Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 331 - 339 : Abu Jandal & Abu Bashir

๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช

๐ŸฅžONE DAY ONE SIROH๐Ÿฅž

๐Ÿ‹MATERI 331๐Ÿ‹


๐Ÿ•ŒSaling Tukar Utusan ๐Ÿ•Œ

Kedua pihak kini saling memikirkan langkah selanjutnya. Orang Quraisy sudah siap berperang namun mereka mengirim dulu Budail bin Warko dan beberapa orang ke perkemahan kaum muslimin. Tujuan Budail  untuk berunding sekaligus mengetahui kekuatan lawan.


Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada Budail, " Sesungguhnya kami datang bukan untuk memerangi seseorang, tetapi untuk melakukan haji. Rupanya orang-orang Quraisy sudah buta akibat peperangan. Jika mereka menghendaki damai dan membiarkan kami berhaji berarti mereka masih punya nyali. Tetapi jika mereka menghendaki perang maka demi Allah aku pasti akan melayani mereka sampai aku menang atau Allah menentukan lain," "Akan kusampaikan perkataanmu ini kepada mereka," kata Budail.

Namun orang Quraisy belum puas. Mereka mengirim Hulais bin Al Qamah. Melihat kedatangan Hulais dari jauh, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "itu adalah Hulais,  Dia berasal dari kaum yang sangat menghormati hewan kurban. Lepaskanlah hewan hewan kurban kita. Melihat banyaknya hewan kurban Hulais terharu,  "Tidak selayaknya orang-orang Quraisy menghalangi mereka memasuki Masjidil Haram.

Hulais kembali dan Mengatakan agar kaum muslimin tidak dihalangi orang-orang Quraisy marah kepadanya maka mereka mengirim urwah bin Mas'ud sebagai utusan ketiga.

Urrwah pun bertemu Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang memegangi janggut Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sambil bicara. Namun setiap kali itu pula al mughiroh, salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menepis tangan nya. Padahal sebelum masuk Islam Al Muniroh sering dilindungi Urwah. Kecintaan al-mughirah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membuatnya tidak bisa membiarkan Urwah menyentuh beliau walau hanya sesaat. Setelah jelas mengetahui maksud kedatangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Urwah pun kembali.

"Wahai saudaraku Quraisy," demikian kata Urwaj, " aku pernah menemui Kaisar dari kisra. Demi Allah tidak pernah kulihat seorang raja yang begitu dilakukan seperti para sahabat Muhammad mengagungkannya. Setiap kali Muhammad berwudhu para sahabat berebut menyediakan airnya. Setiap ada helai rambut Muhammad jatuh mereka akan mengambilnya dan aku tidak akan diserahkan kepada orang lain walau harus mati. Terimalah tawaran Muhammad."


Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah ๐Ÿ˜Š

๐Ÿ“’Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“’

✍️Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ‹MATERI 331๐Ÿ‹

๐ŸŒฝ๐Ÿน๐ŸŒฝ๐Ÿน๐ŸŒฝ๐Ÿน๐ŸŒฝ๐Ÿน๐ŸŒฝ

------------------------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช

❤️ONE DAY ONE SIROH❤️

๐ŸŒนMATERI 332๐ŸŒน


๐Ÿ“œIkrar Ridhwan๐Ÿ“œ

Orang-orang Quraisy masih belum mau menerima kedatangan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan kaum muslimin. Kini rasulullah yang mengirim utusan. Tadinya beliau memerintahkan Umar Bin Khattab. Namun Umar berkata, "Saya khawatir orang Quraisy akan menindak saya mengingat di Mekkah tidak ada pihak Bani Adi yang akan melindungi saya. Quraisy sudah cukup mengetahui permusuhan saya dan tindakan tegas saya kepada mereka. Saya ingin menyarankan orang yang lebih baik dalam hal ini daripada saya yaitu Utsman bin Affan.

Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengutus menantunya Utsman bin Affan. Tugas Usman adalah berusaha meyakinkan bahwa kaum muslimin benar-benar berniat melaksanakan Haji. Usman pun memasuki Mekah di bawah perlindungan (jiwar) aban bin said. Melihat Usman para pemimpin Quraisy berkata, " Ustman, kalau nggak mau ber tawaf di Ka'bah berthawaflah."

"Aku tidak akan melakukannya sebelum Rasulullah berthawaf," jawab Usman. Kedatangan  kami kemari hanya untuk berziarah ke rumah suci dan memuliakannya. Kami ingin menunaikan kewajiban ibadah di tempat ini. Kami telah datang membawa binatang kurban setelah disembelih kami pun akan kembali pulang dengan damai."

" Tapi kami telah bersumpah bahwa kalian tidak boleh masuk ke Mekkah tahun ini," bantah  seorang Pembesar Quraisy.

Terjadilah perdebatan seru yang alot tidak ada yang mau mengalah, masing-masing melontarkan argumen. Akibatnya lama sekali Utsman bin Affan tidak kembali. Kaum muslimin pun sudah sangat gelisah. Mereka takut Utsman dibunuh secara licik. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengumpulkan para sahabatnya dibawa sebatang pohon. Mereka semua bersumpah setia untuk tidak meninggalkan tempat itu sebelum membalas kematian Utsman bin Affan ra kemudian disebut baiat Ridwan. Allah menurunkan firman-nya

"Allah sudah rela sekali terhadap orang-orang beriman tatkala mereka berikrar kepadamu di bawah pohon Allah telah mengetahui isi hati mereka lalu diturunkannya kepada mereka rasa ketenangan dan memberi balasan kemenangan kepada mereka dalam waktu dekat ini (Quran surat al-fath 48 ayat 18)

Benarkah Utsman bin Affan terbunuh?


Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah ๐Ÿ˜Š

๐Ÿ“•Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“•

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

๐ŸŒนMATERI 332๐ŸŒน

๐Ÿ„๐Ÿƒ๐Ÿ„๐Ÿƒ๐Ÿ„๐Ÿƒ๐Ÿ„๐Ÿƒ๐Ÿ„

---------------------------------------

๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸšƒONE DAY ONE SIROH๐Ÿšƒ

๐Ÿ›ถMATERI 333๐Ÿ›ถ


๐Ÿ“ Perjanjian Hudaibiyah ๐Ÿ“

Alangkah leganya kaum muslimin ketika tidak lama sesudah itu, Utsman bin Affan kembali ke perkemahan dalam keadaan selamat. Sungguh pun begitu ikrar Ridhwan tetap berlaku sebagai tanda kesetiaan dan secara umat Islam. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahagia sekali dengan kekompakan umatnya sebab terlihat jelas eratnya hubungan kasih sayang sesama mereka. Selain itu nyata sekali terlihat bahwa kaum muslimin sangat besar keberaniannya. Mereka bersedia menghadapi maut tanpa ragu-ragu lagi.

Utsman bin Affan berhasil meyakinkan orang Quraisy bahwa kaum muslimin benar-benar ingin berhaji.  Namun, karena Quraisy sudah mengirim Khalid bin Walid dengan membawa Panji perang, Mereka takut orang akan mengatakan bahwa mereka adalah penakut jika mengizinkan kaum muslimin memasuki Mekah.

Maka perundingan pun berlanjut terus. Kali ini suhail bin Amr menjadi juru runding Quraisy. Setelah lama berunding, akhirnya disepakati lah beberapa hal penting berikut:

 ๐Ÿ“ Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam harus pulang tahun ini dan bisa berhaji tahun depan. Saat itu kaum muslimin tidak boleh membawa senjata kecuali pedang yang disarungkan. Orang Quraisy tidak boleh menghalangi dengan cara apapun.

๐Ÿ“ Gencatan senjata selama 10 tahun tidak boleh ada yang menyerang pihak manapun.

๐Ÿ“ Selama 10 tahun itu, barang siapa yang ingin bergabung dengan kaum muslimin dipersilahkan. Begitu juga yang ingin bergabung dengan Quraisy.  Jika ada suku yang telah menggabungkan diri diserang oleh pihak yang lain itu berarti perang.

 ๐Ÿ“ Siapa pun orang Quraisy yang bergabung kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tanpa izin walinya maka ia harus dikembalikan. Sementara itu siapapun dari pihak Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang bergabung dengan Quraisy tidak boleh dikembalikan lagi.

Perjanjian ini kemudian dikenal dengan nama perjanjian hudaibiyah, terjadi pada tahun ke-6 Hijriyah atau 628 masehi. Setelah perjanjian ini, Bani Khuzaah langsung bergabung dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.Sementara itu lawannya, Bani bakr bergabung dengan pihak Quraisy.

Sahabat sirohku, ada sahabat yang terang-terangan tidak menyetujui isi perjanjian itu ia mengira isi perjanjian itu telah menunjukkan kekalahan kaum muslimin. Benarkah demikian?
Siapakah sahabat itu?


Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah ๐Ÿ˜Š

๐Ÿ“—Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“—

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ›ถMATERI 333๐Ÿ›ถ

๐Ÿšž๐Ÿ›ค๐Ÿšž๐Ÿ›ค๐Ÿšž๐Ÿ›ค๐Ÿšž๐Ÿ›ค๐Ÿšž

CHANNEL MUTE, [01.07.17 22:57]
๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸšŽONE DAY ONE SIROH๐ŸšŽ

๐Ÿš™MATERI 334๐Ÿš™


๐Ÿ“Ketidakpuasan Umar๐Ÿ“

Sahabat itu adalah Umar bin Khatab.Ketidakpuasannya ini ditunjukkan setelah terjadi insiden saat penulisan perjanjian. Saat itu Ali Bin Abi Thalib ditugasi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk menulis perjanjian itu.

"Tulislah Bismillahirohmanirohim!" Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Ali.

"Stop!" seru Suhail.  Nama Arrohman dan arrohim ini tidak kukenal. Tulislah dengan bismika allahumma (dengan nama-mu Ya Allah)"

"Tulislah dengan nama-mu Ya Allah," Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Ali.

"Lalu, tulislah:  "Ini adalah perjanjian damai yang ditetapkan antara Muhammad Rasulullah dengan suhail Bin Amr."

Namun delegasi Quraisy itu kembali menolak. "Jika kami mengakui bahwa engkau Rasulullah, tentu kami tidak akan memerangi mu.  Karena itu tulislah namamu dan nama ayahmu."

"Baik. Hapuslah kata Rasulullah. Tulislah Muhammad bin Abdullah," sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Namun seperti para sahabat yang hadir Ali Bin Abi Thalib sudah memuncak kemarahannya kepada delegasi Quraisy itu sehingga ia berkata, "Tidak ya Rasulullah!" Demi Allah aku tidak Sudi menghapus kata itu."

Akhirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sendiri yang menghapus kata-kata itu. Melihat hal itu Umar Bin Khattab berkata kepada Abu Bakar yang duduk disampingnya, "Bukankah dia itu Rasulullah?"

"Memang betul," jawab Abu Bakar.

"Bukankah kita ini orang-orang Islam?"

"Memang betul!"

"Bukankah mereka itu orang-orang musyrik?"

"Memang betul!"

"Lalu Mengapa kita mau direndahkan dalam soal agama kita?" seru Umar berapi api.

Abu bakar menenangkan Umar dengan kata-kata tegas," Umar duduklah di tempatmu aku bersaksi bahwa dia Rasulullah."

Namun hampir semua sahabat berpendapat seperti Umar. Mereka merasa agama mereka telah dilecehkan dengan perjanjian ini. Bukan saja mereka gagal berhaji tahun ini tetapi juga harus menerima bahwa orang musyrik itu seolah merendahkan Allah dan rasulnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Kemudian terjadilah sebuah peristiwa yang membuat para sahabat semakin tidak menyukai perjanjian ini.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah ๐Ÿ˜Š

๐Ÿ“˜Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“˜

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿš™MATERI 334๐Ÿš™

✈️๐Ÿ›ฉ✈️๐Ÿ›ฉ✈️๐Ÿ›ฉ✈️๐Ÿ›ฉ✈️

-----------------------------------------------
๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช

๐ŸžONE DAY ONE SIROH๐Ÿž

๐Ÿง€MATERI 335๐Ÿง€


๐Ÿ“Kisah Abu Jandal๐Ÿ“

Belum lagi kering tinta perjanjian itu, tiba-tiba muncul Abu jandal. Pemuda itu adalah anak suhail bin Amr si perunding Quraisy. Para sahabat sangat terkejut menyaksikan kedua kaki abu jandal dalam keadaan Terbelenggu sehingga ia berjalan tertatih-tatih. Rupanya ia berhasil melepaskan diri dari Mekah dan hendak menggabungkan diri dengan saudara saudara muslimnya.

Namun begitu melihat anaknya itu, Suhail berseru,"Ini adalah orang pertama yang ku tuntut Agar engkau mengembalikannya."

"Kami tidak melanggar isi perjanjian ini sampai kapanpun, : jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam demi Allah Kalau begitu aku tidak akan menuntutmu karena sesuatu apapun kata Suhail.

Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Kalau begitu berilah dia jaminan perlindungan karena aku."

 "Aku tidak akan memberinya jaminan perlindungan karena dirimu," tukas suhail.

"Lakukanlah!" pinta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lagi

"Aku tidak akan melakukannya," jawab Suhail.

Suhail melangkah cepat ke arah abu jandal dan memukul keras keras anaknya itu. Suhail  mencengkram kerah baju Abu jandal dan menyeretnya untuk dikembalikan kepada Quraisy. Abu jandal berseru, Semua orang muslim, Apakah aku akan dikembalikan kepada orang-orang musyrik yang akan menyiksaku karena Agamaku ini?"

Kau Muslimin merasa geram. Hampir hampir saja kaki mereka bergerak untuk datang melawan perjanjian sudah ditandatangani.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Wahai Abu jandal Bersabarlah dan tabahlah karena Allah akan memberikan jalan keluar kepadamu dan orang-orang yang terzalimi seperti dirimu. Kami sudah mengukuhkan perjanjian dengan mereka.  Kami telah membuat perjanjian persetujuan dengan mereka atas peristiwa seperti ini dan mereka pun sudah memberikan sumpah atas nama Allah kepada kami. Maka kami tidak akan melanggarnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melihat kesekeliling dan menangkap wajah pengikutnya yang tampak sangat tidak puas. Hal inilah yang membuat para sahabat tidak menuruti perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sesaat setelah itu.


Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah ๐Ÿ˜Š

๐Ÿ“™Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“™

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿง€MATERI 335๐Ÿง€

๐Ÿฅ–๐Ÿฅ๐Ÿฅ–๐Ÿฅ๐Ÿฅ–๐Ÿฅ๐Ÿฅ–๐Ÿฅ๐Ÿฅ–

--------------------------------------------------------
๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช

๐ŸˆONE DAY ONE SIROH๐Ÿˆ

๐Ÿ MATERI 336๐Ÿ 


✉️Nasihat Ummu Salamah✉️

Rosululloh Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian bersabda "Bangkitlah dan sembelihlah hewan qurban!" Para sahabat Saling pandang. Apa? jadi Rasulullah Shalallahu Alaihi Salam menganggap bahwa mereka telah selesai berhaji? Bukankah mereka sama sekali belum bertawaf? Bahkan belum sama sekali melihat Ka'bah? Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengulangi perintahnya Sampai Tiga Kali. Tidak ada satupun sahabat yang beranjak. Semua diam termangu atau menunduk. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memerhatikan wajah mereka. Bahkan Ali Bin Abi Thalib dan Umar Bin Khattab juga menolak.

Dengan perasaan gundah, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masuk ke dalam tenda Ummu Salamah diceritakannya semua kelakuan para sahabat kepada istrinya itu. Ummu Salamah mengerti betul Betapa kecewanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Kemudian Ummu Salamah mengajukan sebuah saran yang menunjukkan kecerdasan dan kebijaksanaannya, persis seperti yang dulu dilakukan oleh Bunda Khotijah untuk membangkitkan Rasulullah Shalallahu  Alaihi Wasallam dalam masa-masa sulit penuh kegelapan.

" Wahai Rasulullah Apakah engkau ingin mereka melaksanakan perintah itu?" tanya Ummu Salamah. "Keluarlah tetapi jangan berbicara sepatah katapun kepada salah seorang dari mereka. Sembelihlah ternak kurban anda sendiri, Lalu panggilan tukang cukur dan bercukurlah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian keluar tanpa bicara sepatah kata pun dia melaksanakan saran dari Ummu Salamah. Setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyembelih kurban dan bercukur segera saja para sahabat melakukan hal yang sama. Suasana yang tadinya murung penuh kebingungan, kini berubah menjadi ceria. Suara gembira para sahabat terdengar saat menyembelih kurban dan saling bergantian mencukur rambut. Sebagian ada yang mencukur rambut dan sebagian lain hanya memangkas rambut.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Salam tersenyum dan Bersyukur kepada allah karena telah memberinya seorang istri yang begitu cerdas dan bijak. "Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang mencukur rambut," doa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Sebagian orang yang mendengarnya jadi gelisah. Mereka pun bertanya dan mereka yang berpangkas rambut Ya Rasulullah?

Apa jawaban Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam?

