Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba اللّهُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 179- 183 : Awal Kehidupan di Yastrib / Madinah

🌴🐪🐪🌴🌴🐪🐪🌴

🐘ONE DAY ONE SIROH🐘

🐏MATERI 179 JILID 6🐏


🎀Tempat Rasulullah Menginap🎀

Sahabat fillahku, semua keluarga di Yatsrib berebut menawarkan diri menjadi tuan rumah kepada Rasulullah. Semuanya ingin agar Rasulullah bersedia tinggal di lingkungan mereka. Rasulullah mengetahui bahwa jika ia menentukan pilihan, keluarga yang tidak terpilih akan malu dan kecewa. Karena itu, beliau memasrahkan pilihan itu kepada Allah. Sengan halus, beliau berkata kepada semua kepala keluarga, "Biarkanlah untaku ini berjalan karena ia diperintah oleh Allah dan akan berhenti ditempat yang Allah kehendaki."


Kaum Muslimin mengikuti Al Qushwa yang berjalan perlahan-lahan. Di suatu tempat milik dua orang anak yatim, unta Rasulullah itu berhenti dan merebahkan perutnya ke pasir. Rasulullah mengajak Al Qushwa berjalan lagi. Namun, tidak lama kemudian, ia kembali ke tempat semula dan merebahkan perutnya lagi ke pasir.

"Inilah tempat kediamanku, insya Allah," demikian sabda Rasulullah. Kemudian, beliau berdoa empat kali, "Ya Allah, semoga Engkau menempatkan aku ditempat kediaman yang diberkahi dan Engkaulah sebaik-baik yang memberi tempat kediaman."

Rasulullah membeli tanah dari kedua anak yatim tersebut.

Rasulullah turun dan bertanya, "Dimana rumah saudaraku yang paling dekat dari sini?"

Dengan penuh gembira, "Abu Ayyub segera menjawab, "Saya, ya Rasulullah! Itu rumah saya!"

Rasulullah tersenyum dan berkata, "Baiklah Abu Ayyub, jika Anda berkenan, aku akan tinggal di rumah Anda untuk sementara waktu. Silahkan sediakan tempat untukku."

Abu Ayyub tergopoh-gopoh memasuki rumahnya karena begitu gembira. Disiapkannya tempat untuk Rasulullah serapi mumgkin. Kemudian, ia kembali menghadap Rasulullah dan berkata, "Ya Rasulullah, sungguh saya sudah menyediakan tempat beristirahat bagi Tuan. Dengan berkah Allah, silahkan berdiri dan masuk ke dalam."


📝Catatan Tambahan📝

🍯Gentong Pecah🍯

Rasulullah tinggal di rumah Abu Ayyub. Abu Ayyub ingin Rasulullah tinggal di lantai atas, tetapi Rasul menolak. Suatu ketika gentong Abu Ayyub pecah dan airnya tumpah. Abu Ayyub dan istrinya segera menggunakan selimut satu-satunya untuk menyerap air agar tidak menetes ke tempat tinggal Rasulullah. Setelah itu, Abu Ayyub mendesak Rasulullah agar tinggal di atas. Akhirnya Rasulullah pun bersedia tinggal di atas.

📚Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 6📚

🐏MATERI 179 JILID 6🐏

🐥🐣🐥🐣🐥🐣🐥🐣🐥

---------------------------------------------------------------------------------------

🌴🐪🐪🌴🌴🐪🐪🌴

🏆ONE DAY ONE SIROH🏆

🎪MATERI 180 JILID 6🎪


🕌Mendirikan Masjid🕌

Tujuh bulan lamanya, Rasulullah dan keluarganya tinggal di rumah Abu Ayyub. Selama itu, Abu Ayyub, Sa'ad bin Ubadah, As'ad bin Zurarah, dan yang laiengirim makanan untuk keluarga Rasulullah secukup-cukupnya. Setiap pagi dan petang, Ummu Ayyub memasak makanan dan tidak mereka makan sebelum terlebih dahulu mereka sajikan kepada Rasulullah dan keluarganya. Demikianlah budi Abu Ayyub dan keluarganya kepada Rasulullah.

Rasulullah tinggal di rumah Abu Ayyub sampai beliau mendirikan masjid dan rumah sendiri. Ketika akan mendirikan masjid, Rasulullah memgumpulkan Bani Najjar yang menjadi pemilik tanah ditempat itu.

