Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

ODOS - episode 130, 131 Abu Dzar Al Ghifari

CHANNEL MUTE, [26.11.16 04:32]
๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒบONE DAY ONE SIROH๐ŸŒบ

✏️MATERI 130 JILID 4✏️


๐Ÿ‘ณ๐Ÿป‍♀Laki-laki dari Suku Ghifar๐Ÿ‘ณ๐Ÿป‍♀

Sahabat fillahku, berita tentang ajaran Islam sudah mulai menyebar ke seluruh pelosok Jazirah Arabia. Suatu hari, datanglah seorang laki-laki berwajah ramah dan bijaksana. Abu Thalib melihatnya, lalu menegur, "Sepertinya Anda laki-laki asing?"

"Betul, namaku Abu Dzar dari suku Ghifar."

Sebelum datang sendiri, Abu Dzar mengutus seorang saudaranya untuk mencari tahu tentang Rasulullah. Sesudah melihat apa yang dilakukan Rasulullah, saudara Abu Dzar melaporkan, "Demi Allah, aku telah melihat orang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan."

Karena belum puas dengan berita itu, Abu Dzar pun datang ke Mekah. Ali bin Abu Thalib mengajak Abu Dzar bermalam di rumahnya. Esok harinya, Ali bertanya kepada Abu Dzar, "Jika Anda tidak berkeberatan bercerita, apa yang mendorong Anda datang ke negeri ini?"

"Kalau Anda berjanji untuk merahasiakannya, aku akan menceritakannya."
Ali mengangguk.

Kemudian, Abu Dzar berkata, "Di kampungku, kami mendengar tentang seseorang yang bermana Muhammad. Orang mengatakan bahwa ia membawa ajaran baru. Aku ingin menemuinya. Namun, aku tahu pemerintah Quraisy akan menindak setiap orang asing yang sengaja menemuinya."

"Ikuti saya," bisik Ali bin Abu Thalib, masuklah ke tempat saya masuk. Jika saya melihat orang yang saya khawatirkan akan mengganggu keselamatan Tuan, saya akan merapat ke tembok dan Tuan silahkan  berjalan terus."

Malam itu juga, Abu Dzar bertemu Rasulullah.

"Hatiku sangat pedih melihat orang-orang kaya yang congkak, budak-budak yang sengsara, kaum perempuan yang tertindas, kaum miskin yang tidak mampu berbuat apa-apa. Apa yang Islam tawarkan untuk mengatasi  semua ini?" tanya Abu Dzar.

Rasulullah menjawab semua pertanyaan itu sampai Abu Dzar merasa sangat puas. Saat itu juga, Abu Dzar menyatakan keimanannya dengan semangat menggelora.

Ketika Abu Dzar berpamitan, Rasulullah berpesan.
"Wahai Abu Dzar, kembalilah ke masyarakatmu. Kabarkanlah kepada mereka ajaran Islam, dan rahasiakanlah pertemuan kita ini dari penduduk Mekah karena aku khawatir mereka akan mengganggu keselamatanmu."

Namun, sahabat fillahku, Abu Dzar malah pergi ke Ka'bah dan berseru-seru mengajak orang masuk Islam.

Apa yang kemudian terjadi?

Kita lanjutkan besok yaa kisahnya..insya Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

☄Bersabarlah Wahai Abu Dzar☄

Suatu hari, Rasulullah bertanya kepada Abu Dzar, "Wahai Abu Dzar, bagaimana pendapatmu jika menjumpai para pembesar yang mengambil barang upeti untuk mereka pribadi?"
Jawab Abu Dzar, demi yang telah mengutus Anda dengan kebenaran, akan saya tebas mereka dengan pedang saya!"
Sabda Rasulullah, "Maukah kamu aku beri jalan yang lebih baik dari itu? Yaitu bersabarlah sampai kamu menemuiku."


๐Ÿ“˜Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 4๐Ÿ“˜

✏️MATERI 130 JILID 4✏️

๐Ÿ…๐Ÿ‡๐Ÿ…๐Ÿ‡๐Ÿ…๐Ÿ‡๐Ÿ…๐Ÿ‡๐Ÿ…

------------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒพONE DAY ONE SIROH๐ŸŒพ

๐Ÿ–ŠMATERI 131 JILID 4๐Ÿ–Š


๐ŸŒปAbu Dzar Al Ghifari๐ŸŒป

Abu Dzar mendekati dua perempuan yang sedang berkeliling Ka'bah sambil memohon-mohon kepada berhala Isaf dan Naila. Di depan keduanya, Abu Dzar mencaci maki kedua berhala itu habis-habisan. Dua perempuan itu menjerit-jerit. Orang-orang pun berdatangan dan tanpa ampun menghujani Abu Dzar dengan pukulan dan tendangan.

Abu Dzar berusaha bertahan sambil berseru, "Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

Mungkin saja saat itu nyawa Abu Dzar akan  melayang seandainya saja Abbas bin Abdul Muthalib tidak datang sambil berseru, "Celakalah kalian! Tidak tahukah kalian bahwa laki-laki ini berasal dari suku Bani Ghifar? Bukankah jalan perniagaan kalian ke Syam harus melewati suku Bani Ghifar?"

Hujan pukulan segera berhenti. Semua orang mendadak menjadi ngeri. Bani Ghifar dikenal sangat ganas dan suka merampok. Akhirnya, Abu Dzar dilepas dan pulang ketengah-tengah masyarakatnya. Ia membawa ajaran Islam yang telah lama diimpikannya. Segera saja, ia mengajak sukunya dan suku Aslam untuk menerima ajaran Islam.

Bertahun-tahun kemudian, ketika Rasulullah dan umat Islam sudah berhijrah ke Madinah, datanglah rombongan besar. Ternyata, mereka adalah rombongan Bani Ghifar dan Bani Aslam. Tidak ada yang tertinggal. Perempuan, anak-anak, remaja, orang tua, semuanya datang untuk menyatakan keislaman di depan Rasulullah.

Penuh haru dan cinta, Rasulullah bersabda kepada Bani Ghifar, "Suku Ghifar telah dighafar (diampuni) Allah."

Kemudian dengan wajah berseri-seri, beliau bersabda kepada Bani Aslam, "Suku Aslam telah disalam (diterima dengan damai) oleh Allah."

Abu Dzar telah mengubah sukunya yang terkenal dengan raksasa garong dan komplotan setan pembunuh menjadi raksasa pendukung kebajikan dan pendukung kebenaran. Subhanallah.

Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Insya Allah kita lanjut besok yaa....๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

๐Ÿ’›Sabda Rasulullah tentang Abu Dzar๐Ÿ’›

Dengan senyum penuh belas kasih, Rasulullah pernah bersabda, "Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Abu Dzar. Ia berjalan sebatang kara, meninggal sebatang kara, dan dibangkitkan nanti sebatang kara."

Abu Dzar berjalan seorang diri sewaktu menyusul pasukan Rasulullah di perang Tabuk. Abu Dzar wafat sendirian di Padang Pasir Rabadzah. Abu Dzar akan dibangkitkan sendiri kelak pada Hari Kebangkitan.


๐Ÿ“•Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 4๐Ÿ“•

๐Ÿ–ŠMATERI 131 JILID 4๐Ÿ–Š

๐ŸŒน๐Ÿƒ๐ŸŒน๐Ÿƒ๐ŸŒน๐Ÿƒ๐ŸŒน๐Ÿƒ๐ŸŒน