Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba اللّهُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 301 - 305 : 💥Bani Nadhir Terusir💥

🌶ONE DAY ONE SIROH🌶

🍎MATERI 301🍎


💥Bani Nadhir Terusir💥

Huyya bin akhtab pemimpin Bani nadhir mengirimkan utusan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk mengatakan, "Kami tidak akan keluar dari tempat tinggal kami berbuatlah menurut kehendakMu!"

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya bertakbir dan berangkat ke perkampungan Bani nadhir bendera pasukan diserahkan kepada Ali bin Abi Tholib, sedangkan pemerintahan Madinah dipercayakan kepada Ibnu Ummi maktum.

Duabelas malam lamanya pasukan muslim mengepung dan bertempur. Orang-orang Bani nadhir bertempur dengan gigih dari rumah ke rumah. Setiap kali sebuah rumah sudah tidak bisa dipertahankan mereka robohkan rumah itu dan mundur ke rumah berikutnya. Namun, bantuan yang dijanjikan Abdullah bin Ubay tidak juga tiba. Untuk lebih menekankan lawan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan agar para sahabat menebangi dan membakar kebun kebun kurma Bani nadhir.

Orang-orang Bani nadhir memprotes keras, "Muhammad! Tuan melarang orang berbuat kerusakan. Tuan cela orang yang berbuat begitu akan tetapi, mengapa pohon pohon kurma ditebangi dan dibakar?"

Kemudian turunlah firman Allah Subhanahu wa ta'ala untuk menjawab kata-kata Yahudi itu,

"Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma milik orang-orang kafir atau yang kamu biarkan tumbuh berdiri di atas pokoknya maka semua itu adalah atas izin Allah dan karena dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik (Quran surat al-hasyr 59 ayat 5)

Setelah itu, pertempuran tidak berlangsung lebih lama semangat orang-orang Yahudi pun luruh, berserakan seperti dedaunan kering. Mereka pun membuat pernyataan menyerah. "Muhammad kami siap hengkang dari Madinah."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberi mereka kesempatan untuk pergi dengan membawa segala harta yang dapat dimuat ke atas seekor unta. Sisanya disita kaum muslimin termasuk senjata dan perlengkapan perang sebanyak 50 Baju besi dan 340 bilah pedang menjadi milik kaum muslimin.

Hanya 2 orang Yahudi yang memiliki Islam, Yamin bin Ahmad dan Abu Saad bin Wahab. Harta kedua orang ini dikembalikan kepada mereka.

Perang Bani nadhir ini terjadi pada bulan Rabiul awal tahun 4 Hijriyah Agustus 625 masehi. Setelah Terusir Bani Nadhir pindah ke khaibar. Dari sana mereka meneruskan tindakan memusuhi kaum muslimin dengan gigih. Merekalah yang kemudian menghasut dan mendorong Quraisy mengerahkan pasukan yang sangat besar untuk menyerang Madinah.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya....In syaa Allah😊

📕Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"📕

✍️Editor : Ustadzah Ratna

🍎MATERI 301🍎

🍒🥒🍒🥒🍒🥒🍒🥒🍒

-----------------------------------------------

🌴🐪🌴🐪🌴🐪🌴🐪

🌳ONE DAY ONE SIROH🌳

🍏MATERI 302🍏


🌾Ketentraman🌾

Tanah-tanah milik Bani nadhir bukanlah tanah harta rampasan perang yang bisa dibagikan, melainkan menjadi milik Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Pembagian tanah itu diserahkan sepenuhnya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Setelah menyisihkan hak kaum fakir dan miskin beliau membagi-bagikan tanah itu untuk kaum Muhajirin yang hidup menumpang dan tidak mempunyai tanah garapan. Dengan demikian kaum Muhajirin kini bisa mandiri tanpa harus lagi menggantungkan bantuan kepada kaum Anshor. Hanya ada dua orang Anshor yang mendapat pembagian tanah ini, abu dujana dan Sahl bin hunaif. Ia memang sudah terdaftar sebagai orang-orang miskin.

Sampai sebelum Bani nadhir terusir sekretaris Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam adalah seorang Yahudi. Pengangkatan orang Yahudi ini bertujuan untuk memudahkan penulisan dan pengiriman surat dalam bahasa Ibrani dan asiria. Namun setelah orang-orang Yahudi pergi, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam khawatir apabila jabatan penting itu ada di tangan orang orang diluar Islam. Karena itulah beliau memilih Zaid Bin Tsabit seorang pemuda cerdas untuk menjadi sekretaris beliau.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menugasi Zaid Bin Tsabit mempelajari kedua bahasa itu. Zaid Bin Tsabit inilah yang mengumpulkan Al Quran pada masa Khalifah Abu Bakar dan dia pula yang kembali mengawasi pengumpulan al-quran pada masa Khalifah Usman bin Affan.

Suasana Madinah pun menjadi tentram setelah Bani nadhir dikeluarkan. Hati mereka semua lega dengan suasana yang begitu tenang tentram dan aman. Al Muhajirin kini dapat hidup mandiri berkat tanah tanah yang dibagikan dan itu membuat orang-orang Anshor turut bergembira.

Namun peristiwa Perang Uhud sudah hampir setahun berlalu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam teringat ancaman Abu Sufyan yang diucapkan ketika Perang Uhud berakhir, "Yang sekarang ini untuk peristiwa Perang Badar. Sampai jumpa tahun depan.

Kata-kata itu adalah tantangan untuk bertempur lagi di lembah badar. Rosululloh solallohu alaihi wasallam mewaspadai apa yang akan dilakukan orang-orang Quraisy. Kekhawatiran beliau ternyata benar-benar terjadi karena tidak lama kemudian, tibalah seorang utusan Quraisy dan membawa sebuah pesan

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah😊

📗Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"📗

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

🍏MATERI 302🍏

--------------------------------------------

CHANNEL MUTE, [30.05.17 05:23]
🌴🐪🌴🐪🌴🐪🌴🐪

🌳ONE DAY ONE SIROH🌳

🍏MATERI 302🍏


🌾Ketentraman🌾

Tanah-tanah milik Bani nadhir bukanlah tanah harta rampasan perang yang bisa dibagikan, melainkan menjadi milik Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Pembagian tanah itu diserahkan sepenuhnya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Setelah menyisihkan hak kaum fakir dan miskin beliau membagi-bagikan tanah itu untuk kaum Muhajirin yang hidup menumpang dan tidak mempunyai tanah garapan. Dengan demikian kaum Muhajirin kini bisa mandiri tanpa harus lagi menggantungkan bantuan kepada kaum Anshor. Hanya ada dua orang Anshor yang mendapat pembagian tanah ini, abu dujana dan Sahl bin hunaif. Ia memang sudah terdaftar sebagai orang-orang miskin.

Sampai sebelum Bani nadhir terusir sekretaris Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam adalah seorang Yahudi. Pengangkatan orang Yahudi ini bertujuan untuk memudahkan penulisan dan pengiriman surat dalam bahasa Ibrani dan asiria. Namun setelah orang-orang Yahudi pergi, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam khawatir apabila jabatan penting itu ada di tangan orang orang diluar Islam. Karena itulah beliau memilih Zaid Bin Tsabit seorang pemuda cerdas untuk menjadi sekretaris beliau.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menugasi Zaid Bin Tsabit mempelajari kedua bahasa itu. Zaid Bin Tsabit inilah yang mengumpulkan Al Quran pada masa Khalifah Abu Bakar dan dia pula yang kembali mengawasi pengumpulan al-quran pada masa Khalifah Usman bin Affan.

Suasana Madinah pun menjadi tentram setelah Bani nadhir dikeluarkan. Hati mereka semua lega dengan suasana yang begitu tenang tentram dan aman. Al Muhajirin kini dapat hidup mandiri berkat tanah tanah yang dibagikan dan itu membuat orang-orang Anshor turut bergembira.

Namun peristiwa Perang Uhud sudah hampir setahun berlalu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam teringat ancaman Abu Sufyan yang diucapkan ketika Perang Uhud berakhir, "Yang sekarang ini untuk peristiwa Perang Badar. Sampai jumpa tahun depan.