"Wahai Bani Najjar," demikian sabda Rasulullah, "hendaklah kalian tawarkan harga kebun-kebun ini kepadaku karena aku akan membelinya."

Ya Rasulullah, kami tidak akan menghargai kebun-kebun itu karena mengharap ridha Allah saja."

Namun, Rasulullah tetap meminta mereka memberikan harga walaupun rendah. Akhirnya, Abu Bakar membayar harganya sebesar sepuluh dinar. Setelah itu, bersama para sahabat, Rasulullah membenahi tanah itu, membersihkan pohon, dan membongkar serta memindahkan kuburan yang sudah rusak. Setelah itu barulah mendirikan masjid.

Rasulullah meletakkan batu pertama, lalu beliau meminta Abu Bakar meletakkan batu selanjutnya, kemudian beliau menyuruh Umar bin Khattab, setelah itu Utsman bin Affan, dan terakhir Ali bin Abu Thalib. Beliau bersabda, "Mereka itulah khalifah-khalifah setelah aku."

Setelah itu, semua orang bekerja keras dengan gembira dan penuh semangat. Sambil bekerja, Rasulullah bersyair,
Ya Allah sesungguhnya pahala itu pahala akhirat,
maka kasihilah sahabat-sahabat Anshar dan Muhajirin.

Para sahabat menjawab syair Rasulullah,
Jika kami duduk termenung, padahal Nabi bekerja,
yang demikian itu sungguh perbuatan yang tidak pantas.

Demikian sahabat fillahku, batu diangkat,  diletakkan, disusun, dan disisipkan sampai akhirnya masjid pun selesai. Pagarnya dari batu dan tanah, tiangnya dari batang-batang kurma, atapnya pelepah kurma. Kiblatnya menghadap ke Baitul Maqdis. Saat itu, Ka'bah belum menjadi kiblat. Disisi masjid, didirikan dua buah kamar untuk tempat tinggal Rasulullah dan keluarganya. Sungguh, sebuah masjid sederhana yang penuh berkah.


📝Catatan Tambahan📝

🎨Warna Masjid🎨

Umar bin Khattab pernah berkata tentang bagaimana sebuah masjid dibangun. Kata beliau, "Lindungilah orang-orang dari tampias hujan. Janganlah kalian mewarnai (dinding masjid) dengan warna merah atau kuning sehingga dapat menimbulkan fitnah."

📗Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 6📗

🎪MATERI 180 JILID 6🎪

🏹🎯🏹🎯🏹🎯🏹🎯🏹

---------------------------------------------------------------------------

🌴🐪🐪🌴🌴🐪🐪🌴

✈️ONE DAY ONE SIROH✈️

🚀MATERI 181 JILID 6🚀


🌈Dari Yatsrib Menjadi Madinah🌈

Yatsrib berasal dari nama Yatsrib bin Mahlail. Ia adalah keturunan raja-raja Amaliqah yang dahulu pernah berkuasa di kota itu. Setelah Rasulullah hijrah, beliau mengganti nama Yatsrib menjadi Madinah.

Cuaca di Kota Madinah sangat kering. Pada musim suhunya sangat rendah dan pada musim panas suhunya jauh lebih panas dari pada Mekah. Banyak sahabat Muhajirin yang tidak kuat dengan cuaca tersebut dan jatuh sakit. Mereka dilanda demam tinggi yang melemahkan tubuh. Abu Bakar, Bilal, dan Amir bin Fuhairah termasuk yang jatuh sakit.

Saat sakit, Abu Bakar sering berkata, ".....mati itu lebih dekat dari pada tali sepatu kita."

Sementara itu, Bilal tidak suka berkata apa-apa jika sedang sakit. Namun, ketika sakitnya hilang, ia sering menangis karena merindukan Mekah sambil berkata, "Apakah aku dapat berjalan malam hari di lembah yang di sekelilingku ada pohon-pohon idzkir dan jalil (nama pohon yang banyak terdapat di Mekah)? Dan apakah pada suatu hari aku dapat sampai lagi ke tempat air Majinnah dan apakah dapat terlihat lagi olehku Gunung Syamah dan Gunung Thafil (dua buah gunung dekat Mekah)?

Akan halnya dengan Amir bin Fuhairah, jika menderita demam tinggi sering bersyair, "Sungguh aku mendapati mati sebelum merasakannya...."

