Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 205 - 213 : Peperangan dan Ekspedisi Sebelum Badr.

๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช

๐ŸŒนONE DAY ONE SIROH๐ŸŒน

๐Ÿ’šMATERI 205๐Ÿ’š

๐Ÿ“œDiijinkan Berperang๐Ÿ“œ

Dalam situasi genting yang dapat mengancam eksistensi kaum muslimin di Madinah di mana kaum Quraisy tidak sadar dari kesesatannya dan sama sekali tidak mau menghentikan kejahatannya,  Allah mengizinkan kaum muslim untuk berperang. Allah berfirman
"Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka. (Al Hajj:39)

Ayat tersebut turun dalam rangkaian ayat yang menunjukkan kepada mereka bahwa izin tersebut hanyalah untuk menyingkirkan kebatilan dan menegakkan syiar syiar Allah.
 "(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat,  menunaikan zakat,  menyuruh berbuat Ma'ruf,  dan mencegah perbuatan yang mungkar (Al Hajj 41)
Pendapat yang benar dan tidak ada pilihan lain bahwa izin tersebut diturunkan di Madinah, setelah hijrah tidak di Mekah. Tetapi kami tidak dapat memastikan waktu turunnya.
"Izin untuk berperang telah turun, " tetapi sikap bijak yang diambil untuk menghadapi kondisi seperti itu dimana sumber utamanya adalah kekuatan dan kesewenang-wenangan kaum Qurais adalah bahwa kaum muslimin harus membentangkan kekuasaan mereka pada jalur perdagangan dari Mekkah ke Syam. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menempuh 2 langkah yaitu:
Pertama mengadakan perjanjian persekutuan atau perjanjian untuk tidak melakukan permusuhan dengan kabilah-kabilah yang berdekatan dengan jalur perdagangan itu. Disamping itu melihat juga mengadakan perjanjian persekutuan atau tidak mengadakan permusuhan dengan kabilah Juhairah, sebelum melakukan kegiatan militer. Tempat tinggal mereka saja perjalanan 3 hari dari Madinah. Beliau telah mengadakan perjanjian ketika melakukan patroli militer.

Kedua melakukan ekspedisi ekspedisi secara bergantian ke jalur tersebut


Kita lanjutkan besok ya  kisahnya....In syaa Allah๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“•Kisah diambil dari  berbagai sumber sirah nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“•

๐Ÿ’šMATERI 205๐Ÿ’š

๐Ÿฆ†๐ŸŽ๐Ÿฆ†๐ŸŽ๐Ÿฆ†๐ŸŽ๐Ÿฆ†๐ŸŽ๐Ÿฆ†

--------------------------------------------------

๐ŸŒน *One Day One Siroh*๐ŸŒน

☘MATERI 206☘


๐Ÿ“œ *Peperangan dan Ekspedisi Sebelum Badr*๐Ÿ“œ

Sahabatku untuk melaksanakan kedua langkah yang telah disebutkan pada kisah sebelumnya, kaum muslimin mulai melakukan gerakan gerakan militer. Setelah turunnya izin untuk berperang mereka melakukan patroli militer yang bertujuan menyingkap dan mengenal jalan-jalan yang mengelilingi Madinah,  serta jalan-jalannya dapat mengantarkan ke Mekkah,  mengadakan perjanjian perjanjian dengan kabilah-kabilah yang berdomisili di sepanjang jalan tersebut,  memberikan kesan kepada orang-orang Yahudi dan Arab badui yang berdomisili di sekitarnya bahwa kaum muslimin telah memiliki kekuatan dan mereka telah terbebas dari kelemahan mereka serta memperingatkan kepada orang-orang Quraisy terhadap akibat kebohongan mereka sehingga mereka sadar dari kesesatan mereka,  dan merasakan adanya bahaya yang mengancam perekonomian mereka, lalu mereka cenderung untuk berdamai menghentikan keinginan mereka untuk menyerang kaum muslimin,  menghalangi jalan menuju Allah serta menyiksa kaum muslimin yang lemah di Mekkah, dan kaum muslimin pun menjadi bebas untuk menyampaikan risalah Allah di seluruh Jazirah.

Secara ringkas ihwal ekspedisi-ekspedisi itu adalah sebagai berikut :

1.  Ekspedisi Saiful Bahar yaitu pada Bulan Ramadhan tahun pertama Hijriah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengangkat Hamzah bin Abdul Muthalib untuk memimpin ekspedisi ini ekspedisi ini berkekuatan 30 orang yang terdiri dari kaum Muhajirin untuk mencegah kafilah Quraisy yang datang dari Syam yang dipimpin oleh Abu Jahal dengan kekuatan 300 Orang setelah sampai di Saiful Bahri di sekitar daerah sekitar Laut Merah bertemulah pasukan kaum muslimin dengan kafilah Quraisy dan siap untuk bertempur. Namun Majdi bin Amru al-juhani sekutu Quraisy dan kaum muslimin berjalan di tengah-tengah mereka dan menghalangi mereka sehingga pertempuran pun tidak terjadi.

Bendera Hamzah adalah bendera pertama yang dikibarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam warnanya putih dan dibawa oleh Abu Mursyid Kinas Bin Hushain Al Ghanawi.


Kita lanjutkan besok ya  kisahnya....In syaa Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“’kisah diambil dari  berbagai sumber sirah nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“’

☘MATERI 206☘

๐ŸŒˆ๐ŸŒฆ๐ŸŒˆ๐ŸŒฆ๐ŸŒˆ๐ŸŒฆ๐ŸŒˆ๐ŸŒฆ๐ŸŒˆ

-------------------------------------------

๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒˆONE DAY ONE SIROH๐ŸŒˆ


๐Ÿ„MATERI 207๐Ÿ„


๐Ÿ“œPeperangan dan Ekspedisi Sebelum Badr๐Ÿ“œ

Sahabat sirohku,  setelah ekspedisi Al Kharrar terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:

๐ŸŒ€Perang Al Abwa' atau Waddan๐ŸŒ€

Perang ini terjadi pada bulan Safar tahun kedua Hijriyah atau Agustus tahun 623 M. Setelah mewalikan urusan kota Madinah kepada Saad bin Ubadah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam keluar memimpin langsung pasukan yang berkekuatan 70 orang,  khusus orang-orang Muhajirin untuk mencegah kafilah Quraisy. Setelah tiba di Waddan, beliau tidak menjumpai pasukan Quraisy.

Dalam peperangan tersebut Beliau mengatakan perjanjian persekutuan dengan Bani Dhamrah,  yang ketika itu pemimpinnya adalah Amru bin Makhsya Adh Dhamri. Naskah perjanjian tersebut adalah sebagai berikut

๐Ÿ“ Ini adalah surat perjanjian dari Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Bani dhamrah sesungguhnya harta dan diri mereka aman dan mereka berhak mendapatkan pertolongan jika diserang. Kecuali apabila mereka memerangi agama Allah.

Apabila Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengajak mereka untuk menolongnya, mereka akan menyambutnya.
Waddan terletak antara Mekah dan Madinah. Antara Waddan dan Rabigh setelah Madinah 29 mil dan Abwa' terletak di dekat Waddan.

Inilah peperangan pertama yang diikuti oleh Rasulullah. Kepergian beliau itu selama 15 malam benderanya berwarna putih dan pembawanya adalah Hamzah bin Abdul Mutholib.


Kita lanjutkan besok ya  kisahnya tentang Peperangan Buwath ....In syaa Allah๐Ÿ˜Š

๐Ÿ“—Kisah diambil dari  berbagai sumber sirah nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry" ๐Ÿ“—

✍Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ„MATERI 207๐Ÿ„

๐ŸŒท๐Ÿ’š๐ŸŒท๐Ÿ’š๐ŸŒท๐Ÿ’š๐ŸŒท๐Ÿ’š๐ŸŒท

---------------------------------------------

๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒบONE DAY ONE SIROH๐ŸŒบ

๐ŸŒนMATERI 208๐ŸŒน


๐Ÿ“œPeperangan dan Ekspedisi Sebelum Badr๐Ÿ“œ

Sahabat sirohku,  setelah Perang Al Abwa' atau Waddan terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:

๐ŸŒ€Perang Buwath๐ŸŒ€

Perang Buwath terjadi pada bulan Rabiul awal tahun kedua Hijriyah atau September 623 M.  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam keluar pemimpin pasukan berkekuatan 200 orang dari para sahabatnya untuk mencegah kafilah Quraisy yang berkekuatan 100 orang di bawah pimpinan Umayyah bin Khalaf Al-Jami. Kafilah itu membawa 2500 unta. Setibanya di Buwath di sekitar Ridhwa, beliau tidak menjumpai kafilah.
Dalam peperangan tersebut beliau mewakilkan urusan kota Madinah kepada Saad bin Muadz. Benderanya berwarna putih dan dibawa oleh Saad bin Abi Waqqash radliyallahu anhu.

