CHANNEL MUTE, [26.10.16 03:19]
๐ด๐ช๐ช๐ด๐ด๐ช๐ช๐ด
๐ONE DAY ONE SIROH๐
✍MATERI 98 JILID 3✍
๐Rencana Para Pemuka Quraisy๐
Setelah mendengar penjelasan Rasulullah, para pedagang pun merasa lega. Kebanyakan mereka bukan pedagang budak dan tidak menarik untung dari korban yang dipersembahkan untuk bangsawan-bangsawan Quraisy. Iman mereka pun semakin kuat.
Melihat Islam semakin dicintai para pengikutnya, para pembesar Quraisy pun menyusun rencana lain...
"Apa yang harus kita lakukan?" teriak seorang pemuka Quraisy. "Abu Bakar dan teman-temannya terus membebaskan budak-budak kita! Tidak ada jalan lain, bunuh budak budak itu agar yang lain ketakutan!"
"Tidak ," geleng Abu Jahal lemah. "Sumayyah telah kubunuh, tapi itu tidak membuat yang lain takut. Cari saja cara lain!"
Seorang pemuka Quraisy berdiri cepat , "Pukuli Muhammad sampai remuk! Dengan demikian, wibawanya akan hancur dan pengikutnya pun bubar ketakutan!"
"Namun, keluarga Muhammad dari Bani Hasyim akan membelanya!" lengking yang lain.
"Siapa? Abu Thalib sudah terlalu tua! Yang harus kita takuti dari Bani Hasyim adalah Hamzah! Namun, engkau lihat sendiri, Hamzah sibuk berfoya-foya sendiri! Ia tidak peduli pada nasib keponakannya itu! Pilihlah dua orang yang paling ditakuti di Mekah untuk melaksanakan tugas ini!"
Sejenak, orang orang terdiam sambil memandang berkeliling. Kemudian, seorang dari mereka menunjukkan jarinya kepada pemuda bertubuh tinggi besar, "Engkau, Umar bin Khattab! Engkau dan Abu Jahal! Tidak ada orang lain yang berani melawan kalau kalian memukuli Muhammad!"
Orang orang berseru setuju.
"Sabar," tiba-tiba seseorang berseru, "langkah awal bukanlah serangan fisik! Hancurkan dulu wibawanya! Kuusulkan agar kita suruh para budak melempari Muhammad dan meneriakinya sebagai pembohong, orang gila, dan tukang sihir!"
Usul itu disetujui. Mulai hari itu, setiap Rasulullah melewati jalan jalan di Mekah, para budak, para wanita yang nasibnya justru sedang diperjuangkan Rasulullah, meneriaki beliau, "Pembohong besar! Orang gila! Tukang sihir!"
Suara mereka keras dan tajam layaknya orang sedang mengusir kucing yang masuk dapur. Kemudian, apa yang terjadi jika Abu Jahal atau Umar mulai memukuli Rasulullah?
Kita lanjutkan besok ya kisahnya...
In syaa Allah ๐
๐Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐
✍MATERI 98 JILID 3✍
๐ช๐๐ช๐๐ช๐๐ช๐๐ช๐
----------------------------------------------------------
CHANNEL MUTE, [27.10.16 03:26]
๐ด๐ช๐ช๐ด๐ด๐ช๐ช๐ด
๐ONE DAY ONE SIROH๐
๐ดMATERI 99 JILID 3๐ด
๐Kuda Jantan๐
Saat itu merupakan masa yang berat bagi Rasulullah. Beliau pergi ke sebuah tempat yang teduh, berbaring di atas batu, dan berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh. Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding cacian dan celaan dari orang orang yang justru sedang diperjuangkan Rasulullah mati matian.
Sementara itu, di depan Ka'bah, Abu Jahal berkoar di depan teman temannya, "Aku bersumpah untuk menghantam kepala Muhammad dengan sebuah batu ketika dia sedang sujud kepada Tuhanya!"
Beberapa orang bersorak memberi semangat, sedangkan yang lain saling pandang dengan terkejut. Itu aadalah sebuah tindakan kejam yang dapat menimbulkan kematian. Jika Muhammad meninggal, Bani Hasyim pasti akan menuntut balas dan Mekah akan terpecah oleh perang saudara. Namun, Abu Jahal telah mengucapkan sumpah yang tidak dapat ditarik lagi tanpa mencoreng mukanya sendiri. Oleh karena itu, mereka memilih untuk mengamati apa yang terjadi dengan dada berdebar-debar.
Kesempatan yang ditunggu Abu Jahal pun tiba. Saat itu, Rasulullah sedang shalat di depan Ka'bah. Ketika beliau sujud, Abu Jahal dengan cepat melangkah mendekat. Kedua tanganya yang menggenggam batu terangkat tinggi tinggi, matanya menyala buas.
Namun, ketika batu akan dihujamkan sekuat tenaga, mendadak Abu Jahal berbalik pergi. Batu di tangannya lepas dan wajahnya pucat ketakutan.
"Ada apa? Ada apa?" semua teman- temannya bertanya kebingungan.
Dengan napas tersendat-sendat, Abu Jahal berkata, "Demi Tuhan, didepanku tadi berdiri seekor kuda jantan. Belum pernah aku menyaksikan seekor kuda jantan serupa itu. Kepala, tengkuk, dan giginya sungguh mengerikan. Aku yakin dia akan menelanku seandainya batu tadi kuhantamkan!"
Abu Jahal pergi cepat- cepat untuk menenangkan diri.
Orang orang memandang Rasulullah dengan heran dan takjub. Sementara itu, Rasulullah tetap melanjutkan shalat dengan khusyuk. Wajah beliau begitu teduh dan tenteram
Bagaimanakah kelanjutan kisahnya? Kita lanjutkan besok ya....
In syaa Allah ๐
๐Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐
๐ดMATERI 99 JILID 3๐ด
๐๐๐๐๐๐๐๐๐
๐ด๐ช๐ช๐ด๐ด๐ช๐ช๐ด
๐ONE DAY ONE SIROH๐
✍MATERI 98 JILID 3✍
๐Rencana Para Pemuka Quraisy๐
Setelah mendengar penjelasan Rasulullah, para pedagang pun merasa lega. Kebanyakan mereka bukan pedagang budak dan tidak menarik untung dari korban yang dipersembahkan untuk bangsawan-bangsawan Quraisy. Iman mereka pun semakin kuat.
Melihat Islam semakin dicintai para pengikutnya, para pembesar Quraisy pun menyusun rencana lain...
"Apa yang harus kita lakukan?" teriak seorang pemuka Quraisy. "Abu Bakar dan teman-temannya terus membebaskan budak-budak kita! Tidak ada jalan lain, bunuh budak budak itu agar yang lain ketakutan!"
"Tidak ," geleng Abu Jahal lemah. "Sumayyah telah kubunuh, tapi itu tidak membuat yang lain takut. Cari saja cara lain!"
Seorang pemuka Quraisy berdiri cepat , "Pukuli Muhammad sampai remuk! Dengan demikian, wibawanya akan hancur dan pengikutnya pun bubar ketakutan!"
"Namun, keluarga Muhammad dari Bani Hasyim akan membelanya!" lengking yang lain.
"Siapa? Abu Thalib sudah terlalu tua! Yang harus kita takuti dari Bani Hasyim adalah Hamzah! Namun, engkau lihat sendiri, Hamzah sibuk berfoya-foya sendiri! Ia tidak peduli pada nasib keponakannya itu! Pilihlah dua orang yang paling ditakuti di Mekah untuk melaksanakan tugas ini!"
Sejenak, orang orang terdiam sambil memandang berkeliling. Kemudian, seorang dari mereka menunjukkan jarinya kepada pemuda bertubuh tinggi besar, "Engkau, Umar bin Khattab! Engkau dan Abu Jahal! Tidak ada orang lain yang berani melawan kalau kalian memukuli Muhammad!"
