Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

ODOS - episode 118 - 127 = Derita Pemboikotan

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐Ÿ“ŒONE DAY ONE SIROH๐Ÿ“Œ

✍MATERI 118 JILID 4✍


๐ŸšงPemboikotan๐Ÿšง

"Kalian bayangkan!" seru seorang pemuka Quraisy kepada yang lainnya. "Jumlah pengikut Muhammad kian bertambah! Budak-budak kita telah berani mengangkat muka di hadapan tuan tuannya sebab mereka dilindungi para pengikut Muhammad yang kaya raya! Jika kita menyiksa budak itu, pasti datang salah seorang pengikut Muhammad yang tanpa berat hati akan membebaskan mereka!"

"Itu yang membuatku khawatir!" sahut yang lain, "bayangkan jika jumlah budak yang dibebaskan itu makin banyak dan mereka diberi senjata, kita pasti akan kewalahan menghadapinya!"

Pembesar yang lain terdiam. Mereka mengakui ancaman besar itu.

"Sejak Hamzah dan Umar mengikuti Muhammad, kita benar benar kekurangan kekuatan," keluh seseorang.

Kata-kata itu menyakitkan dan membuka luka lama. Bagi para pembesar itu, puluhan budak yang masuk Islam tidak sebanding dengan keislaman seorang Hamzah atau Umar.

"Muhammad tidak akan berdaya kalau keluarganya dari Bani Hasyim tidak melindunginya!" geram seseorang.

"Ya, Bani Hasyim pun belum semuanya jadi pengikut Muhammad harus menerima akibatnya! Kita boikot mereka semua! Jangan beri mereka kesempatan untuk mencari nafkah! Kita buat mereka semua miskin dan sengsara!"

Seruan itu disambut ramai oleh para pembesar. Akhirnya, mereka mengeluarkan sebuah pengumuman yang mereka tulis di atas sebuah lembaran. Isinya melarang seluruh manusia menjalin hubungan pernikahan dan jual beli dengan Bani Hasyim. Lembaran itu mereka gantungkan di dinding Ka'bah.

Keesokan harinya, penduduk Mekah menjadi gempar. Keputusan ini akan membuat Bani Hasyim terkucil, kelaparan dan tertekan.

Sahabat fillahku, apakah Bani Hasyim akan meninggalkan perlindungannya kepada Rasulullah?

Kita lanjutkan besok ya kisahnya...
In syaa Allah...๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

๐ŸกHarta Abu Bakar ๐Ÿก

Pemboikotan kecil-kecilan terhadap kaum Muslimin sebenarnya telah lama dijalankan. Kalau ada seseorang saudagar menjadi Muslim, Abu Jahal akan mengatakan, "Akan kami boikot barang barangmu dan mengubahmu sampai jadi pengemis."

๐Ÿ“•Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 4๐Ÿ“•

✍MATERI 118 JILID 4✍

๐Ÿ”ญ⭐️๐Ÿ”ญ⭐️๐Ÿ”ญ⭐️๐Ÿ”ญ⭐️๐Ÿ”ญ
--------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐Ÿ–‹ONE DAY ONE SIROH๐Ÿ–‹

๐ŸŒบMATERI 119 JILID 4๐ŸŒบ


๐Ÿ”‘Derita Pemboikotan๐Ÿ”‘

Rasulullah SAW, Bani Hasyim dan kaum Muslimin diasingkan ke dalam Syi'ib, benteng kecil milik Abu Thalib. Kaum Quraisy menegaskan bahwa jika Bani Hasyim menyerahkan Rasulullah SAW, pemboikotan kepada mereka akan dicabut. Namun, bukannya merasa takut, Bani Hasyim malah semakin setia kepada Rasulullah SAW yang merupakan anggota keluarga mereka.

Sahabat fillahku, pemboikotan ini berjalan tiga tahun lamanya. Selama itu, hanya musim haji saja Rasulullah SAW dan para pengikutnya bebas berdakwah keluar Syi'ib. Itu pun selalu diikuti Abu Lahab sambil mengolok-olok Rasulullah SAW dengan kata-kata kasar. Pada musim haji itu, Mekah ramai didatangi para peziarah dari pelosok jazirah.

