๐นONE DAY ONE SIROH๐น
๐MATERI 40 JILID 2๐
Alhamdulillah,Allah masih memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?๐
Yuk kita lanjutkan kisah tentang masa kecil Nabi Muhammad ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู , yang telah kembali ke pelukan Bunda Aminah.
ุงََُّูููู َّ ุตَِّู ุนََูู ู ُุญَู َّุฏٍ َู ุนََูู ุขِู ู ُุญَู َّุฏ
๐บ *Di Bawah Asuhan Kakek* ๐บ
Sahabat fillahku, sejak itu, Abdul Muthalib bertindak sebagai pengasuh cucunya itu. Ia memelihara Muhammad dengan sungguh-sungguh dan mencurahkan segala kasih sayangnya.
Abdul Muthalib adalah pemimpin seluruh Quraisy dan seluruh Mekah. Untuk dia, diletakkan hamparan khusus tempatnya duduk di bawah naungan Ka'bah. Anak2 beliau, paman-paman Muhammad, tidak berani duduk di tempat itu. Mereka duduk di sekeliling hamparan itu sebagai penghormatan kepada ayah mereka.
Suatu saat, Muhammad kecil yang montok itu duduk di atas hamparan tersebut. Serentak paman-paman beliau langsung memegang dan menahan Muhammad agar tidak duduk di atas hamparan. Namun, Abdul Muthalib datang dan melihat kejadian tersebut.
"Biarkan anakku itu," katanya, "Demi Allah, sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung."
Kemudian, Abdul Muthalib duduk di atas hamparan tersebut sambil memangku Muhammad. Dielus-elusnya punggung Muhammad penuh sayang. Abdul Muthalib bergembira dengan apa yang dilakukan cucunya itu.
Lebih-lebih lagi, kecintaan kakek kepada cucunya itu timbul ketika Aminah kemudian berniat membawa Muhammad ke Yatsrib untuk diperkenalkan kepada saudara-saudara ibunya dari keluarga Najjar. Perjalanan ini juga bertujuan menengok makam Abdullah, ayah Muhammad. Sudah lama Aminah memendam keinginan untuk menengok makam suaminya tercinta itu. Kini, ia akan berangkat ditemani putranya seorang.
Sahabat fillahku, bagaimana kisah perjalanan mereka ke Yatsrib yang jauh itu?
๐Catatan Tambahan๐
๐ธ *Halimah As Sa'diyyah* ๐ธ
Halimah dijuluki As Sa'diyyah karena ia berasal dari keluarga Bani Sa'ad. Kasih sayang Muhammad terhadap ibu susunya itu tak pernah putus. Pernah suatu kali, setelah pernikahan Muhammad dengan Khadijah, Halimah As Sa'diyyah datang berkunjung. Saat itu, musim paceklik sehingga kehidupan di dusun menjadi susah. Muhammad menerima beliau dengan baik sekali. Saat Halimah pulang, ia dibekali dengan harta Khadijah berupa unta yang dimuati air dan 40 ekor kambing. Setiap kali Halimah datang, Rasulullah selalu membentangkan pakaiannya yang paling berharga untuk alas duduk Bunda Halimah.
Kita lanjutkan besok ya kisahnya .... Insya Allah ๐
๐MATERI 40 JILID 2๐
๐ Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2 ๐
--------------------------------------------------
๐ทONE DAY ONE SIROH๐ท
⚜MATERI 41 JILID 2⚜
Alhamdulillah, Allah masih memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?๐
Yuk kita lanjutkan kisah tentang masa kecil Nabi Muhammad ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ุงََُّูููู َّ ุตَِّู ุนََูู ู ُุญَู َّุฏٍ َู ุนََูู ุขِู ู ُุญَู َّุฏ
๐ธAminah Wafat๐ธ
Dalam perjalanan itu, Aminah membawa Ummu Aiman, budak perempuan peninggalan Abdullah. Sesampainya di Yatsrib, mereka disambut oleh saudara-saudara Aminah. Kepada Muhammad diperlihatkan rumah tempat ayahnya meninggal dulu serta tempat ia dikuburkan. Itu adalah saat pertama Muhammad benar-benar merasa dirinya sebagai anak yatim. Apalagi ia mendengar ibunya bercerita panjang lebar tentang sang ayah tercinta yang setelah beberapa waktu tinggal bersama-sama, kemudian meninggal dunia di tengah-tengah pamannya dari pihak ibu.
Adik-adik tersayang, sesudah hijrah, pernah juga Rasulullah SAW menceritakan kepada sahabat-sahabatnya tentang kisah perjalanan masa kecil beliau ke Yatsrib yang saat itu telah berubah nama menjadi Madinah. Beliau amat terkenang dengan perjalanan bersama ibunya itu, kisah perjalanan penuh cinta pada Madinah, kisah penuh duka pada orang yang ditinggalkan keluarganya.
Sesudah cukup sebulan tinggal di Madinah, mereka pun bersiap pulang. Mereka berjalan dengan menggunakan dua ekor unta yang mereka bawa dari Mekah. Akan tetapi, di tengah perjalanan, di sebuah tempat bernama Abwa, Bunda Aminah menderita sakit hingga kemudian meninggal di tempat itu.
"Ibu! Ibu!" panggil Muhammad kepada ibunya yang kini membujur kaku ๐ญ.
Dalam pelukan Ummu Aiman, dengan air mata meleleh, Muhammad menyaksikan tubuh ibunya dikuburkan di tempat itu.
Begitulah Adik-Adik tersayang, pada usia enam tahun. Nabi Muhammad SAW telah menjadi anak yatim piatu. Siapakah yang kemudian mengasuh beliau?
Kita lanjutkan kisah beliau besok...Insya Allah ