Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

ODOS - episode 100, 101 Hamzah Singa Padang Pasir

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐Ÿ”ตONE DAY ONE SIROH๐Ÿ”ต

๐Ÿ”‘MATERI 100 JILID 3๐Ÿ”‘


๐ŸฆSinga Padang Pasir๐Ÿฆ

Sahabat fillahku, orang orang terus menertawakan Rasulullah setiap kali lewat. "Pembohong besar! Orang gila! Tukang sihir!"

Abu Jahal terus menyemangati orang orang yang mengejek sambil kerap kali melontarkan caci maki juga.

Rasulullah mendadak berhenti melangkah. Beliau berpaling dengan tenang menghadap Abu Jahal, tetapi sorot matanya tajam. Abu Jahal berhenti dan terdiam. Dengan wajah sayu penuh belas kasihan, Rasulullah memandang orang orang kecil yang mengejeknya. Seketika, sorak sorai pun mereda. Semua orang yang berada di sekitar tempat itu terpesona melihat keadaan Rasulullah. Baru kali ini mereka seolah disadarkan, betapa menyakitkannya ejekan mereka itu diterima Rasulullah. Sorot mata Rasulullah seolah berkata, "Mengapa kalian mengejekku? Bukankah aku sedang berjuang menyelamatkan kalian dari kekejaman bangsa Quraisy dengan membawa Islam yang mulia? Seandainya kalian tahu, ejekan Abu Jahal itu tidak begitu menyakitkan dibanding kata kata kalian, sebab kepada kalianlah Allah meyuruhku menebar kasih sayang."

Tanpa sepatah kata pun, Rasulullah berlalu. Orang orang bubar dengan membawa perasaan masing masing. Tatapan Rasulullah tadi sangat berkesan di hati seorang budak perempuan. Ketika budak itu berjalan pulang, ia melihat Hamzah bin Abdul Muthalib datang.

Hamzah berjalan gagah dan bangga memasuki Mekah. Ia betul betul laki laki perkasa dengan perawakan tinggi dan kekar. Dengan wajah angkuh, Hamzah melangkah sambil menyandang busurnya. Ia habis berburu.

Orang orang yang melihatnya pun berbisik kagum. Namun, budak perempuan tadi merasa ada yang janggal, mengapa orang segagah ini tidak membela Muhammad, keponakannya sendiri? Mengapa ia bisa setenang itu? Tahukah ia bahwa Muhammad keponakannya, dicaci maki orang? Muhammad dihina pemimpin kabilah lain yang menjadi saingan Bani Hasyim! Pantaskah ia disebut sebagai pemuda perkasa yang pantang menyerah pada lawan, sedangkan ia tidak berbuat apa pun ketika seorang keluarga Bani Hasyim dicaci maki orang? Dengan dada hampir meluap, budak perempuan itu menegur Hamzah, "Tuan, tidak tahukah Anda apa yang menimpa kemenakanmu itu?"

Hamzah berhenti dan budak perempuan itu menceritakan apa yang dilihatnya. Dalam sekejap saja,,wajah Hamzah memerah. Tanpa berkata apa pun, ia berbalik menuju Ka'bah dengan langkah bergegas. Ia mencari Abu Jahal.

Apakah yang akan terjadi?
Kita lanjutkan besok ya kisahnya....
In syaa Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

 ๐ŸSahabat Masa Kecil๐Ÿ

Meski Hamzah adalah paman Nabi, usia mereka hampir sebaya. Dari kecil, Rasulullah dan Hamzah dibesarkan bersama, bermain bersama, dan menjadi sahabat karib. Itulah yang menyebabkan Hamzah begitu menyayangi Rasulullah.