Akibat adanya pelarangan hubungan dagang, saat itu, Rasulullah SAW tidak dapat membeli makanan yang cukup. Pada waktu-waktu yang sulit, mereka sering terpaksa makan daun-daunan dan kulit-kulit pohon yang tipis. Anak-anak menangis pada malam hari karena kelaparan. Semetara itu, orang-orang dewasa mengganjal perutnya dengan batu agar tidak masuk angin.

Perbuatan kejam itu juga menimbulkan rasa kasihan sebagian orang Quraisy. Apalagi yang memiliki hubungan saudara dengan Bani Hisyam. Orang-orang itu sering dengan berbagai cara menolong keluarga mereka di dalam Syi'ib.

Suatu ketika Abu Jahal sedang meronda di sekitar Syi'ib, memergoki Hakim bin Hisyam bin Khuwailid dan budak laki-lakinya berusaha meyelundupkan gamdum dan makanan lain untuk bibinya yang tidal lain bunda Khadijah istri Rasulullah SAW.

Tanpa ampun, Abu Jahal memukuli budak laki-laki itu dan merampas karung gandumnya.

" Aku bersumpah....! " teriak Abu Jahal terengah-engah sambil terus memukul. " Aku bersumpah tidak seorang pun dapat menyelundupkan makanan kepada Muhammad! "

Pada saat itu, Al Bakhtari datang sambil berseru kepada Abu Jahal. " Hei makanan ini tadinya milik bibinya. Bibinya lalu mengirimkan kepadanya, mengapa engkau melarangnya mengantarkan makanan tersebut kepada bibinya lagi ?"

Kemudian keduanya berkelahi Abu Jahal terluka karena dipukul dengan tulang unta.

Sahabat fillahku, bagaimana kisah selanjutnya?

Kita lanjutkan besok yaa...Insya Allah ๐Ÿ˜Š


✍Catatan Tambahan✍

๐Ÿ’ฐHarta Abu Bakar๐Ÿ’ฐ

Ketika masuk Islam, Abu Bakar memiliki harta sebanyak 50.000 dirham. Beliau membebaskan tujuh budak dengan 400 dirham seorang. Jadi, uang beliau terpakai sebanyak 2.800 dirham. Namun, ketika  berhijrah ke Madinah, uang Abu Bakar tinggal 4.000 dirham. Besar kemungkinan sebagian besar harta itu dihabiskan untuk mempertahankan hidup kaum Muslimin selama tiga tahun pada masa  pengasingan ini.

๐Ÿ“˜Kisah ini diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 4๐Ÿ“˜

๐Ÿ–‹MATERI 119 JILID 4๐Ÿ–‹

๐ŸŒผ๐Ÿ‚๐ŸŒผ๐Ÿ‚๐ŸŒผ๐Ÿ‚๐ŸŒผ๐Ÿ‚๐ŸŒผ

-----------------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒปONE DAY ONE SIROH๐ŸŒป

๐Ÿ–ŒMATERI 120 JILID 4๐Ÿ–Œ

๐ŸDerita di Pengasingan๐Ÿ

" Ibuuu aku lapar, "...tangis seorang anak di dalam Syi'ib. " Besok ya nak! Besok kita dapat kiriman makanan," jawab ibunya. "Tidak mau, aku mau makan sekaraaaang....." Karena tidak kuat menahan perutnya yang perih, anak itu menangis dan menjerit-jerit.

Sahabat fillahku, tangis dan jerit anak-anak terdengar hampir setiap malam dari dalam Syi'ib. Sebagian penduduk Mekah mulai tidak tega melihat penderitaan Bani Hasyim, tetapi mereka takut untuk membantu.

Ada empat ratus orang keluarga Bani Hasyim yang bertahan di dalam Syi'ib. Kehidupan mereka begitu keras dan penuh dengan kekurangan, tetapi tidak satupun yang berniat mengkhianati Rasulullah SAW. Padahal, tidak semua anggota keluarga yang telah memeluk agama Islam, termasuk Abu Thalib, sang pemimpin Bani Hasyim.

Kehadiran Rasulullah SAW ditengah-tengah mereka sudah cukup membuat mereka lupa akan segala kecemasan dan membuat mereka selalu berbahagia. Mereka mengerti bahwa Allah telah memilih mereka untuk melindungi utusan-Nya dari semua musuh. Bagi Bani Hasyim, itu sebuah kehormatan yang membuat mereka tidak mau menukar Rasulullah dengan apapun, bahkan dengan sebuah kerajaan sekalipun. Mereka bahkan menjalankan tahun-tahun pengasingan yang pahit itu dengan rasa bangga.

Tidak satupun dari empat ratus orang itu berniat untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Padahal, mereka tidak tahu kapan pengasingan itu akan berakhir. Hari demi hari, minggu demj minggu, bulan demi bulan dijalani dengan penuh harapan. Mereka semua sudah bertekad mengikuti Rasulullah SAW kemanapun. Mereka lebih suka menjadi tawanan dari pada bebas tanpa Rasulullah. Bagi mereka, hidup tanpa Rasulullah SAW adalah hidup yang tidak layak di jalani.

Sahabat fillahku, selama masa-masa sulit itu, ada sosok penting selain Rasulullah SAW yang menjadi sosok teladan bagi semua penghuni Syi'ib, bagaimana mereka harus menjalani hidup dengan penuh ketabahan.

Siapakah orang yang mulia itu?
Insya Allah kita lanjut besok yaa...๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

⚜Syi'ib Abu Thalib⚜

Syi'ib Abu Thalib, tempat kaum muslimin digiring, dikurung dan dijaga, dikelilingi dinding batu tinggi yang tidak dapat dipanjat. Letaknya di  Bukit Abu Qubays, sebelah timur Mekah. Pintu masuknya berupa celah sempit dengan tinggi kurang dari dua meter yang hanya dapat dimasuki unta dengan susah payah.

๐Ÿ“•Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 4๐Ÿ“•

๐Ÿ–ŒMATERI 120 JILID 4๐Ÿ–Œ

๐Ÿ„๐Ÿš๐Ÿ„๐Ÿš๐Ÿ„๐Ÿš๐Ÿ„๐Ÿš๐Ÿ„

----------------------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒพONE DAY ONE SIROH๐ŸŒพ

๐Ÿ–ŠMATERI 121 JILID 4๐Ÿ–Š


๐ŸŒธKetabahan Bunda Khadijah๐ŸŒธ

Bunda Khadijah-lah yang menjadi teladan bagi semua orang pada saat-saat sulit itu. Beliau adalah keturunan bangsawan dan dibesarkan dalam lingkungan yang mewah. Namun, ketika harus meninggalkan rumahnya yang luas dan tinggal di lembah yang sempit. Bunda Khadijah sama sekali tidak menunjukkan keengganan. Beliau mengumpulkan segala kekuatan, keberanian, kemampuan, serta bangkit penuh semangat.

Pada saat-saat itu, air adalah hadiah yang sangat berharga. Bunda Khadijah memberikan kepada Ali bin Abu Thalib keping-keping emas untuk membeli air yang kemudian beliau bagikan secara merata kepada semua yang membutuhkan. Bunda Khadijah adalah bidadari pelindung bagi kaumnya. Beliau amat memerhatikan nasib anak-anak, keluarga Bani Hasyim. Setiap kali ada bahan makanan yang berhasil di dapatkan, Bunda Khadijah mengatur agar anak-anak mendapatkannya lebih dahulu daripada orang dewasa. Setelah itu, beliau mendahulukan kepentingan para orang tua dibandingkan kepentingannya sendiri.

Bunda Khadijah selalu menjadikan sabar dan shalat sebagai sumber kekuatannya. Beliau memohon pertolongan Allah setiap saat. Ketika berdoa, Bunda Khadijah tidak hanya mendapatkan pertolongan, tetapi juga keberanian, kekuatan, kedamaian, ketenangan dan kepuasan.

Sahabat fillahku, selama tiga tahun di pengasingan itu, kekayaan Bunda Khadijah yang berlimpah itu habis. Sebagian besar harta itu digunakan untuk membeli air. Beliau amat berbahagia karena dapat menggunakan kekayaannya itu untuk menyelamatkan hamba Allah yang paling mulia, Muhammad SAW dan keluarganya. Beliau menganggap semua itu adalah sebuah kehormatan sehingga sangat mensyukurinya.