Kata-kata itu adalah tantangan untuk bertempur lagi di lembah badar. Rosululloh solallohu alaihi wasallam mewaspadai apa yang akan dilakukan orang-orang Quraisy. Kekhawatiran beliau ternyata benar-benar terjadi karena tidak lama kemudian, tibalah seorang utusan Quraisy dan membawa sebuah pesan

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah😊

📗Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"📗

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

🍏MATERI 302🍏

🥝🥑🥝🥑🥝🥑🥝🥑🥝

CHANNEL MUTE, [30.05.17 23:22]
🌴🐪🌴🐪🌴🐪🌴🐪

💙ONE DAY ONE SIROH💙

💎MATERI 303💎


🖌Badar Terakhir🖌

Utusan Quraisy itu bernama Nu'aim Bin Masud. Ia tiba di Madinah dan mengabarkan orang-orang Quraisy telah mengerahkan tentaranya dalam jumlah yang begitu besar dan tidak ada taranya dalam sejarah bangsa Arab. Tentara besar itu kini sudah bergerak ke lembah Badar, mereka siap memerangi kalian sekaligus meluluhlantakkan kalian hingga tidak bersisa. Jika kalian berani pergi ke lembah Badar.

Mendengar berita itu banyak kaum muslimin menunjukkan keengganannya. "Lebih baik kita abaikan saja tantangan itu."

Akan tetapi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjadi marah terhadap sikap lemah dan ingin mundur itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahkan bersumpah bahwa beliau akan tetap pergi ke Badar walau seorang diri.

Melihat kemarahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam itu, lenyaplah rasa ragu dan takut di hati kaum muslimin. Mereka segera pulang ke rumah dan menyiapkan segala sesuatunya. Bekal makanan senjata dan berpamitan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Setelah itu 1500 orang prajurit muslim di bawah komando langsung Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berangkat meninggalkan Madinah. Sebenarnya Abu Sofyan sendiri enggan berperang pada tahun ini, musim kering tengah mengganas. Harapan Abu Sufyan sebenarnya agar perang diadakan pada waktu lain saja. Namun ia terlanjur melepaskan kata-kata tantangan pada akhir Perang Uhud itu.

Karena itu ia tidak mungkin tidak berangkat memenuhi tantangannya sendiri. Hal itu akan membuat cemar Quraisy di mata orang-orang Arab. Akhirnya Abu Sufyan memutuskan untuk mengirim Nu'aim masuk ke Madinah. Nu'aim disuruhnya mengeluarkan kata-kata untuk menggertak kaum muslimin dan melemahkan semangat mereka.

Walaupun demikian Abu Sufyan tetap memimpin pasukan sebesar 2000 orang. Mereka keluar dari Mekkah tidak dengan semangat sebesar dulu ketika menyongsong Perang Uhud. Apalagi mereka juga mendengar bahwa kaum muslimin telah menanti mereka di lembah badar dengan semangat tinggi.

Apakah yang kemudian terjadi? Akankah Perang Badar kedua ini kembali dimenangkan oleh kaum muslimin?

Syaja'ah adalah keberanian. Orang yang disebut berani adalah orang yang tidak gentar menghadapi bahaya dan menghindarkan bahaya yang lebih besar. Ia maju menghadapi kesulitan karena yakin bahwa dibalik kesulitan itu akan lahir sebuah kebahagiaan.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah😊

📘Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"📘

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

💎MATERI 303💎

🔷🔹🔷🔹🔷🔹🔷🔹🔷

---------------------------------------------------------

CHANNEL MUTE, [30.05.17 05:23]
🌴🐪🌴🐪🌴🐪🌴🐪

🌳ONE DAY ONE SIROH🌳

🍏MATERI 302🍏


🌾Ketentraman🌾

Tanah-tanah milik Bani nadhir bukanlah tanah harta rampasan perang yang bisa dibagikan, melainkan menjadi milik Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Pembagian tanah itu diserahkan sepenuhnya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Setelah menyisihkan hak kaum fakir dan miskin beliau membagi-bagikan tanah itu untuk kaum Muhajirin yang hidup menumpang dan tidak mempunyai tanah garapan. Dengan demikian kaum Muhajirin kini bisa mandiri tanpa harus lagi menggantungkan bantuan kepada kaum Anshor. Hanya ada dua orang Anshor yang mendapat pembagian tanah ini, abu dujana dan Sahl bin hunaif. Ia memang sudah terdaftar sebagai orang-orang miskin.

Sampai sebelum Bani nadhir terusir sekretaris Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam adalah seorang Yahudi. Pengangkatan orang Yahudi ini bertujuan untuk memudahkan penulisan dan pengiriman surat dalam bahasa Ibrani dan asiria. Namun setelah orang-orang Yahudi pergi, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam khawatir apabila jabatan penting itu ada di tangan orang orang diluar Islam. Karena itulah beliau memilih Zaid Bin Tsabit seorang pemuda cerdas untuk menjadi sekretaris beliau.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menugasi Zaid Bin Tsabit mempelajari kedua bahasa itu. Zaid Bin Tsabit inilah yang mengumpulkan Al Quran pada masa Khalifah Abu Bakar dan dia pula yang kembali mengawasi pengumpulan al-quran pada masa Khalifah Usman bin Affan.