๐ŸŒ€Perang Sawan๐ŸŒ€

Perang Sawan terjadi pada bulan Rabiul awal tahun kedua Hijriyah atau September tahun 623 M. Karz bin Jabir Al Fihri dengan pasukannya dari kaum muslimin menyerang pinggiran kota Madinah dan merampas beberapa binatang ternak. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam keluar dan para sahabatnya bersekutukan 70 orang untuk mengejar pasukan Karz hingga tiba di lembah Safwan yang letaknya tidak jauh dari Badr. Namun beliau tidak menjumpai Karz dan teman-temannya,  lalu pulang tanpa melakukan pertempuran. Perang ini disebut juga dengan Perang Badr pertama. Dalam perang ini urusan kota Madinah diwakilkan kepada Zaid bin Harisah. Benderanya berwarna putih dan dibawa oleh Ali bin Abi Tholib.


Kita lanjutkan besok ya  kisahnya tentang Peperangan Dzil Usyairah....In syaa Allah๐Ÿ˜Š

๐Ÿ“•Kisah diambil dari  berbagai sumber sirah nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“•

✍Editor : Ustadzah Ratna

๐ŸŒนMATERI 208๐ŸŒน

๐ŸŒผ๐Ÿ๐ŸŒผ๐Ÿ๐ŸŒผ๐Ÿ๐ŸŒผ๐Ÿ๐ŸŒผ

--------------------------------------------------------------------------
๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒณONE DAY ONE SIROH๐ŸŒณ

๐ŸŒธMATERI 209๐ŸŒธ


๐Ÿ“œPeperangan dan Ekspedisi Sebelum Badr๐Ÿ“œ

Sahabat sirohku,  setelah Perang Buwath dan Perang Sawan terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:

๐ŸŒ€Perang Dzil Usyairah๐ŸŒ€

Perang Dzil Usyairah terjadi pada bulan Jumadil Ula dan bulan Jumadil Akhir tahun kedua Hijriyah atau November dan Desember tahun 623 M. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam keluar memimpin pasukan berkekuatan 150 (dalam riwayat lain 200) orang kaum Muhajirin. Dalam hal ini bisa tidak memaksa seorangpun untuk ikut serta dalam peperangan tersebut. Mereka keluar membawa 30 Onta yang dikendarai secara bergantian untuk mencegah kafilah Quraisy yang berangkat ke Syam. Telah terdengar berita tentang keberangkatan mereka dari Mekkah membawa barang barang dagangan kaum Quraisy Setibanya di Dzil Usyairah, beliau tidak menjumpai kafillah tersebut, mereka telah lolos beberapa hari sebelumnya. Kafilah inilah yang dicari sepulang mereka dari Syam, dan menjadi penyebab terjadinya Perang Badr Kubro. 

Menurut Ibnu Ishaq, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berangkat pada akhir Jumadil Ula dan kembali pada Awal Jumadil Akhir. Boleh jadi hal inilah yang menjadi penyebab perbedaan pendapat ahli siroh dalam menentukan bulan terjadinya peperangan ini.

Dalam peperangan ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengadakan perjanjian perdamaian dengan Bani Mudlij dan sekutunya, yaitu Bani dhamrah.

Pada saat peperangan itu urusan kota Madinah diwakilkan kepada Abu Salamah bin Abdul Asad Al Makhzumi. Bendera peperangan itu berwarna putih dan dibawa oleh Hamzah bin Abdul muththalib radhiallahu anhu.

Kita lanjutkan besok ya  kisahnya tentang Peperangan Ekspedisi Nikhlah....In syaa Allah๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“˜Kisah diambil dari  berbagai sumber sirah nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“˜

✍Editor : Ustadzah Ratna

๐ŸŒธMATERI 209๐ŸŒธ

๐Ÿ•Š๐ŸŒฟ๐Ÿ•Š๐ŸŒฟ๐Ÿ•Š๐ŸŒฟ๐Ÿ•Š๐ŸŒฟ๐Ÿ•Š

-----------------------------------------------------------

๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

๐Ÿฆ‹ONE DAY ONE SIROH๐Ÿฆ‹

๐Ÿ’™MATERI 210๐Ÿ’™


๐Ÿ“œPeperangan dan Ekspedisi Sebelum Badr๐Ÿ“œ

Sahabat sirohku,  setelah Perang Dzil Usyairah terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:

๐Ÿš€ Ekspedisi Nikhlah๐Ÿš€

Ekspedisi Nikhlah terjadi pada bulan Rajab tahun kedua Hijriyah atau Januari tahun 624 M. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengirimkan 12 orang kaum Muhajirin di bawah pimpinan Abdullah bin Jahsy Al Asadi ke Nikhlah.  Setiap 2 orang bergantian mengendarai unta.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menulis surat kepadanya dan memerintahkannya untuk tidak membuka isi surat itu sebelum menempuh perjalanan selama 2 hari. Abdullah pun berangkat dan setelah perjalanan selama dua hari. Ia membuka surat tersebut. Ternyata isinya adalah:

"Apabila kamu telah melihat suratku ini berjalanlah hingga tiba di Nikhlah, yaitu antara Mekah dan Thaif Intailah (cegatla) kabilah Quraisy di tempat ini dan laporkan lah kepada kami keadaan mereka."

Setelah membaca surat itu, Abdullah berkata," Aku taati perintah ini."
Ia lalu memberitahukan isi surat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ini kepada teman-temannya, dan ia tidak memaksa untuk ikut serta dalam tugas tersebut ia berkata," Barangsiapa ingin mati syahid silahkan teruskan perjalanan, dan siapa yang tidak menyukai hal ini hendaklah ia pulang saja. Sedangkan saya akan terus berangkat."

Maka semuanya sepakat untuk meneruskan perjalanan, Namun di tengah perjalanan onta yang di kendarai oleh Saad Abi Waqqash dan Utbah bin Ghazwan terlepas dan lari. Sehingga 2 orang itu terpaksa pergi mencari ontanya.

Sementara itu Abdullah bin Jahsy terus berjalan hingga tiba di Nikhlah. Kafilah Quraisy membawa barang-barang dagangan dan di dalam kafilah tersebut terdapat Amru bin Hadhami,  Usman dan Naufal,  keduanya adalah anak Abdullah Bin al-Mughirah dan Al Hakam bin Kisan Maula Bani Nadhir pasukan muslim pun bermusyawarah, mereka menyatakan kita berada di akhir bulan Rajab bulan haram bulan suci jika kita memerangi mereka kita melanggar kehormatan bulan suci dan jika kita tinggalkan malam ini, mereka akan berhasil memasuki Mekah.  Mereka kemudian bersepakat untuk bertempur. Salah seorang dari mereka melemparkan anak panah kepada Amru al-hadrami dan membunuhnya. Mereka juga menawan Usman dan Al-Hakam sedangkan Naufal berhasil meloloskan diri.  Kemudian, mereka telah memperoleh seperlima dari harta rampasan tersebut, dan ini merupakan seperlima dari harta rampasan yang pertama di dalam Islam, "korban" pertama di dalam Islam, dan tawanan pertama di dalam Islam.

Kita lanjutkan besok ya tentang bagaimana sikap Rasulullah....In syaa Allah๐Ÿ˜Š

๐Ÿ““Kisah diambil dari  berbagai sumber sirah nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ““

๐Ÿ–ŒEditor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ’™MATERI 210๐Ÿ’™

๐ŸŽ๐ŸŽ‰๐ŸŽ๐ŸŽ‰๐ŸŽ๐ŸŽ‰๐ŸŽ๐ŸŽ‰๐ŸŽ



----------------------------------------------------------------

๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŽONE DAY ONE SIROH๐ŸŽ

๐Ÿ‡MATERI 211๐Ÿ‡

๐Ÿ“œPeperangan dan Ekspedisi Sebelum Badr๐Ÿ“œ


Sahabat sirohku, Rosulullah Salallahu alaihi wasallam mengingkari perbuatan mereka itu. Beliau berkata,"Aku tidak memerintahkan kalian untuk berperang di bulan suci." Beliau pun tidak melakukan tindakan terhadap harta rampasan dan tawanan tersebut.

Peristiwa itu oleh kaum musyrikin dijadikan kesempatan untuk menuju kaum muslimin telah menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah. Tuduhan itu tersebar luas dan menjadi buah bibir. Pada akhirnya turunlah wahyu yang dengan tegas membantah desas-desus yang dibicarakan orang itu, bahwasanya apa yang dilakukan oleh kaum musyrikin lebih besar dosanya daripada yang diperbuat oleh kaum muslimin.

"Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah,' berperang pada bulan itu adalah dosa besar tetapi menghalangi orang menempuh jalan Allah, kafir kepada Allah, menghalangi orang masuk Masjidil Haram dan mengusir penduduknya lebih besar dosanya di sisi Allah. Dan berbuat fitnah (yakni tindakan penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindak Islam dan kaum muslimin) lebih besar dosanya daripada membunuh.
(Quran surat Al Baqarah 217)

Wahyu tersebut telah menegaskan bahwa desas-desus yang dihembuskan oleh kaum musyrikin untuk membangkitkan keraguan orang terhadap sikap para prajurit Islam sama sekali tidak beralasan. Sebab kehormatan bulan suci telah dilanggar dan diperkosa oleh kaum musyrikin dalam kegiatan mereka memerangi Islam dan menindas kaum muslimin. Bukankah kaum muslimin dahulunya adalah penghuni daerah Suci, yaitu ketika harta kekayaan mereka dirampas dan nabi mereka hendak dibunuh? Lantas faktor apakah kiranya secara mendadak telah mengembalikan kehormatan bulan suci tersebut sehingga peradabannya dianggap sebagai kejahatan besar? Sudah pasti propaganda yang dilancarkan oleh kaum musyrikin itu dilandasi oleh niat jahat mereka.

Setelah itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membebaskan 2 tawanan itu dan memberikan diyat orang yang terbunuh (yakni Amru Al Hadhrami) kepada walinya.

Itulah ekspedisi-ekspedisi sebelum Perang Badar. Tidak satupun diantara ekspedisi-ekspedisi itu yang melakukan tindak perampasan harta dan pembunuhan, kecuali setelah dilakukan oleh kaum musyrikin di bawah pimpinan Kars bin Jabir Al Fihri. Jadi yang mengawali adalah kaum musyrikin, dan mereka pun sebelum itu telah melakukan berbagai tindakan brutal.

Kita lanjutkan besok ya....In syaa Allah๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“˜Kisah diambil dari  berbagai sumber sirah nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“˜

✍Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ‡MATERI 211๐Ÿ‡


๐ŸŒธ๐ŸŽ€๐ŸŒธ๐ŸŽ€๐ŸŒธ๐ŸŽ€๐ŸŒธ๐ŸŽ€๐ŸŒธ

---------------------------------------------------------

๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

๐Ÿ‘ONE DAY ONE SIROH๐Ÿ‘

๐Ÿ’ŽMATERI 212๐Ÿ’Ž


๐Ÿ“œPeperangan dan Ekspedisi Sebelum Badr๐Ÿ“œ

Setelah meletusnya peristiwa yang terjadi di dalam ekspedisi Abdullah bin jahsy, nyatalah kekhawatiran kaum musyrikin dan bahaya nyata telah menghadang di hadapan mereka. Mereka mengetahui bahwa Madinah benar benar dalam kondisi siaga mengawasi setiap gerak langkah perdagangan mereka,  kaum muslimin mampu melakukan ekspedisi sejauh 300 mil. Kemudian membunuh, kalau pulang dengan selamat membawa harta rampasan.

Kaum musyrikin merasa bahwa perdagangan mereka ke Syam senantiasa dalam ancaman bahaya,  sehingga kebencian dan kedengkian mereka semakin bertambah tidak mengambil langkah sebagaimana yang ditempuh oleh kabilah Juhairah dan Bani Dhamrah. Para tokoh dan pemimpin mereka bertekad untuk mewujudkan ancaman terhadap kaum Muslimin di tengah-tengah negeri mereka sendiri. Hal inilah yang memicu mereka untuk datang ke Badr.

Adapun kaum muslimin telah diwajibkan oleh Allah untuk berperang setelah peristiwa ekspedisi Abdullah bin Jahsy pada bulan Sya'ban tahun kedua Hijriyah dalam hal itu turunlah ayat ayat yang jelas

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kaum, tetapi janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu Mekah, dan fitnah itu lebih besar bahaya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu, maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti dari memusuhi kamu, maka sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang. Dan perangilah mereka itu sehingga tidak ada fitnah lagi dan sehingga ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti dari memusuhi kamu maka tidak ada permusuhan lagi kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (Albaqarah 190-193)

Tidak lama kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat-ayat lain yang mengajarkan kepada mereka tentang cara berperang, memotivasi mereka untuk melakukannya dan menjelaskan kepada mereka beberapa hukum berperang. Allah berfirman di surat Muhammad ayat 4-7 yang artinya:

 Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir di medan perang Maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka, tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka, tetapi Allah tidak menguji antar sesama kamu. Dan orang-orang yang gugur pada zaman Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. Allah akan memberi bimbingan kepada mereka yang memperbaiki keadaan mereka, serta memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenankanNya kepada mereka orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu

Kita lanjutkan besok ya....In syaa Allah๐Ÿ˜Š

๐Ÿ“”Kisah diambil dari  berbagai sumber sirah nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“”

๐Ÿ–ŠEditor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ’ŽMATERI 212๐Ÿ’Ž

๐Ÿง๐Ÿซ๐Ÿง๐Ÿซ๐Ÿง๐Ÿซ๐Ÿง๐Ÿซ๐Ÿง

--------------------------------------------------------------

๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด

✏️ONE DAY ONE SIROH✏️

๐Ÿ‹MATERI 213๐Ÿ‹


๐Ÿ“œPeperangan dan Ekspedisi sebelum Badr๐Ÿ“œ

Selanjutnya Allah mencela orang orang yang jantungnya berdebar ketakutan ketika mendengar perintah perang. Allah berfirman:

"Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya perintah perang kamu lihat orang-orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati. (Muhammad: 20)

Mewajibkan dan memotivasi untuk berperang serta memerintahkan untuk melakukan persiapan yang merupakan tuntunan keadaan-keadaan seorang pemimpin yang memahami betul kondisi yang demikian, pasti akan memerintahkan pasukannya untuk mempersiapkan diri dari segala kemungkinan yang akan terjadi, terlebih bagi Rabb yang maha mengetahui lagi Maha Tinggi. Kondisi tersebut menuntut adanya pertarungan antara Al Haq dan bathil. Peristiwa ekspedisi Abdullah bin Jahsy merupakan pukulan telak terhadap semangat kaum musyrikin dan menyakitkan mereka.

Ayat-ayat yang memerintahkan perang tersebut,  secara tersirat menujukkan dekatnya pertarungan berdarah, dan pada akhirnya kemenangan akan diraih oleh kaum muslimin. Perhatikanlah Bagaimana Allah memerintahkan kaum muslimin untuk mengusir kaum musyrikin dari tempat mereka mengusir kaum muslimin,  bagaimana dia mengajar mengajar dan kepada mereka hukum-hukum yang bertalian dengan masalah tawanan bagi pasukan yang menang, sampai perang berakhir. semuanya itu mengisyaratkan akan kemenangan kaum muslimin pada akhirnya. Tetapi hal itu dibiarkan secara tersirat kepada Anda sehingga setiap orang telah siap dengan semangat perjuangan fisabilillah.

Pada saat-saat tersebut pada bulan Sya'ban tahun kedua Hijriyah atau April 6244 Allah memerintahkan agar mengubah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram. Perubahan kiblat itu memberikan manfaat bagi kaum muslimin yaitu orang-orang munafik dari kalangan orang-orang Yahudi yang menyusup ke dalam barisan kaum muslimin untuk merusak dari dalam tersingkapnya kedoknya,  dan mereka kembali pada sikap mereka semula. Demikianlah barisan kaum muslimin dibersihkan dari kaum penghianat.

Perubahan kiblat itu mengandung isyarat permulaan peran baru yang tidak akan berhenti sebelum kaum muslimin menguasai kiblat tersebut. Bukanlah merupakan sesuatu yang aneh jika akibat suatu kaum berada di tangan musuhnya kemudian berusaha untuk membebaskannya setelah adanya perintah dan isyarat tersebut kaum muslimin bertambah semangat dan Keinginan mereka untuk berjihad fisabilillah dan bertemu dengan musuh di medan perang semakin bertambah kuat.

Kita lanjutkan besok ya....In syaa Allah๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“•Kisah diambil dari  berbagai sumber sirah nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"๐Ÿ“•

✍ Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ‹MATERI 213๐Ÿ‹

๐ŸŒธ๐Ÿฆ‹๐ŸŒธ๐Ÿฆ‹๐ŸŒธ๐Ÿฆ‹๐ŸŒธ๐Ÿฆ‹๐ŸŒธ