Ditengah-tengah bencana dan kesusahan itu, Bunda Khadijah tetap tegar dalam keimanan. Hal itulah yang menjadi sumber kemuatan yang tidak tergoyahkan bagi orang-orang disekitar beliau. Bunda Khadijah selalu berhubungan dengan Allah lewat shalat. Shalat adalah rahasia keberanian belaiu. Perilaku beliau yang tenang dan lembut menjadi sauh (kekuatan) bagi seluruh anggota Bani Hasyim ditengah-tengah bencana itu.


☄Catatan Tambahan☄

๐Ÿ’ŽPerhiasan Terindah di Dunia๐Ÿ’Ž

Islam sangat memuliakan kaum wanita. Rasulullah SAW bersabda : "Seindah-indahnya perhiasan di muka bumi ini adalah wanita sholihah."
Kita pun sering mendengar kata-kata hikmah berikut ini, "Wanita adalah tiang sebuah bangsa. Apabila wanitanya baik, baik pulalah suatu bangsa. Namun, apabila wanitanya jelek, jelek pulalah bangsa itu."


๐Ÿ“™Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 4๐Ÿ“™

๐Ÿ–ŠMATERI 121 JILID 4๐Ÿ–Š

๐Ÿ’☄๐Ÿ’☄๐Ÿ’☄๐Ÿ’☄๐Ÿ’

--------------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒพONE DAY ONE SIROH๐ŸŒพ

๐Ÿ–MATERI 122 JILID 4๐Ÿ–


⚜Thufail Ad Dausi⚜

Sahabat fillahku, di tengah-tengah kesulitan itu, Rasulullah yang tidak pernah menyerah, sedikit demi sedikit terus mendapatkan kemenangan. Suatu hari, datanglah seorang bangsawan dan penyair cendekia dari luar Mekah, bernama Thufail Ad Dausi. Seketika itu juga, orang-orang Quraisy memberinya peringatan, "Hati-hati terhadap Muhammad, jangan dengar kata-katanya. Dia telah memecah belah orang dengan keluarganya. Kami takut jika kamu mendengarnya, kaum kamu juga akan terpecah-belah. Hati-hati dan jangan sekali-kali mendengarkannya!"

Diperingatkan begitu malah membuat Thufail penasaran. "Namun, aku adalah cendikiawan dan penyair. Aku dapat mengenal mana yang baik dan mana yang buruk. Apa salahnya kalau aku mendengarkan sendiri apa yang akan dikatakan orang itu? Jika ternyata baik akan aku terima, kalau buruk akan kutinggalkan."

Setelah berfikir begitu, Thufail Ad Dausi mengikuti Rasulullah sampai ke rumahnya.

"Tuan benarkah Anda seperti ditudahkan orang?" tanya Thufail, "Apa yang Anda bawa dan Anda sampaikan kepada mereka?"

Rasulullah menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an. Hati Thufail segera luluh dan diapun memeluk Islam. Ketika kemudian ia kembali kepada kaumnya, sebagian mereka langsung memeluk Islam, sebagian yang lain tampak ragu. Namun, beberapa tahun kemudian, ketika Rasulullah menaklukan Mekah, seluruh masyarakat Thufail Ad Dausi bergabung dengan Rasulullah.

Selain Thufail ada dua puluh orang yang diutus masyarakat beragama Nasrani untuk mencari tahu tentang Rasulullah. Begitu bertemu dan berbincang dengan beliau, mereka langsung menyambut, menerima, dan beriman kepada beliau. Orang-orang Quraisy yang geram memaki-maki mereka. "Kalian ini utusan yang gagal! Kalian disuruh oleh masyarakat seagamamu mencari berita tentang orang itu. Sebelum kamu kenal benar-benar siapa dia, agama kamu sudah kamu tinggalkan dan lalu percaya saja apa yang dikatakannya."

Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Kita lanjutkan besok yaa...Insya Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

๐ŸŒนSyahid Bersama Putranya๐ŸŒน

Setelah Rasulullah wafat,Thufail bersama putranya turut dalam Pertempuran Yamamh melawan Musailamah, si nabi palsu. Thufail gugur dan syahid dalam pertempuran itu. Putranya, Amr bin Thufail sangat ingin mengikuti jejak ayahnya. Dalam Pertempuran Yarmuk di Syiria, tidak lama sesudah itu, Amr pun gugur. Saat itu, tangan jenazahnya teracung seakan hendak menjabat tangan sang ayah yang datang menjemputnya.


๐Ÿ““Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 4๐Ÿ““

๐Ÿ–MATERI 122 JILID 4๐Ÿ–

๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ

------------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒพONE DAY ONE SIROH๐ŸŒพ

๐Ÿ–MATERI 123 JILID 4๐Ÿ–


⚜ Abu Sufyan, Abu Jahal, dan Akhnas ⚜

Sahabat fillahku, melihat orang-orang di luar Mekah seperti Thufail Ad Dausi dan orang-orang Nasrani memeluk Islam, para Pembesar Quraisy yang paling gigih memusuhi Rasulullah pun jadi bertanya-tanya, "Benarkah yang dibawa Muhammad itu benar?"

Diam-diam Abu Sufyan pergi pada suatu malam ke dekat kediaman Rasulullah. Dia tahu Rasulullah selalu bangun malam dan membaca al-quran. Saat  Abu Sufyan mendengar ayat-ayat  Al Quran dibacakan, begitu tenang dan damai hatinya. Suara Rasulullah yang merdu menggema di kalbunya.

 Fajar tiba dan Abu Sufyan bergegas pulang. Namun saat itu, dia memergoki Abu Jahal juga sedang mendengarkan bacaan Rasulullah. Ketika masih saling pandang tanpa mampu berkata, lewatlah Akhnas bin Syariq.  Rupanya, akhnas pun diam-diam pergi mendengarkan Rasululloh membaca Al-Quran. Mereka bertiga pun saling menyalahkan.

" Kejadian ini tidak boleh terulang lagi," ujar salah satu dari mereka.  "Jika masyarakat kita tahu, kedudukan kita akan lemah dan mereka akan berpihak kepada Muhammad."

Ketiganya pun berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan itu. Namun, pada malam berikutnya, mereka terbawa perasaannya masing-masing seperti kemarin. Tanpa dapat menolak bisikan hati, mereka kembali ke tempat semalam dan mendengarkan ayat Al Qur'an dibacakan. Hampir Fajar, mereka mereka bertemu dan saling menyalahkan pula.

Perbuatan itu terulang lagi pada malam ketiga. Ketika saling bertemu pada waktu fajar, kembali mereka saling tuduh. Rasa takut kemudian timbul di hati masing-masing. Mereka takut kehilangan kedudukan jika masyarakat memeluk Islam. Rasa takut inilah yang membuat mereka berteguh hati untuk membuang jauh-jauh perasaan tenang dan damai yang mereka rasakan saat mendengar bacaan Al Qur'an.  Setelah itu, tidak seorangpun dari mereka yang kembali ke rumah Rasulullah pada tengah malam untuk mendengarkan beliau secara diam-diam.

Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Kita lanjutkan besok yaa...Insya Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

๐ŸŒนMengejek Al Qur'an๐ŸŒน

Surat Ash-shaffat ayat 62-65 menjelaskan tentang makanan orang di neraka berupa buah zaqqum. Abu Jahal mengatakan bahwa pohon zaqqum itu tentunya seperti kurma Yatsrib yang dapat kamu santap. Kemudian, Allah menghina Abu Jahal dalam Surat Ad-Dukhan ayat 43 - 49 .


๐Ÿ““Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 4๐Ÿ““

๐Ÿ–MATERI 123 JILID 4๐Ÿ–

๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ

------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐Ÿ’ŽONE DAY ONE SIROH๐Ÿ’Ž

๐Ÿ–ŠMATERI 124 JILID 4๐Ÿ–Š


☄Abdullah bin Ummi Maktum☄

Seorang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum bertanya, "Ada seseorang bernama Muhammad  yang membawa ajaran baru?" Temannya mengiyakan.

"Ajaran yang mengajak meyembah Tuhan Yang Mahatinggi?" tanya Abdullah bin Ummi Maktum lagi.

"Benar"
"Tuhan itu tidak bisa diraba seperti berhala?"
"Betul, Abdullah bin Ummi Maktum. Begitulah yang diajarkannya."
Abdullah bin Ummi Maktum termenung sambil menggosok-gosok ujung jemari tangannya.

"Tuhan yang tidak bisa diraba?" Pikir Abdullah bin Ummi Maktum, "padahal ujung jariku ini sudah mengenal betul berhala-berhala. Aku bahkan bisa membedakan Latta dan Uzza dengan memegang hidung mereka. Seandainya aku bisa bertemu sendiri dengan Muhammad!"

Sahabat fillahku, dipenuhi rasa ingin tahu yang besar, Abdullah bin Ummi Maktum menemui Rasulullah. Sayang sekali, saat itu Rasulullah sedang menyampaikan ayat-ayat Al Qur'an kepada Walid bin Mughirah. Ia adalah seorang pembesar Quraisy yang sangat diharapkan keislamanannya.

Namun, Abdullah bin Ummi Maktum tidak mengetahui kehadiran Walid, dia terus mendesak, mendesak dan mendesak Rasulullah agar saat itu juga menerangkan tentang Islam kepadanya. Karena tidak tahan didesak terus, sedangkan beliau sedang mendakwahi seorang tokoh penting, Rasulullah membuang wajah beliau.

Sahabat fillahku, saat itu, firman Allah turun untuk menegur beliau,
Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum). Dan tahukan engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat padanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy), maka engkau (Muhammad) memberi perhatian padanya....(QS 'Abasa,80 ayat 1-6)

Demikianlah sahabat fillahku Allah sangat menjaga utusan-Nya dari kesalahan, bahkan untuk kesalahan sekecil itu. Apalagi Rasulullah adalah orang yang sangat halus perasaanya sehingga jika akan merugikan orang miskin atau orang lemah, beliau merasa takut.

Kita lanjutkan besok kisahnya yaa..insya Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

๐ŸŒธKarena Dengki๐ŸŒธ

Kebanyakan para pembesar Quraisy tidak mau mengikuti Nabi bukan karena  lebih yakin dengan berhala, melainkan lebih karena dengki, mengapa Muhammad diangkat menjadi Nabi, bukan mereka? Walid bin Mughirah berkata, "Wahyu didatangkan kepada Muhammad bukan kepadaku, padahal aku kepala dan pemimpin Quraisy, juga tidak kepada Abu Mas'ud Amr bin Umair Ats Tsaqafi sebagai pemimpin Tsaqif. Kami adalah pembesar-pembesar dua kota."


๐Ÿ“™Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 4 ๐Ÿ“™

๐Ÿ–ŠMATERI 124 JILID 4๐Ÿ–Š

๐ŸŒบ๐ŸŒพ๐ŸŒบ๐ŸŒพ๐ŸŒบ๐ŸŒพ๐ŸŒบ๐ŸŒพ๐ŸŒบ

-------------------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒพONE DAY ONE SIROH๐ŸŒพ

๐Ÿ–‹MATERI 125 JILID 4๐Ÿ–‹


๐Ÿ”ดHisyam bin Amr๐Ÿ”ด

Hisyam bin Umar berjalan bolak-balik di depan rumahnya sambil menggerutu, "Tiga tahun sudah Bani Hasyim diasingkan! Padahal, mereka masih berkeluarga dengan suku-suku Quraisy yang lain. Ada yang menjadi sepupu, ipar, paman, bibi. Kalau saja tidak ada aku dan beberapa orang lain yang suka menyelundupkan makanan dengandiam-diam, Bani Hasyim tentu sudah kelaparan! Sudah saatnya aku harus berbuat sesuatu!"

Dengan tekad demikian, Hisyam bin Amr pergi menemui sahabatnya, Zuhair bin Umayyah. Zuhair adalah adalah anggota bani Makhzum, tapi bibinya adalah Atikah binti Abdul Muthalib dari Bani Hasyim.

