Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

ODOS - episode 137 - 140, Setelah Abu Thalib Tiada sd THAIF

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒนONE DAY ONE SIROH๐ŸŒน

๐Ÿ’ŽMATERI 137 JILID 5๐Ÿ’Ž


⚜Setelah Abu Thalib Tiada⚜

Ketika ibunya wafat, Fatimah Az Zahra baru berusia tiga tahun. Anak perempuan yang matanya masih basah karena baru kehilangan ibunya itu kini melihat ayahnya dihina orang sejadi-jadinya. Para tetangga mereka seperti Hakam bin Ash, Uqbah bin Abu Muith, Adi bin Hamra, dan Abu Lahab sangat sering melempar batu ketika ayahnya sedang shalat. Bahkan tidak cuma batu, tetapi juga jeroan kambing. Jeroan kambing itu pernah mereka melemparkan ke dalam panci masakan Rasulullah yang siap disajikan.

Kejadian paling ringan yang pernah menimpa Rasulullah adalah ketika seorang Quraisy pandir mencegatnya di jalan dan secara tiba-tiba menyiramkan tanah ke atas kepala beliau. Rasulullah tidak membalas hinaan itu. Beliau pulang ke rumah dengan kepala yang penuh tanah.

Di rumah, Fatimah membersihkan kepala ayahnya sambil menangis.

Sahabat fillahku, tidak ada yang lebih pilu rasanya hati seorang ayah dibanding mendengar tangis anaknya. Apalagi yang menangis ini adalah anak perempuan yang baru saja ditinggal mati ibunya. Hampir kaku rasanya Rasulullah karena begitu pilu, bahkan beliau hampir saja ikut menangis.

Muhammad adalah ayah yang bijaksana dan penuh kasih sayang pada putri-putrinya. Tak ada lagi yang beliau lakukan menghadapi tangis pilu putrinya selain memohon pertolongan kepada Allah dengan keimanan sepenuh hati.

"Jangan menangis, putriku," begitu yang Rasulullah bisikkan kepada Fatimah sambil menghapus air matanya, "sesungguhnya Allah akan melindungi ayahmu."

Rasulullah kemudian berkata, "Sebelum wafat Abu Thalib, orang-orang Quraisy itu tidak seberapa menggangguku."

Apa yang kemudian beliau lakukan untuk melepaskan diri dari tekanan Quraisy yang semakin menjadi-jadi?

Kita lanjutkan kisahnya besok ya...insyaa Allah ๐Ÿ˜Š


✏️Catatan Tambahan✏️

๐Ÿ”†Tindakan Bengis Abu Lahab๐Ÿ”†

Sepeninggal Abu Thalib, Abu Lahab terpilih sebagai ketua Bani Hasyim. Segera setelah ia terpilih, Abu Lahab menyatakan melepas perlindungan terhadap diri Rasulullah dengan memberikan pengumuman secara terbuka di Pasar Ukazh dan di Ka'bah. Ini adalah tindakan  yang amat kejam, sampai Rasulullah sempat minta perlindungan dari keluarga selain Bani Hasyim.


๐Ÿ““Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 5๐Ÿ““

๐Ÿ’ŽMATERI 137 JILID 5๐Ÿ’Ž

๐Ÿน๐ŸŽฏ๐Ÿน๐ŸŽฏ๐Ÿน๐ŸŽฏ๐Ÿน๐ŸŽฏ๐Ÿน

-----------------------------------


⚜๐ŸŒผ⚜๐ŸŒผ⚜๐ŸŒผ⚜๐ŸŒผ⚜

CHANNEL MUTE, [04.12.16 04:35]
๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐Ÿ”ดONE DAY ONE SIROH๐Ÿ”ด

๐Ÿ–‹MATERI 138 JILID 4๐Ÿ–‹


๐Ÿž Tha'if ๐Ÿž

Rasulullah mencoba mengalihkan dakwah langsung keluar Kota Mekah. Bersama Zaid bin Haritsah, Rasulullah pergi ke kota Tha'if. Tiba di kota itu, Rasulullah menemui tiga orang pembesar kota dan menawarkan Islam kepada mereka. Apa tanggapan mereka?

 "Bahkan akan kusobek-sobek selubung Ka'bah untuk membuktikan bahwa demikian tidak percaya nya aku padamu!" ujar seseorang.

