian dihidangi makanan oleh pelayannya,  Maka kalau pelayan itu tidak kamu ajak duduk bersama, berilah dia 1 atau 2 suap makanan itu."

Muawiyah bin Suwaid berkata, "Kami anak-anakmu Muqrim yang pada masa hidup Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hanya mempunyai seorang pelayan saja. Ketika salah seorang diantara kami menempelengnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Merdekakanlah dia!"

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa yang suka menyebutkan keunggulan nama Allah seperti tahlil, takbir, dan tahmid, maka semua bacaan itu akan menari-nari di sekitar Arasy Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan berdengung seperti lebah menyebut nama pemiliknya. Tidakkah kamu ingin memiliki sesuatu yang jadi penyebutnya?"

-----------------------------------------------

Abu Mas'ud berkata, "Pernah saya memukul seorang budak saya dengan cambuk.Maka terdengar oleh saya sebuah suara dari belakang ternyata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam."
Beliau mengatakan, "Ketahuilah hai Abu Mas'ud sesungguhnya Allah itu lebih berkuasa atas dirimu daripada kekuasaan atas budak ini."

Begitu sayang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada sesama, sampai beliau tidak tahan jika ada orang memanggil budaknya dengan sebutan, Amaati (wahai hamba perempuanku) atau Abdi (wahai hamba laki-lakiku). Beliau segera melarang kaum muslimin mengucapkan kata-kata itu.

Beliau mengajarkan para sahabat mengucapkan panggilan wahai Fataatii (Wahai pemudiku) atau Fataaya (wahai pemudaku) kepada para budak mereka.

Pendidikan dari Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam ini yang mempercepat proses pembebasan para budak dan mempercepat persamaan antara manusia untuk mengalahkan rasa angkuh kesukuan dan kebanggsaan yang lazim berlaku pada saat itu.

Al Ma'ruf bin Suwaid berkata, "Pernah saya melihat Abu Dzar mengenakan pakaian indah dan budaknya begitu juga. Maka saya tanyakan hal itu kepadanya." Jawab Abu Dzar sama dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: "Mereka adalah saudara-saudara kalian yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala serahkan mereka ke dalam tanggungan kalian. Maka barangsiapa menanggung saudaranya, hendaklah ia memberinya makan seperti yang dia makan, memberinya pakaian seperti yang dia pakai, dan jangan membebani mereka pekerjaan yang melampaui kemampuan mereka."

------------------------------------

"Maka jika kamu bebani mereka, bantulah mereka menanggung beban nya."

Anas bin Malik pelayan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata, "Setelah melayani Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selama 20 tahun tidak sekalipun beliau mengucapkan kepadaku, "Hus."

Demikianlah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam setiap hari bergaul dengan orang-orang miskin, para pelayan, dan budak-budak. Beliau mengajak mereka berbicara, memenuhi undangan mereka, melayat mereka yang sakit, mengantarkan jenazah, dan melakukan shalat atas mereka.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga menetapkan untuk mengambil sebagian harta Baitul Maal guna membebaskan para budak, setelah budak itu dibebaskan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membantunya pula agar ia tidak bergantung kepada orang lain.

Arti zuhud yang sebenarnya bukanlah tidak suka kepada dunia atau menghindar dari kehidupan. Zuhud adalah tidak terpengaruh oleh segala macam keindahan dan kesenangan dunia, tidak boleh cenderung pada dunia, meski dunia itu selalu digunakan dalam kehidupan setiap hari. Kehidupan dunia hanyalah perantara atau wasilah bagi hidup abadi di akhirat, dunia boleh dipakai tetapi tidak boleh menghanyutkan.

-----------------------------------

Kasih sayang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam begitu luas. Tidak hanya kepada manusia tetapi juga kepada binatang, banyak sekali kebiasaan kejam orang Arab jahiliyah terhadap binatang yang beliau hapuskan. Orang Arab biasa memotong bagian tubuh binatang mereka hidup-hidup untuk mereka panggang dan makan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengharamkan hal itu.

Orang Arab jahiliyah juga sering menoreh unta mereka hidup-hidup untuk diambil darahnya dan dimasak, atau membelah punuk unta dan mengambil lemaknya untuk dimakan.

Mereka juga suka memberi cap pemilik dengan besi panas pada hewan-hewan ternak. Semua penganiayaan itu dilarang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Untuk memberi cap Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberi keringanan kepada pemilik ternak bahwa mereka harus mencari alat yang tidak membuat sakit dan membubuhkan capnya pada bagian tubuh yang  tidak merasakan sakit.

Dalam perlombaan memanah, orang Arab juga mempunyai kebiasaan untuk membidik binatang hidup. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam melarangnya. Beliau juga melarang orang memotong ekor kuda. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam senantiasa akan memberi nasihat agar manusia takut kepada Allah mengenai perlakuan mereka terhadap binatang. Beliau bersabda, "Ada seseorang perempuan masuk ke dalam neraka karena seekor kucing yang diikat, kucing itu tidak diberi makan dan tidak dia biarkan memakan binatang kecil. Ada pula seseorang yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing yang kehausan dengan menggigit terompahnya yang berisi air dari dalam sumur."

 ---------------------------------------

Para sahabat pernah  bertanya, "Ya Rasulullah benarkah bahwa kita sesungguhnya mendapat pahala dalam memperlakukan binatang?"

Jawab Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, "Pada setiap hati yang basah ada pahalanya."

Beliau juga melarang kebiasaan jahiliyah yang menjadikan punggung binatang sebagai podium untuk berpidato. Beliau bersabda, "Allah telah menundukkan binatang bagi sekalian tidak lain agar dia mengantarkan kamu sampai ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya melainkan dengan kesukaran-kesukaran yang memayahkan diri."

Abdurrahman bin Abdullah berkata, "Ketika kami dalam perjalanan bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam salah seorang dari kami mengambil anak burung humarah. Kemudian induknya datang sambil menciap ciap. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun menghampiri kami dan bersabda, "Siapa yang menyusahkan burung ini lantaran anaknya? Kembalikan anak burung itu pada induknya."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melarang membunuh binatang kalau tidak untuk dimakan kecuali binatang yang sangat berbahaya. Dilarang pula memikulkan beban yang terlalu berat ke punggung binatang sehingga ia tidak mampu membawanya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Apabila kamu melihat 3 orang mengendarai seekor hewan lemparlah mereka, sehingga salah seorang dari mereka turun."

----------------------------------

 Sudah tentu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sayang sekali kepada anak-anak. Wajah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu cerah berseri jika melihat seorang anak atau berpapasan di jalan dengan anak-anak. Jika berjumpa dengan anak-anak para sahabatnya dia tarik mereka ke dalam rengkuhan kedua tangan beliau yang halus dan hangat. Sambil melakukan itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tampak sangat gembira.

Dia juga selalu mengucapkan salam jika melewati anak-anak. Jabir bin Sumarah  meriwayatkan sebuah hadis yang mengisahkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah melewati suatu tempat dan disitu dia melihat beberapa anak sedang berlomba lari. Beliau melihat dan bergabung dengan mereka dan ikut pula berlomba.

Jika Rasulullah Shalallahu Wassalam sedang menaiki kendaraan dan bertemu seorang anak yang berjalan sendiri, di ajak anak itu ke atas untanya. Jika melihat ada anak yang bersedih hati, beliau hibur anak itu, beliau naikkan ke atas unta dan beliau ajak jalan-jalan sehingga duka di hati semua anak terhapus.

----------------------------------

Terhadap anak-anaknya sendiri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah seorang ayah yang sangat baik. Anas bin Malik pernah menjadi pelayan di rumah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata, "Dia tidak pernah melihat ada orang yang lebih baik hati terhadap keluarga dan anaknya, dibandingkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam."

Usamah bin Zaid yang ketika  berumur 18 tahun sudah diangkat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjadi seorang panglima perang melawan pasukan Romawi pernah menuturkan pengalaman indah masa kecilnya. Kala kecil, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam pernah menarik aku, lalu mendudukkan aku di atas pahanya. Al Hasan, cucu beliau didudukan di atas paha yang lain. Sesudah itu beliau merapatkan kedua paha beliau dan berdoa "Ya Allah rahmatilah mereka berdua karena sesungguhnya aku sayang pada mereka."

Dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas ia berkata suatu hari seorang anak kecil bangsa Yahudi yang menjadi pembantu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam terserang penyakit, kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjenguknya. Lalu ia duduk di dekat kepalanya dan berkata, "Masuklah agama Islam," anak itu menoleh kepada ayahnya untuk meminta izin darinya. Lalu Ayahnya berkata, "Taatilah Abu Qasim (Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam)." Akhirnya anak itu mau memeluk Islam kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam keluar seraya berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari  api neraka."

-----------------------

Seorang Arab badui yang datang berkunjung ke Madinah amat heran melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menciumi cucu-cucu beliau dan anak-anak para sahabatnya. Orang itu bernama Al Aqra bin Habis. Ia pun berkata, "Sesungguhnya saya mempunyai 10 orang anak tapi tak seorangpun dari mereka yang pernah saya cium sama sekali."

Bukan hanya orang badui itu saja yang heran para sahabat beliau sendiri pun merasa heran.  Apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada saat itu bukanlah merupakan hal yang lazim. Bunda Aisyah meriwayatkan ada seorang Arab badui datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat ketika ia melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menciumi cucu-cucunya, orang Arab itu berkata, "Apakah tuan-tuan sekalian menciumi anak-anak? Kami tidak pernah mencium mereka."

Maka jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "Dapatkah aku memberimu manakala Allah telah mencabut rasa belas kasihan dari hatimu?"

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak ingin para sahabat memiliki perasaan yang kaku dan keras. Menyayangi anak-anak adalah teladan  yang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berikan agar para pengikutnya berhati lembut dan penyayang.
Seorang Arab badui yang datang berkunjung ke Madinah amat heran melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menciumi cucu-cucu beliau dan anak-anak para sahabatnya. Orang itu bernama Al Aqra bin Habis. Ia pun berkata, "Sesungguhnya saya mempunyai 10 orang anak tapi tak seorangpun dari mereka yang pernah saya cium sama sekali."

Bukan hanya orang badui itu saja yang heran para sahabat beliau sendiri pun merasa heran.  Apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada saat itu bukanlah merupakan hal yang lazim. Bunda Aisyah meriwayatkan ada seorang Arab badui datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat ketika ia melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menciumi cucu-cucunya, orang Arab itu berkata, "Apakah tuan-tuan sekalian menciumi anak-anak? Kami tidak pernah mencium mereka."

Maka jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "Dapatkah aku memberimu manakala Allah telah mencabut rasa belas kasihan dari hatimu?"

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak ingin para sahabat memiliki perasaan yang kaku dan keras. Menyayangi anak-anak adalah teladan  yang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berikan agar para pengikutnya berhati lembut dan penyayang.

-------------------------

Namun tidak selamanya kasih sayang menimbulkan keramahan, keceriaan, senang, dan bahagia. Orang dengan perasaan yang lembut seperti Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga menemukan bahwa kasih sayang seringkali berupa air mata dan kesedihan, ini tentu tidak mengurangi keagungan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Ketika salah seorang anak dari putri beliau meninggal dunia Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam mengangkat cucunya itu. Nafas beliau tersengal-sengal menahan sedih. Kemudian bagai hujan air mata membanjir menuruni pipi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Para sahabat merasa heran maka Sa'ad bin Ubadah pun bertanya, "Ya Rasulullah apa ini? Mengapa engkau menangis hanya karena kematian seorang cucu lagipula bukankah engkau mengajarkan kami agar tabah menerima cobaan?"

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Ini adalah Rahmat yang Allah jadikan dalam hati hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang pengasih diantara hamba-hamba-Nya."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengingatkan orang-orang dewasa untuk menjaga kata-kata dan sopan santun dalam majelis yang dihadiri anak-anak kecil.
Thabrani meriwayatkan dari Sahl bin Sa'ad bahwa Rasulullah bersabda dalam suatu majelis tidak boleh ada yang duduk di antara ayah dan anaknya.

---------------------------------------

Sa'ad bin Ubadah jatuh sakit. Orang-orang memberitahu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam beliau segera ke rumah Sa'ad untuk menjenguk. Namun ketika beliau sampai, tubuh Sa'ad bin Ubadah telah ditutupi dengan selimut istrinya.

"Sudah meninggal?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Belum, Ya Rasulullah," jawab orang-orang di situ.

Maka, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Tidakkah kalian mendengar bahwa Allah tidak akan menyiksa lantaran air mata ataupun kesedihan hati. Akan tetapi, Allah akan menyiksa lantaran ini." Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menunjuk lidah beliau.

Kasih sayang Rasulullah Shallallahu Alaihi  Wasallam bukan terbatas kepada para sahabatnya saja. Kepada musuh pun beliau menunjukkan kasih sayangnya. Pernah beliau mendengar ada beberapa anak kecil yang terbunuh di dalam barisan musuh seusai menjalani sebuah pertempuran dengan pasukan muslim.

Beliau pun tampak sangat berduka. Melihat beliau seperti itu, para sahabat bertanya heran, "Mengapa Tuan berduka cita, ya Rasulullah? Padahal mereka itu anak-anak orang yang musyrik?"

----------------------------------

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam marah mendengarnya. Beliau bersabda, "Sesungguhnya anak-anak itu lebih baik daripada kalian, mereka itu masih suci, maka janganlah kamu sekali-kali membunuh anak-anak! Janganlah kamu sekali-kali membunuh anak-anak!"

Al Bukhari meriwayatkan hadits dari Jabir bin Abdullah yang berkata, "Ada sesosok jenazah diusung dalam suatu iringan melewati kami. Melihat hal itu, berdirilah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sehingga kami pun ikut berdiri. Ketika iringan itu lewat, kami berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya itu adalah jenazah seorang Yahudi."

"Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Bukankah ia seorang manusia juga? Apabila kamu melihat iringan jenazah berdirilah."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjelaskan apabila seorang memasak makanan dan baunya sampai tercium oleh tetangga, tetapi tidak dibagikannya masakan itu kepada tetangga, maka hilanglah barokah makanan itu.

----------------------------

Suatu ketika para sahabat yang sudah sangat jengkel kepada musuh-musuh Islam meminta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengutuk para musuh itu. Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab dengan agung, "Aku datang bukan sebagai seorang pengutuk tetapi sebagai seorang penyampai kasih sayang."

Abdullah bin Ubay bin Salul adalah seorang pemimpin kaum munafik di Madinah walau di depan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ia bermanis-manis, di belakang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ia sering mencela, mencemooh, bahkan pernah mengajak 300 orang pasukan mundur pada saat kritis menjelang perang uhud.

Disamping itu banyak peristiwa lain yang menunjukkan keburukan Abdullah bin Ubay antara lain menuduh Bunda Aisyah sebagai wanita yang tidak baik.

Namun ketika Abdullah bin Ubay meninggal, anaknya yang mengetahui kemunafikan sang ayah memohon kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam agar beliau yang membungkus tubuh ayahnya itu dengan baju yang beliau kenakan.

Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengabulkan permintaan itu. Dia pun pergi ke kubur Abdullah bin Ubay dan hendak melaksanakan shalat jenazah, untuk Abdullah bin Ubay ketika itulah Umar Bin Khattab berseru, "Ya Rasulullah Apakah tuan akan melaksanakan shalat atas Ibnu Ubay ini? Padahal dia pernah berkata begini dan begitu?"

----------------------

Umar terus mengulangi kata-katanya itu sampai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tersenyum dan bertanya, "Apa yang kamu maksud kata-kata buruk mengenai aku wahai Umar?"

 Umar menuturkan, "Maka setelah banyak kata-kata yang saya sampaikan kepada beliau, akhirnya beliau berkata, "Sesungguhnya aku disuruh memilih untuk mendoakan orang ini atau tidak. Aku pun memilih mendoakannya. Sekiranya aku tahu bahwa kalau aku lebih dari 70 kali berdoa lalu ia diampuni dosanya, niscaya aku akan mohonkan ampun lebih dari itu." Setelah bersabda begitu beliau lalu pergi.

Jadi meski sudah turun firman Allah yang mengatakan bahwa didoakan atau tidak, kaum munafik tetap tidak akan diampuni dosanya.  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang penyayang tetap memilih mendoakan ampunan untuk mereka.

Begitulah betapa banyak para  sahabat yang berlomba-lomba menunjukkan sifat kasih sayangnya, namun tidak seorangpun dari mereka yang bisa menjangkau luas dan dalamnya kasih sayang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada sesama.

Rasulullah Shalallahu Wassalam mengingatkan agar dalam pergaulan hendaklah kita bersabar dengan tingkah laku teman sepergaulan. Bersabda beliau, "Seorang mukmin yang bergaul dengan sesama manusia dan sabar serta tabah menahan sifat dan tingkah laku teman bergaul nya adalah lebih baik daripada orang mukmin yang tidak mau bergaul dengan sesamanya dan tidak pula sabar menderita siksaan karena tingkah laku mereka."
 (Hadist riwayat Tirmidzi)

--------------------------------------

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah orang yang paling fasih dalam berkata-kata. Para sahabat pernah berterus terang di hadapan beliau, "Kami tidak pernah mengetahui seseorang yang lebih baik daripada Tuan."

Dengan rendah hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, "Dan mengapa tidak? Sedang Al-Quran itu benar-benar telah diturunkan lewat lidahku, lidah Arab yang terang."

Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menerangkan bahwa kefasihan beliau disebabkan beliau dibesarkan di pedesaan Bani Sa'ad yang murni bahasanya, dan karena beliau lahir di lingkungan Quraisy yang indah tutur katanya. Beliau juga mampu bicara kepada tiap kabilah dengan dialek bahasa masing-masing dengan tutur kata yang menyenangkan, mengandung pengertian menyeluruh serta menawan hati pendengarnya.

Bunda Aisyah menuturkan "Susunan kata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidaklah seperti susunan kata kamu sekalian, akan tetapi beliau berbicara dengan perkataan yang terang dan jelas mudah dihafal oleh siapapun yang beliau hadapi."

Para penyair Arab terkenal dengan kefasihannya, orang Arab telah menuliskan syair-syair terbaik dalam tinta emas yang digantungkan pada dinding Ka'bah di antara para penyair yang paling disegani baik semasa jahiliyah maupun setelah islam adalah Abu Bakar As Siddiq. Namun pada suatu hari Abu Bakar bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. "Sebenarnya saya telah berkeliling ke seluruh negeri Arab dan saya telah mendengarkan semua penyair. Namun tidak seorangpun yang lebih fasih daripada engkau. Siapakah kiranya yang mengajari tuan?"

----------------------------------------

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, "Allah yang mengajariku, aku diajari Nya dengan sangat baik."

Ibnu Abbas yang masih remaja pernah dibonceng di atas unta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sambil memperdengarkan sabda beliau yang indah. "Hai anak muda peliharalah Allah, niscaya engkau dapati Dia dihadapanmu."

"Kenalilah Allah pada saat bahagia niscaya dia akan kenal kepadamu pada saat sengsara. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah  jika memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah, karena sesungguhnya sekalipun semua hamba Allah sepakat melakukan sesuatu kepadamu yang tidak Allah tulis untuk dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya."

Dalam semua pergaulan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat ramah dan menjaga perasaan serta nama baik sesama manusia. Beliau berlemah lembut dalam  berhubungan dengan orang lain. Dalam satu keterangan dijelaskan,  "Tahukah kamu siapa yang diharamkan bagi mereka bagi neraka?" Para sahabat menjawab, "Allah dan rasulNya lebih tahu."
Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "Mereka adalah orang yang mudah bergaul lemah lembut dan suka beramah tamah."

-----------------------------




Kita lanjutkan besok ya kisahnya...In syaa Allah.

🖋Editor : Ustadzah Ratna



🔺🔵🔺🔵🔺🔵🔺🔵🔺