๐Ÿ“”Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐Ÿ“”

๐Ÿ”‘MATERI 100 JILID 3๐Ÿ”‘

๐Ÿฅ๐Ÿฌ๐Ÿฅ๐Ÿฌ๐Ÿฅ๐Ÿฌ๐Ÿฅ๐Ÿฌ๐Ÿฅ

-------------------------------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒทONE DAY ONE SIROH๐ŸŒท

๐Ÿ“ŒMATERI 101 JILID 3๐Ÿ“Œ


❤️Kebimbangan Hamzah❤️

Di depan Ka'bah, Abu Jahal bercerita kepada beberapa temannya, "Puas rasanya melihat Muhammad dicaci begitu banyak orang", ujar Abu Jahal, "Kalau kuberi semangat sedikit lagi, bukan tidak mungkin mereka akan memukulinya."

Teman temannya terlihat ikut bersemangat. Beberapa orang mulai ikut bicara, tetapi mendadak semuanya terdiam dan memandang ke satu arah. Abu Jahal ikut menoleh dan seketika kerongkongannya terdekat. Hamzah bin Abdul Muthalib, sang pahlawan Bani Hasyim, menjulang di belakangnya dengan mata menyala tanpa ampun.

"Beraninya engkau mencaci maki Muhammad, padahal aku telah memeluk agamanya? Coba lakukan penghinaanmu kepadaku jika engkau benar benar jantan!"

Setelah berkata begitu, Hamzah melayangkan busurnya. Bunyinya mendecit, cepat , dan keras sehingga kepala Abu Jahal pun terluka.

Beberapa teman Abu Jahal serempak berdiri. Tampaknya, perkelahian tidak terhindarkan lagi. Ketika Abu Jahal melihat ini, ia mengangkat tangan untuk mencegah teman temannya. Abu Jahal yakin, dalam keadaan seperti itu, Hamzah tidak akan ragu ragu membunuh orang.

Dengan napas tersengal, Abu Jahal memegangi kepalanya. Ia berkata sambil menahan marah, "Kita tinggalkan saja dia! Aku memang telah mencaci maki kemenakannya."

Mereka pun pergi dengan geram dan murung. Namun, hati Hamzah belum lagi lega. Ia pulang dengan bimbang, "Mengapa begitu mudah kutinggalkan agama nenek moyangku?"

Setelah melewati malam yang gelisah, Hamzah akhirnya berdoa, "Ya Tuhan, jika Muhammad benar, teguhkanlah hatiku. Jika Muhammad salah, jauhkanlah aku darinya!"

Hamzah menemui Rasulullah dengan sedih dan menceritakan semua kegelisahan hatinya. Rasulullah lalu membacakan beberapa ayat Al Qur'an. Perlahan, hati Hamzah dipenuhi rasa tenang, haru, dan kagum. Dengan bulat hati, ia pun berkata, "Aku menyaksikan bahwa engkau itu sungguh benar, maka itu tampakkanlah agamamu, hai anak saudaraku!"

Bukan main bersyukurnya Rasulullah. Kini, Islam telah memiliki benteng yag kuat dalam menghadapi kekerasan Quraisy. Hamzah memeluk Islam pada akhir tahun ke enam kenabian (nubuwwah).

Apakah orang orang Quraisy lalu berputus asa? Tidak, mereka mempunyai cara lain untuk menekan perjuangan Rasulullah.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya...
In syaa Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

 ⚜Singa Allah dan Singa Rasul-Nya⚜

Seluruh kegagahan Hamzah dibaktikannya untuk membela Allah dan agama-Nya sehingga Rasulullah  memberi Hamzah julukan istimewa Singa Allah dan Singa Rasulullah. Hamzah adalah komandan Sariyah yang pertama. Sariyah adalah pasukan Muslim yang berangkat tanpa disertai Rasulullah.


๐Ÿ“’Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐Ÿ“’

๐Ÿ“ŒMATERI 101 JILID 3๐Ÿ“Œ

๐ŸŒบ๐Ÿ’š๐ŸŒบ๐Ÿ’š๐ŸŒบ๐Ÿ’š๐ŸŒบ๐Ÿ’š๐ŸŒบ


----------------------------------------------------------