Rasulullah amat prihatin dengan sakit beberapa orang sahabat akibat cuaca panas tersebut. Beliau juga mendengar keluhan-keluhan mereka. Karena itu, Rasulullah pun berdoa kepada Allah, "Ya Allah, berikanlah kami rasa cinta pada Kota Madinah sebesar rasa cinta kami pada Mekah, atau bahkan lebih! Ya Allah, berilah berkah pada pekerjaan kami untuk mencari nafkah, sehatkanlah Kota Madinah ini untuk kami, dan pindahkanlah panasnya ke tempat lain yang Engkau kehendaki."

Allah mengabulkan doa Rasulullah itu dan memindahkan panas Kota Madinah ke Dusun Juhfah yang letaknya 82 mil dari Madinah.

Sahabat fillahku, selain berdoa dan mengatasi masalah cuaca, Rasulullah pun melakukan hal lain yang sangat indah agar kaum Muhajirin yang berasal dari Mekah tumbuh rasa cintanya pada Madinah.

Apakah yang beliau lakukan itu?
Kita lanjutkan kisahnya besok yaa...insyaa Allah 😊

📝Catatan Tambahan📝

❤️Tabarruk❤️

Tabarruk adalah mengaharapkan berkah. Suatu ketika, saat Rasulullah tidur, datanglah Ummu Sulaim. Melihat keringat Rasulullah yang sangat harum menetes, Ummu Sulaim menadahnya. Tidak lama kemudian, Rasulullah bangun dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lakukan, wahai Ummu Sulaim?"
Ummu Sulaim menjawab, "Kami mengharap berkahnya untuk anak-anak kecil kami, Rasulullah kemudian berkata, "Engkau benar."

📕Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 6📕

🚀MATERI 181 JILID 6🚀

🍇🌶🍇🌶🍇🌶🍇🌶🍇

--------------------------------------------------

🌴🐪🐪🌴🌴🐪🐪🌴

🍒ONE DAY ONE SIROH🍒

🍏MATERI 182 JILID 6🍏

🍑Saling Bersaudara🍑

Suatu hari, Rasulullah mengumpulkan para sahabat Muhajirin dan Anshar. Dihadapan mereka, beliau bersabda, "Hendaklah kalian bersaudara dalam agama Allah dua orang-dua orang."

Para sahabat saling pandang. Beberapa di anatara mereka tersenyum. Kemudian, Rasulullah bersabda, "Hamzah bin Abdul Muthalib, singa Allah dan singa Rasul-Nya, bersaudara dengan Zaid bin Haritsah, putra angkat Rasulullah."

Kemudian Rasulullah menyebut nama-nama sahabat lain yang saling dipersaudarakan. Seorang Muhajirin dipersaudarakan dengan seorang dari Anshar. Tercatat dalam sejarah, ada seratus orang yang saling dipersaudarakan. Lima puluh dari Anshar dan lima puluh dari Mihajirin.

Tujuan Rasulullah mempersaudarakan para sahabatnya adalah untuk menghilangkan rasa asing dalam diri sahabat Muhajirin di Kota Madinah. Selama itu, persaudaraan ini ditujukan untuk menunjukkan bahwa semua orang Islam bersaudara. Selain itu, juga agar setiap Muslim menjadi saling menolong yang kuat menolong yang lemah, yang mampu menolong yang kekurangan.

Buah persaudaraan ini akan dirasakan terus selama tahun-tahun sulit yang kelak ditempuh Rasulullah dan para sahabatnya di Madinah. Ternyata, kalangan Anshar memperlihatkan sikap ramah yang luar biasa kepada saudara-saudara Muhajirin mereka.

Sudah sejak semula golongan Anshar menyambut gembira kaum Mihajirin. Mereka begitu mengerti bahwa kaum Muhajirin meninggalkan segala yang mereka miliki, termasuk harta benda dan seluruh kekayaan di Mekah. Sebagian besar dari mereka memasuki Madinah dengan perut lapar tanpa ada lagi yang dapat dimakan. Apalagi mereka memang bukan orang berada dan berkecukupan.

Sahabat fillahku, tenty saja sebagian kaum yang berbudi, kaum Muhajirin tidak begitu saja terlena dengan bantuan saudara-saudara Anshar mereka. Kaum Muhajirin berusaha melakukan banyak pekerjaan agar mereka bisa kembali mandiri secepatnya.