"Zuhair," tegur Hisyam, "Aku heran engkau masih bisa tenang menikmati makanan, pakaian, dan lainnya, padahal engkau tahu keluarga ibumu dikurung sedemikian rupa hingga tidak boleh berhubungan dengan orang lain, tidak boleh berjual beli, tidak boleh saling menikahkan! Aku bersumpah kalau mereka itu keluargaku dari pihak ibuku, keluarga Abdul Hakam bin Hisyam, lalu diajak untuk mengasingkan mereka, tentu aku tolak mentah-mentah!"

Zuhair terperangah, "Sebetulnya sudah lama sekali persoalan ini meresahkan hatiku," kata Zuhair kemudian.

"Jadi apa lagi yang engkau tunggu?" tanya Hisyam.

Keduanya pun sepakat untuk bersama-sama membatalkan piagam kejam itu. Namun, itu tidak cukup. Mereka harus mendapat dukungan juga dari yang lain. Kemudian, secara rahasia malam itu juga mereka menemui Mut'im bin Adi dari Bani Naufal, Abu Al Bakhtary bin Hisyam, dan Zam'a bin Aswad dari Bani Asad. Kelima orang itu membulatkan tekad untuk membatalkan piagam yang telah tiga tahun dipasang di dinding Ka'bah.

Sahabat fillahku, apakah usaha mereka berhasil? Seberapa besar tantangan dari pembesar Quraisy?

Kita lanjutkan kisahnya besok yaa...insya Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

๐ŸŒ–Bulan-Bulan Suci๐ŸŒ–

Ada empat bulan suci dalam setahun ketika Rasulullah dan kaum Muslimin dibebaskan dari pemboikotan. Bulan-bulan suci itu adalah bulan pertama, Muharram (saat diharamkannya kekerasan), lalu bulan ketujuh, Rajab (yang dihormati), kemudian bulan kesebelas, Dzulqa'dah (bulan damai), terakhir bulan kedua belas Dzuhijjah (bulan haji).


๐Ÿ“”Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 4๐Ÿ“”

๐Ÿ–‹MATERI 125 JILID 4๐Ÿ–‹

๐ŸŒท✨๐ŸŒท✨๐ŸŒท✨๐ŸŒท✨๐ŸŒท

-----------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒธONE DAY ONE SIROH๐ŸŒธ

๐Ÿ–MATERI 126 JILID 4๐Ÿ–


๐Ÿ“œMerobek Piagam๐Ÿ“œ

Esok harinya, Zuhair mengelingi Ka'bah tujuh kali seraya berseru, "Hai penduduk Mekah! Kamu sekalian enak-enak makan dan berpakaian, padahal Bani Hasyim binasa, tidak bisa membeli atau menjual sesuatu pun! Demi Allah,saya tidak akan duduk sebelum piagam yang kejam ini dirobek!"

Namun, Abu Jahal berada di dekat situ, dengan cepat, datang menghampiri sambil berteriak, "Engkau pendusta! Demi Allah, piagam itu tidak boleh dirobek!"

"Jika Zuhair engkau sebut pendusta, engkau jauh lebih pendusta!" balas Zam'a bin Aswad, "Sebenarnya dulu pun saat piagam itu ditulis, kami tidak rela!"

"Zam'a benar!" dukung Abu Al Bakhtary, "dulu kami tidak rela terhadap penulisan piagam itu dan kami pun tidak ikut menetapkannya!"

"Zam'a dan Abu Al Bakhtary benar!" sahut Mut'im bin Adi, "dan siapa yang berkata selain itu dialah sang pendusta.

"Kami menyatakan kepada Allah untuk membebaskan diri dari piagam itu dan apa yang tertulis di dalamnya!"

Mata Abu Jahal berkilat-kilat dan bahunya gemetar menahan marah. "Kalian pasti sudah bersekongkol tadi malam!" tuduhnya. "Kalian diam-diam berkumpul ditempat tersembunyi dan memutuskan untuk mengingkari piagam bersama ini!"

Perang mulut hampir memuncak ketika Abu Thalib yang ketika dari tadi diam di pojok, berjalan mendatangi mereka. Sikapnya yang tenang membuat orang-orang yang sedang bertengkar terdiam.