Suasana Madinah pun menjadi tentram setelah Bani nadhir dikeluarkan. Hati mereka semua lega dengan suasana yang begitu tenang tentram dan aman. Al Muhajirin kini dapat hidup mandiri berkat tanah tanah yang dibagikan dan itu membuat orang-orang Anshor turut bergembira.

Namun peristiwa Perang Uhud sudah hampir setahun berlalu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam teringat ancaman Abu Sufyan yang diucapkan ketika Perang Uhud berakhir, "Yang sekarang ini untuk peristiwa Perang Badar. Sampai jumpa tahun depan.

Kata-kata itu adalah tantangan untuk bertempur lagi di lembah badar. Rosululloh solallohu alaihi wasallam mewaspadai apa yang akan dilakukan orang-orang Quraisy. Kekhawatiran beliau ternyata benar-benar terjadi karena tidak lama kemudian, tibalah seorang utusan Quraisy dan membawa sebuah pesan

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah😊

📗Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"📗

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

🍏MATERI 302🍏

🥝🥑🥝🥑🥝🥑🥝🥑🥝

CHANNEL MUTE, [01.06.17 00:24]
🌴🐪🌴🐪🌴🐪🌴🐪

🏵ONE DAY ONE SIROH🏵

✏️MATERI 304✏️


🏆Kemenangan🏆

Pasukan Quraisy sudah berjalan selama 2 hari dan tiba di Zahran dan bermalam di Majannah, sebuah pangkalan air di daerah itu. Namun hati Abu Sufyan semakin berat. Ia memikirkan lagi akibat perperangan dengan kaum muslimin. Ketakutan membayangi hatinya. Puncaknya Abu Sufyan berusaha mencari alasan untuk pulang.

Abu Sufyan berkata kepada teman-temannya, "Saudara-saudara Quraisy, sebenarnya yang cocok buat kita hanyalah dalam musim subur, sedang sekarang kita dalam musim kering. Saya sendiri mau kembali pulang, maka dari itu pulang sajalah kamu sekalian."

Tidak ada yang menentang pendapat itu karena semua prajurit Mekah juga dilanda ketakutan yang sama. Akhirnya pasukan Quraisy pun kembali pulang sementara itu rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan kaum muslimin terus-menerus menantikan mereka selama 8 hari. Kesempatan itu digunakan kaum muslimin untuk berdagang. Perdagangan itu menghasilkan keuntungan yang banyak. Kaum muslimin pun kembali ke Madinah dengan gembira, karena karena Allah yang demikian besar.

"Berita mengejutkan, saudara-saudara!" seru seorang Arab pedalaman kepada orang-orang di sukunya. "Orang-orang Quraisy mengundurkan diri sebelum bertempur, sementara Muhammad dan para sahabatnya menunggu mereka di badar selama berhari-hari!"

Temannya berdiri dan meludah ke tanah, "Pengecut!" Padahal mereka telah memukul Muhammad di Uhud! Jika terus begini, kesudahan orang-orang Mekkah sudah dapat diramalkan dari sekarang!"

Dengan demikian, Perang Badar terakhir itu benar-benar telah menghapus kemenangan Quraisy pada perang uhud. Tindakan pengecut Quraisy yang menarik diri sebelum tiba di tempat pertempuran telah membuat nama mereka tercemar melebihi ketika mereka kalah pada Perang Badar pertama.

Sementara itu walaupun pasukannya hanya mendapatkan kemenangan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tetap waspada. Terbukti, tidak lama setelah itu terdengar berita bahwa pasukan Bani Ghafatan dari Najd tengah berkumpul untuk menyerang Madinah dalam jumlah yang sangat besar.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah😊

📙Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"📙

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

✏️MATERI 304✏️

🔶🔸🔶🔸🔶🔸🔶🔸🔶

---------------------------------------

CHANNEL MUTE, [30.05.17 05:23]
🌴🐪🌴🐪🌴🐪🌴🐪

🌳ONE DAY ONE SIROH🌳

🍏MATERI 302🍏


🌾Ketentraman🌾

Tanah-tanah milik Bani nadhir bukanlah tanah harta rampasan perang yang bisa dibagikan, melainkan menjadi milik Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Pembagian tanah itu diserahkan sepenuhnya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Setelah menyisihkan hak kaum fakir dan miskin beliau membagi-bagikan tanah itu untuk kaum Muhajirin yang hidup menumpang dan tidak mempunyai tanah garapan. Dengan demikian kaum Muhajirin kini bisa mandiri tanpa harus lagi menggantungkan bantuan kepada kaum Anshor. Hanya ada dua orang Anshor yang mendapat pembagian tanah ini, abu dujana dan Sahl bin hunaif. Ia memang sudah terdaftar sebagai orang-orang miskin.

Sampai sebelum Bani nadhir terusir sekretaris Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam adalah seorang Yahudi. Pengangkatan orang Yahudi ini bertujuan untuk memudahkan penulisan dan pengiriman surat dalam bahasa Ibrani dan asiria. Namun setelah orang-orang Yahudi pergi, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam khawatir apabila jabatan penting itu ada di tangan orang orang diluar Islam. Karena itulah beliau memilih Zaid Bin Tsabit seorang pemuda cerdas untuk menjadi sekretaris beliau.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menugasi Zaid Bin Tsabit mempelajari kedua bahasa itu. Zaid Bin Tsabit inilah yang mengumpulkan Al Quran pada masa Khalifah Abu Bakar dan dia pula yang kembali mengawasi pengumpulan al-quran pada masa Khalifah Usman bin Affan.

Suasana Madinah pun menjadi tentram setelah Bani nadhir dikeluarkan. Hati mereka semua lega dengan suasana yang begitu tenang tentram dan aman. Al Muhajirin kini dapat hidup mandiri berkat tanah tanah yang dibagikan dan itu membuat orang-orang Anshor turut bergembira.

Namun peristiwa Perang Uhud sudah hampir setahun berlalu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam teringat ancaman Abu Sufyan yang diucapkan ketika Perang Uhud berakhir, "Yang sekarang ini untuk peristiwa Perang Badar. Sampai jumpa tahun depan.

Kata-kata itu adalah tantangan untuk bertempur lagi di lembah badar. Rosululloh solallohu alaihi wasallam mewaspadai apa yang akan dilakukan orang-orang Quraisy. Kekhawatiran beliau ternyata benar-benar terjadi karena tidak lama kemudian, tibalah seorang utusan Quraisy dan membawa sebuah pesan

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah😊

📗Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"📗

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

🍏MATERI 302🍏

🥝🥑🥝🥑🥝🥑🥝🥑🥝

CHANNEL MUTE, [01.06.17 00:24]
🌴🐪🌴🐪🌴🐪🌴🐪

🏵ONE DAY ONE SIROH🏵

✏️MATERI 304✏️


🏆Kemenangan🏆

Pasukan Quraisy sudah berjalan selama 2 hari dan tiba di Zahran dan bermalam di Majannah, sebuah pangkalan air di daerah itu. Namun hati Abu Sufyan semakin berat. Ia memikirkan lagi akibat perperangan dengan kaum muslimin. Ketakutan membayangi hatinya. Puncaknya Abu Sufyan berusaha mencari alasan untuk pulang.

Abu Sufyan berkata kepada teman-temannya, "Saudara-saudara Quraisy, sebenarnya yang cocok buat kita hanyalah dalam musim subur, sedang sekarang kita dalam musim kering. Saya sendiri mau kembali pulang, maka dari itu pulang sajalah kamu sekalian."

Tidak ada yang menentang pendapat itu karena semua prajurit Mekah juga dilanda ketakutan yang sama. Akhirnya pasukan Quraisy pun kembali pulang sementara itu rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan kaum muslimin terus-menerus menantikan mereka selama 8 hari. Kesempatan itu digunakan kaum muslimin untuk berdagang. Perdagangan itu menghasilkan keuntungan yang banyak. Kaum muslimin pun kembali ke Madinah dengan gembira, karena karena Allah yang demikian besar.

"Berita mengejutkan, saudara-saudara!" seru seorang Arab pedalaman kepada orang-orang di sukunya. "Orang-orang Quraisy mengundurkan diri sebelum bertempur, sementara Muhammad dan para sahabatnya menunggu mereka di badar selama berhari-hari!"