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah ๐Ÿ˜Š

๐Ÿ“šKisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“š

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ MATERI 336๐Ÿ 

๐Ÿ›๐ŸŒณ๐Ÿ›๐ŸŒณ๐Ÿ›๐ŸŒณ๐Ÿ›๐ŸŒณ๐Ÿ›

-------------------------------------------------------------------
๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

๐Ÿ•ฐONE DAY ONE SIROH๐Ÿ•ฐ

๐Ÿ–ฅMATERI 337๐Ÿ–ฅ


๐Ÿ–‹Para Wanita Mukminah๐Ÿ–‹

"Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang bercukur rambut," doa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lagi. Para sahabat masih gelisah, mereka bertanya lagi, "dan mereka yang berpangkas rambut, Ya Rasulullah?

"Dan  mereka yang ber pangkas rambut, "jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam akhirnya

"Rasulullah, mengapa doa buat yang bercukur saja yang dinyatakan, bukan buat yang berpangkas rambut?"

"Karena mereka sudah tidak ragu-ragu," demikian jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Umar Bin Khattab sangat menyesal karena sempat menyangsikan keputusan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam perjanjian hudaybiyah. Apalagi setelah itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membacakan surat al-fath yang menegaskan bahwa dalam perjanjian itu Allah telah memberi kemenangan yang nyata. Legalah hati Umar mendengar firman Allah ini.

Umar berkata, "Setelah itu, aku terus-menerus melakukan berbagai amal, sedekah Shaum sholat dan berusaha membebaskan diri dari apa yang telah kulakukan saat itu. Aku selalu dibayangi kelakuan itu. Aku selalu berharap semoga semua itu merupakan kebaikan."

Tidak lama setelah mereka tiba kembali di Madinah datanglah serombongan wanita mukmin yang melarikan diri dari Quraisy. Kemudian menyusul lah para wali mereka yang menuntut agar wanita wanita itu dikembalikan sesuai dengan perjanjian hudaybiyah. Namun Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menolaknya karena dalam perjanjian itu tidak disebutkan bahwa kaum wanita termasuk mereka yang harus dikembalikan.

Dalam Al Quran surat Al mumtahanah membenarkan tindakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ini.  Dalam surat yang sama pula Allah memerintahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk mengatakan janji setia kepada para mukminah itu. Mereka harus berjanji tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, tidak berzina, tidak membunuh anak anaknya, tidak berbuat dusta, dan tidak akan mendurhakai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Para mukminah itu pun menerimanya.

Nah Apa yang akan terjadi pada abu jandal dan para Mukmin lain yang senasib dengannya?

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah ๐Ÿ˜Š

๐Ÿ““Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ““

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ–ฅMATERI 337๐Ÿ–ฅ

⌚️๐Ÿ•ถ⌚️๐Ÿ•ถ⌚️๐Ÿ•ถ⌚️๐Ÿ•ถ⌚️

---------------------------------------------------------------------
๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

๐Ÿ‹ONE DAY ONE SIROH๐Ÿ‹

๐ŸŒฎMATERI 338๐ŸŒฎ


๐Ÿ“Abu Bashir๐Ÿ“

Ada satu orang lagi yang mempunyai nasib seperti abu jandal namanya Abu Basir. Ia datang ke Madinah dan minta agar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mau menerimanya, Namun, belum lama ia menikmati hidup sebagai muslim yang merdeka di Madinah, datanglah surat dari Azhar Bin Auf dan akhnas bin syariq yang ditujukan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, yakni meminta agar Abu Bashir dikembalikan. Surat itu dibawa oleh seorang laki-laki dari bani Amir yang disertai seorang budak.

" Abu Basir," sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Kita telah membuat perjanjian dengan pihak mereka seperti yang sudah kau ketahui. Penghianatan menurut agama kita tidak dibenarkan. Semoga Allah membuat engkau dan orang-orang Islam yang ditindas bersamamu memperoleh kelapangan dan jalan keluar. Pulanglah engkau kembali ke dalam lingkungan masyarakatmu.

" Rasulullah," kata Abu Bashir, "Saya akan dikembalikan kepada orang-orang musyrik yang akan menyiksa saya karena agama saya ini."

Namun, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mengulangi kata-kata beliau tadi. Akhirnya, Abu Basir pun dibawa oleh kedua orang tadi. Di dzulhulaifah, belum jauh dari Madinah, mereka beristirahat dan makan kurma.

Abu Bashir berkata kepada orang dari bani Amir, "Demi Allah aku ingin sekali melihat pedangmu yang bagus itu, hai fulan."

Tanpa curiga utusan Quraisy itu menghunuskan pedang dan memperlihatkannya kepada Abu Basir sambil berkata, "Boleh, demi Allah memang ini adalah benda yang bagus. Ia sudah cukup kenyang Malang melintang bersamaku."

"Tolong Perlihatkan kepadaku, Aku ingin melihat dan memeriksanya, ? kata Abu Basir.

Begitu pedang itu ada di tangannya, Abu Bashir menusukkannya ke utusan  Quraisy itu sampai meninggal dunia. Seketika itu juga budak yang menyertai mereka berlari ke Madinah sambil berteriak-teriak. Budak itu Terus Berlari memasuki masjid. Melihat kehadirannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Sepertinya orang itu sedang ketakutan.

Budak itu berlari ke hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam sambil berkata "Teman Tuan membunuh teman saya, saya pun agaknya akan dibunuhnya pula."

Apakah yang akan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lakukan?

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah ๐Ÿ˜Š

๐Ÿ“”Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“”

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

๐ŸŒฎMATERI 338๐ŸŒฎ

๐Ÿ๐ŸŒฝ๐Ÿ๐ŸŒฝ๐Ÿ๐ŸŒฝ๐Ÿ๐ŸŒฝ๐Ÿ

-----------------------------------------------------------------
๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸONE DAY ONE SIROH๐Ÿ

๐ŸคMATERI 339๐Ÿค


๐Ÿ“Kelompok Abu Bashir๐Ÿ“

Tidak lama kemudian datanglah Abu Bashir dengan membawa pedang terhunus. Abu basir tahu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat teguh memegang perjanjian. Jika saat itu ia menetap di Madinah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pasti akan memulangkannya kembali. Maka Abu Bashirpun berkata, "Rasulullah, jaminan Tuan sudah terpenuhi dan Allah sudah melaksanakannya buat tuan. Tuan menyerahkan saya ke tangan mereka dan dengan agama saya ini saya tetap bertahan supaya saya jangan dianiaya atau dipermainkan karena keyakinan agama saya ini."

Setelah berkata begitu Abu Basir pergi meninggalkan Madinah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tahu maksud Abu Basir. Beliaupun memandang kagum orang itu karena keberaniannya. Dalam hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengharapkan Abu Bashir mempunyai anak buah.

Sesuai dugaan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Abu basir tidak kembali ke Mekah ia pergi ke daerah Al Ish. Tempat itu adalah jalur perdagangan Quraisy menuju Syam, tepat du tepi laut. Kepergian Abu Basir ke daerah ini didengar oleh kaum muslimin yang tinggal di Mekah. Mereka juga mendengar betapa kagumnya Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam pada keberanian Abu Bashir. Maka diam-diam 70 muslim yang selama ini hidup tertindas di Mekah pergi menyusul Abu Bashir. Abu jandal tentu saja berada diantara mereka itu.

Ketika mereka tiba, kaun muslim yang tertindas itu mengangkat Abu Bashir sebagai pemimpin. Mulai sejak itulah mereka menyerang setiap kafilah dagang Quraisy yang lewat.

Ini berbahaya! Sangat berbahaya! gerutu seorang pemimpin Quraisy, "Kita tidak bisa menyalahkan Muhammad karena para pengikutnya itu tidak lari ke Madinah! Mau tidak mau kita harus meminta Muhammad menampung mereka ke Madinah agar jalur dagang kita aman!"

"Tapi itu tidak sesuai dengan perjanjian hudaybiyah, " jawab yang lain.

" Kita terpaksa mengalah, tidak ada jalan lain, bukan!

Akhirnya orang Quraisy meminta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menerima Abu Bashir dan pasukannya. Mereka sadar bahwa orang yang imannya sangat kuat lebih berbahaya daripada membebaskannya. Dengan demikian, gugurlah Salah satu isi perjanjian yang mengatakan bahwa orang muslim yang melarikan diri dari Quraisy harus dikembalikan. Kini setiap muslim Mekah bisa bergabung setiap saat dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya di Madinah. Ini adalah salah satu tanda kemenangan kaum muslimin.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah


๐Ÿ“’Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur๐Ÿ“’

๐ŸคMATERI 339๐Ÿค

๐Ÿฅ๐Ÿฃ๐Ÿฅ๐Ÿฃ๐Ÿฅ๐Ÿฃ๐Ÿฅ๐Ÿฃ๐Ÿฅ