Mereka memandang Abu Thalib dan menanti yang akan dikatakan pemimpin Bani Hasyim itu.

"Semalam Muhammad menyampaikan sebuah pesan kepadaku mengenai piagam itu, "demikian kata Abu Thalib.

Sahabat fillahku, bagaimana kisah selanjutnya?

Kita lanjut besok yaa..insya Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

⚜Tetap Berdakwah⚜

Bulan-bulan suci (Muharram, Rajab Dzulqa'dah, Dzulhijjah) itulah dimanfaatkan Rasulullah untuk semakin giat berdakwah selama pemboikotan. Suwayd bin Shamit adalah salah seorang yang pernah mendengarkan Al Qur'an dibacakan saat itu. Dia merasa tertarik, tetapi belum menyatakan masuk Islam. Ketika dia membacakan Al Qur'an kepada kaumnya di Yatsrib, seketika itu juga dia mati dibunuh.


๐Ÿ“—Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 4๐Ÿ“—

๐Ÿ–MATERI 126 JILID 4๐Ÿ–

๐Ÿ‘๐Ÿ’๐Ÿ‘๐Ÿ’๐Ÿ‘๐Ÿ’๐Ÿ‘๐Ÿ’๐Ÿ‘
----------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒพONE DAY ONE SIROH๐ŸŒพ

๐Ÿ–MATERI 127 JILID 4๐Ÿ–


⚜ Rayap yang Diutus Allah⚜

"Muhammad menyampaikan kepadaku bahwa Allah telah mengutus rayap untuk memusnahkan piagam itu", lanjut Abu Thalib dengan tenang. Orang-orang itu saling pandang dengan rasa heran bercampur takjub. Benarkah kabar ini?

Abu Thalib cepat berkata lagi, "Jika kemenakan ku itu berbohong, kita biarkan apa yang ada diantara kalian dan dia. Biarlah kami menanggung pengasingan selamanya. Namun jika Muhammad benar, kalian harus berhenti memboikot dan berbuat semena-mena terhadap kami."

  Tampak sekali Abu Thalib sangat yakin dengan perkataannya sehingga bersedia menanggung boikot sampai mati jiia perkataan Rasulullah tidak benar. Semua orang terdiam. Mereka terharu sekaligus mengagumi rasa saling percaya dan kesetiaan yang demikian tinggi antara Abu Thalib dan Rasulullah.

"Baiklah, engkau adil," kata mereka, "kami terima perkataanmu tadi, Abu Thalib."

Berbondong-bondong,  mereka pergi ke Ka'bah dan menemui bahwa yang dikatakan Rasulullah memang benar. Rayap telah memakan isi piagam itu kecuali sebagian kecil yang bertuliskan "Bismika allahumma (Dengan nama-Mu ya Allah)."

Demikianlah, akhirnya piagam itu dibatalkan. Rasulullah dan keluarganya kini bisa kembali ke tengah-tengah masyarakat seperti semula.

Apakah kini Rasulullah dan para pengikutnya bisa bernafas lebih lega? Apalagi adanya kekuasaan Allah melalui rayap, mungkinkah hati orang-orang musyrik berubah? Ternyata sama sekali tidak! Justru kekufuran mereka semakin menjadi-jadi. Mereka itu seperti yang tercantum dalam firman Allah, "Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mukjizat) mereka berpaling dan berkata, '(ini adalah) sihir yang terus-menerus' QS Al Qamar, 54 :  2)

Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Kita lanjutkan besok yaa...Insya Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

๐ŸŒนMengikat Batu di Perut๐ŸŒน

Rasulullah adalah orang yang paling tabah menahan derita. Menurut Abu Hurairah, setelah hijrah ke Madinah pernah antara 1 sampai 2 bulan, Rasulullah sekeluarga tidak memasak apa-apa karena tidak ada makanan. Selama itu, beliau sekeluarga hanya makan buah kurma dan air putih. Bahkan, Rasulullah pernah mengikat batu di perutnya supaya tidak masuk angin.


๐Ÿ““Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku Jilid 4๐Ÿ““

๐Ÿ–MATERI 127 JILID 4๐Ÿ–

๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