Temannya berdiri dan meludah ke tanah, "Pengecut!" Padahal mereka telah memukul Muhammad di Uhud! Jika terus begini, kesudahan orang-orang Mekkah sudah dapat diramalkan dari sekarang!"

Dengan demikian, Perang Badar terakhir itu benar-benar telah menghapus kemenangan Quraisy pada perang uhud. Tindakan pengecut Quraisy yang menarik diri sebelum tiba di tempat pertempuran telah membuat nama mereka tercemar melebihi ketika mereka kalah pada Perang Badar pertama.

Sementara itu walaupun pasukannya hanya mendapatkan kemenangan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tetap waspada. Terbukti, tidak lama setelah itu terdengar berita bahwa pasukan Bani Ghafatan dari Najd tengah berkumpul untuk menyerang Madinah dalam jumlah yang sangat besar.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....In syaa Allah😊

📙Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"📙

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

✏️MATERI 304✏️

🔶🔸🔶🔸🔶🔸🔶🔸🔶

CHANNEL MUTE, [01.06.17 22:21]
🐪🌴🐪🌴🐪🌴🐪🌴

🌺ONE DAY ONE SIROH🌺

🖊MATERI 305🖊


🎪Perang Sobekan Kain🎪

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyerahkan kepemimpinan Madinah kepada Abu Dzar al-ghifari, lalu Beliau berangkat bersama pasukannya secara diam-diam. Tujuannya menyergap musuh sebelum mereka sempat mempersiapkan diri.

 Abu Musa al-asy'ari menceritakan perang itu."Waktu itu, setiap 6 orang dari kami bergantian menaiki seekor unta. Kemudian telapak kaki kaki pecah-pecah. Telapak kaki saya sendiri pecah dan kuku-kukunya copot. Waktu itu, kami membalut kaki kaki kami dengan sobekan kain, karena itu aku menyebut peperangan ini dengan Dzatur Riqo atau sobekan kain.

400 orang sahabat dipimpin Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berhasil melakukan serangan mendadak terhadap kumpulan pasukan Bani Ghatafan di Nakhl. Allah Allah Subhanahu Wa Ta'Ala menurunkan rasa takut di hati pasukan musuh yang jumlahnya jauh lebih besar itu sehingga mereka lari pontang-panting tanpa bertempur sama sekali. Harta dan kaum wanita ditinggalkan begitu saja untuk di tawan pasukan muslim.

Setelah kemenangan gemilang itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya bersiap diri menghadapi serangan balik musuh. Dalam keadaan seperti itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memimpin sahabatnya melakukan shalat khauf (shalat dalam keadaan takut).

Satu kelompok berbaris bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, sedangkan kelompok yang lain menghadap musuh. Kelompok pertama kemudian sholat bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lalu Beliau berdiri tegak ketika kelompok pertama menyempurnakan salat nya. Setelah itu kelompok pertama tadi mundur dan berbaris menghadapi musuh sedangkan kelompok kedua maju dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengimami mereka meneruskan sholatnya yang belum selesai. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam duduk sementara mereka menyempurnakan shalat, kemudian melakukan shalat, kemudian mengikuti Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam.

Dalam pertempuran ini, dua orang sahabat, satu dari Muhajirin dan satu dari Anshar mendapat giliran jaga malam, sedangkan saudara-saudara mereka yang lain beristirahat. Sahabat Muhajirin melakukan salat malam dan terkena panah musuh, tetapi dicabutnya panah itu dengan tenang dan meneruskan sholatnya. Demikian sampai tiga kali. Ketika sahabat Anshar itu mengetahuinya dia bertanya, "Mengapa kamu tidak memberi tahu aku?"

" Aku sedang membaca satu surat dan aku tidak ingin memutuskannya," jawab sahabat Muhajirin tadi.

Sifat pengecut tidak akan kita temukan dalam kisah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya. Jika menjadi pengecut, ilmu kita akan padam. Orang lain bahkan diri sendiri tidak akan mendapat manfaatnya. Orang pengecut pekerjaannya akan sia-sia. Duduknya di bawah tidak berani ke atas dia hanya menjadi pengikut tidak berani diikuti.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya....In syaa Allah😊

📚Kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"📚

✍️ Editor : Ustadzah Ratna

🖊MATERI 305🖊

💐🍄💐🍄💐🍄💐🍄💐

---------------------------------------