Apakah kamu tahu jenis pekerjaan yang dapat dilakukan pada waktu itu?

Kita lanjutkan kisahnya besok yaa... insyaa Allah 😊

📝Catatan Tambahan📝

💚Persaudaraan Sejati💚

Aqidah Islamiyah adalah dasar persaudaraan sejati. Tidak mungkin dua orang yang berlainan agama bisa bersaudara seerat dua orang yang sama agamanya. Rasulullah menghimpun hati para sahabatnya begitu dekat, sehingga tidak ada perbedaan diantara mereka kecuali ketakwaan dan amal shalih.

📕Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 6📕

🍏MATERI 182 JILID 6🍏

🍊🍃🍊🍃🍊🍃🍊🍃🍊


---------------------------------------------

🌴🐪🐪🌴🌴🐪🐪🌴

🐠ONE DAY ONE SIROH🐠

🐝MATERI 183 JILID 6🐝


🌽Bertani dan Berdagang🌽

Pada awal kehidupan mereka di Madinah, kaum Muhajirin benar-benar mengalami masa yang sulit. Sampai suatu hari, pernah paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib, datang kepada beliau dengan perut lapar sambil bertanya kalau-kalau Rasulullah punya sesuatu untuk dimakan.

Berdagang adalah salah satu pekerjaan yang banyak dikuasai kaum Muhajirin. Abdurrahman bi Auf yang sudah dipersaudarakan Rasulullah dengan Sa'ad bin Rabi pernah ditawari Sa'ad separuh hartanya. Namun, Abdurrahman menolak pemberian itu. Ia hanya minta ditinjukkan jalan ke pasar. Di sana, mulailah Abdurrahman berdagang mentega dan keju. Dalam waktu tidak terlalu lama, berkat kepandaiannya berdagang, Abdurrahman bin Auf berhasil meraih kekayaannya kembali. Dapat pula ia menikahi dan memberikan mas kawin kepada seorang Muslimah dari Madinah. Sesudah itu, Abdurrahman bin Auf pun memiliki kafilah-kafilah yang pulang dan pergi membawa barang perdagangan.

Selain Abdurrahman, banyak pula kaum Muhajirin yang melakukan pekerjaan serupa. Begitu pandainya penduduk Mekah berdagang sampai orang mengatakan bahwa dengan perdagangan, orang Mekah dapat mengubah pasir menjadi emas.

Sementara itu, kaum Muhajirin yang lain, seperti Abu Dzar, Umar, dan Ali bin Abu Thalib memilih pekerjaan sebagai petani. Keluarga-keluarga mereka terjun menggarap tanah milik orang-orang Anshar bersama pemiliknya. Selain mereka, ada pula kaum Muhajirin yang tetap mengalami kesulitan hidup. Sungguh pun begitu, mereka tidak malu menjadi beban orang lain. Mereka membanting tulang melakukan pekerjaan apa pun yang halal.

Ada lagi segolongan orang Arab yang datang ke Madinah dan menyatakan masuk Islam. Namun, keadaan mereka amat miskin  dan serba kekurangan sampai ada yang tidak mempunyai tempat tinggal. Rasulullah menyediakan tempat tinggal untuk mereka di selasar masjid yang di sebut shuffah. Mereka yang tinggal di tempat itu di sebut ahli Shuffah. Belanja mereka diberikan oleh kaum Muslimin yang berkecukupan, baik dari kaum Muhajirin maupun dari kaum Anshar.

Sahabat fillahku, di Madinah kaum Muslimin sudah mengerjakan shalat lima waktu. Namun, dengan jumlah yang semakin banyak, sulitlah mereka tahu semua orang bahwa waktu shalat telah tiba.
Apakah yang dilakukan Rasulullah dan kaum Muslimin untuk memecahkan masalah ini?

Kita lanjutkan kisahnya besok yaa... insyaa Allah 😊


📝Catatan Tambahan📝

🍗Makanan yang Lebih Baik🍗

Dari Miqdam berkata, "Rasulullah bersabda, Tidak makan seseorang akan makanan yang lebih baik dari makan usaha tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Allah, Daud makan dari usaha tangannya sendiri."


📘Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 6📘

🐝MATERI 183 JILID 6🐝

🍠🍭🍠🍭🍠🍭🍠🍭🍠

-----------------------------------------------------------