Orang orang berseru setuju.
"Sabar," tiba-tiba seseorang berseru, "langkah awal bukanlah serangan fisik! Hancurkan dulu wibawanya! Kuusulkan agar kita suruh para budak melempari Muhammad dan meneriakinya sebagai pembohong, orang gila, dan tukang sihir!"
Usul itu disetujui. Mulai hari itu, setiap Rasulullah melewati jalan jalan di Mekah, para budak, para wanita yang nasibnya justru sedang diperjuangkan Rasulullah, meneriaki beliau, "Pembohong besar! Orang gila! Tukang sihir!"
Suara mereka keras dan tajam layaknya orang sedang mengusir kucing yang masuk dapur. Kemudian, apa yang terjadi jika Abu Jahal atau Umar mulai memukuli Rasulullah?
Kita lanjutkan besok ya kisahnya...
In syaa Allah ๐
๐Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐
✍MATERI 98 JILID 3✍
๐ช๐๐ช๐๐ช๐๐ช๐๐ช๐
----------------------------------------------------------
CHANNEL MUTE, [27.10.16 03:26]
๐ด๐ช๐ช๐ด๐ด๐ช๐ช๐ด
๐ONE DAY ONE SIROH๐
๐ดMATERI 99 JILID 3๐ด
๐Kuda Jantan๐
Saat itu merupakan masa yang berat bagi Rasulullah. Beliau pergi ke sebuah tempat yang teduh, berbaring di atas batu, dan berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh. Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding cacian dan celaan dari orang orang yang justru sedang diperjuangkan Rasulullah mati matian.
Sementara itu, di depan Ka'bah, Abu Jahal berkoar di depan teman temannya, "Aku bersumpah untuk menghantam kepala Muhammad dengan sebuah batu ketika dia sedang sujud kepada Tuhanya!"
Beberapa orang bersorak memberi semangat, sedangkan yang lain saling pandang dengan terkejut. Itu aadalah sebuah tindakan kejam yang dapat menimbulkan kematian. Jika Muhammad meninggal, Bani Hasyim pasti akan menuntut balas dan Mekah akan terpecah oleh perang saudara. Namun, Abu Jahal telah mengucapkan sumpah yang tidak dapat ditarik lagi tanpa mencoreng mukanya sendiri. Oleh karena itu, mereka memilih untuk mengamati apa yang terjadi dengan dada berdebar-debar.
Kesempatan yang ditunggu Abu Jahal pun tiba. Saat itu, Rasulullah sedang shalat di depan Ka'bah. Ketika beliau sujud, Abu Jahal dengan cepat melangkah mendekat. Kedua tanganya yang menggenggam batu terangkat tinggi tinggi, matanya menyala buas.
Namun, ketika batu akan dihujamkan sekuat tenaga, mendadak Abu Jahal berbalik pergi. Batu di tangannya lepas dan wajahnya pucat ketakutan.
"Ada apa? Ada apa?" semua teman- temannya bertanya kebingungan.
Dengan napas tersendat-sendat, Abu Jahal berkata, "Demi Tuhan, didepanku tadi berdiri seekor kuda jantan. Belum pernah aku menyaksikan seekor kuda jantan serupa itu. Kepala, tengkuk, dan giginya sungguh mengerikan. Aku yakin dia akan menelanku seandainya batu tadi kuhantamkan!"
Abu Jahal pergi cepat- cepat untuk menenangkan diri.
Orang orang memandang Rasulullah dengan heran dan takjub. Sementara itu, Rasulullah tetap melanjutkan shalat dengan khusyuk. Wajah beliau begitu teduh dan tenteram
Bagaimanakah kelanjutan kisahnya? Kita lanjutkan besok ya....
In syaa Allah ๐
๐Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐
๐ดMATERI 99 JILID 3๐ด
๐๐๐๐๐๐๐๐๐