Mendengar temannya bicara seperti itu, yang lain tersenyum mengejek sambil berkata, "Apakah Tuhan tidak mendapatkan orang yang lebih baik daripadamu? Kalau engkau seorang nabi, pastilah engkau terlalu mulia untuk menjadi trman bicaraku. Kalau bukan, maka engkau terlalu rendah kulayani."

Setelah berkata begitu, mereka keluar dan berteriak kepada orang banyak, "Wahai penduduk Tha'if! Lihat orang ini! Ia coba mengganti para berhala kita dengan satu Tuhan baru yang tidak terlihat!"

Para pemuda mulai datang bergerombol dengan wajah memerah karena murka.

"Orang ini rupanya berniat menipu dan membodohi kalian! Apa yang akan kalian perbuat?"

"Usir dia!"

"Jangan cuma diusir, lempar dia dengan batu agar jera dan tidak berani membawa kegilaannya kemari!"

Kemudian, mulailah para pemuda melempari Rasulullah dengan batu. Melihat hal itu, orang-orang kaya tidak mau ketinggalan. Mereka menyuruh budak-budaknya, "Hei, tunggu apalagi? Ambil batu dan lempari dia! Sekaranglah saatnya kalian bersenang-senang!"

Rasulullah dan Zaid berlari disepanjang jalan keluar Kota Tha'if. Mereka diikuti hujan batu disertai gemuruh caci maki dan cemooh gerombolan pemuda dan budak. Batu-batu terbang berbunyi bergedebag-gedebug menghantam seluruh tubuh Rasulullah mwski sudah sedemikian rupa dilindungi Zaid. Darah suci Rasulullah berceceran di sepanjang jalan.

๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

⚜Kota Tha'if⚜

Rasulullah berdakwah ke Tha'if pada tahun 10 kenabian (akhir Mei 619). Tha'if terletak 100 kilometer sebelah Tenggara Mekah. Tha'if adalah kota pegunungan dengan pegunungan dengan ketinggian hampir 2.000 meter diatas permukaan laut. Tha'if adalah kota dagang dengan hasil bumi dan perkebunan buah seperti anggur.


๐Ÿ“˜Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 5๐Ÿ“˜

๐Ÿ–‹MATERI 138 JILID 5๐Ÿ–‹

๐ŸŒพ๐ŸŒธ๐ŸŒพ๐ŸŒธ๐ŸŒพ๐ŸŒธ๐ŸŒพ๐ŸŒธ๐ŸŒพ
-----------------------------------------------
-๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒผONE DAY ONE SIROH๐ŸŒผ

๐ŸŽฏMATERI 139 JILID 5๐ŸŽฏ


๐Ÿ’ŽDoa Rasululllah๐Ÿ’Ž

Setelah jauh ke luar kota, gerombolan orang yang mengejar Rasulullah pun membubarkan diri dengan senyum puas dan mengejek. Saat itu Rasulullah bertemu dengan seorang istri pembesar Tha'if dari Bani Jumah yang sedang lewat. Perempuan itu memandang Rasulullah dengan rasa kasihan bercampur heran.

"Lihatlah, apa yang ditimpakan kepada kami oleh rakyat suamimu," sabda Rasulullah.

Mendengar orang Tha'iflah yang menganiaya beliau, perempuan itu berlalu dengan perasaan takut jika diketahui orang bahwa ia menunjukkan belas kasihan kepada Rasulullah.

Untuk melepas lelah fan membasuh luka, Rasulullah dan Zaid berlindung di sebuah kebun anggur milik Utbah dan Syaibah. Keduanya anak Rabi'ah, seorang pembesar Quraisy. Saat itu, keluarga Rabi'ah memerhatikan Rasulullah dari jauh, tetapi mereka tidak berbuat apapun.

Setelah napasnya kembali normal, Rasulullah mengangkat kepala dan menengadah ke langit. Beliau memanjatkan doa yang amat haru.

"Allahuma ya Allah, kepada-MU juga aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kemampuanku, serta kehinaanku dihadapan manusia.

Oh Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang, Engkaulah Pelindungku.

Kepada siapa hendak Engkau serahkan aku? Kepada orang jauh yang berwajah muram, kepadaku, atau kepada musuh yang akan menguasai diriku?

Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli sebab sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku.

Aku berlindung kepada nur wajah-MU yang menyinari kegelapan, dunia, dan akhirat.

Janganlah kemurkaan-MU menimpa aku.

Kepada-MU lah aku menghamba sampai Engkau puas sesuai kehendak-MU. Tiada yang lebih kuat dan kuasa dari pada-MU."


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

๐Ÿ”†Tiga Pembesar Tha'if๐Ÿ”†

Rasulullah meminta tiga pembesar Tha'if yaitu Mas'ud, Abdu Yalail, dan Habib, tidak mengumumkan kepada masyarakat penolakan mereka terhadap beliau. Namun, ketiga pembesar itu tidak mengabulkan permintaan Rasulullah. Mereka malah menghasut agar para pemuda mengolok-olok Rasulullah.

๐Ÿ“•Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 5๐Ÿ“•

๐Ÿ’ŽMATERI 139 JILID 5๐Ÿ’Ž

๐Ÿ“˜๐Ÿ–๐Ÿ“˜๐Ÿ–๐Ÿ“˜๐Ÿ–๐Ÿ“˜๐Ÿ–๐Ÿ“˜

--------------------------------------------



๐ŸŒปONE DAY ONE SIROH๐ŸŒป

๐Ÿ–‹MATERI 140 JILID 5๐Ÿ–‹


๐ŸŒฑDi Kebun Anggur๐ŸŒฑ

Melihat penderitaan yang begitu buruk dialami Rasulullah, Utbah dan Syaibah merasa iba. Mereka menyuruh seorang budak mereka untuk memberikan buah anggur kepada Rasulullah.

Rasulullah menjulurkan tangan untuk memgambil anggur seraya mengucap, "Bismillah."

Budak itu mendongak keheranan mendengar bacaan itu.

"Kata-kata itu tidak pernah diucapkan oleh penduduk negeri ini ujar," ujarnya.

Kemudian, Rasulullah bertanya kepada sang budak siapa namanya dan dari negeri mana dia berasal, serta apa agamanya.

"Namaku Addas, aku berasal dari Niniveh di Mesopotamia. Aku beragama Nasrani."

Rasulullah kemudian berkata lagi, "Dari negeri baik-baik, Yunus bin Matta."

Dengan rasa heran yang lebih besar daripada sebelumnya, Addas bertanya, "Darimana Tuan tahu nama Yunus bin Matta?"

"Dia saudaraku," jawab Rasulullah, "dia seorang nabi dan aku juga seorang nabi."

Mendengar itu, hati Addas dipenuhi rasa haru yang menyengat. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia mencium kepala, tangan, dan kaki Rasulullah.

Utbah dan Syaibah memerhatikan hal itu dengan heran.

"Lihat, ia merusak budakmu," kata Syaibah.

Ketika Addas kembali, mereka bertanya dengan marah, "Mengapa pula engkau cium kepala, tangan, dan kaki orang itu?"

"Itulah laki-laki yang paling baik di negeri ini," jawab Addas. "Ia mengatakan sesuatu yang hanya diketahui oleh para nabi."

Utbah dan Syaibah saling pandang  sebelum berkata dengan keras, "Addas, jangan sampai orang itu memalingkan engkau dari agamamu. Agamamu itu lebih baik daripada agamanya."

Sahabat fillahku, bertahun-tahun kemudian, Addas ikut wajib militer pasukan Quraisy. Ia terbunuh oleh pasukan Muslim dalam Perang Badar.


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

⚜Saat Paling Getir⚜

Jibril dan Malaikat Penjaga Gunung, menawarkan diri untuk menghancurkan Tha'if. Namun, Rasulullah menolak, beliau bahkan mendoakan kebaikan bagi penduduk Tha'if. Padahal, ketika Bunda Aisyah bertanya tentang saat itu paling getir dalam perjalanan dakwah Rasul, beliau menjawab tentang pengusirannya di  Tha'if.


๐Ÿ“”Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 5๐Ÿ“”

๐Ÿ–‹MATERI 140 JILID 5๐Ÿ–‹

๐Ÿ๐Ÿฏ๐Ÿ๐Ÿฏ๐Ÿ๐Ÿฏ๐Ÿ๐Ÿฏ๐Ÿ

--------------------------------------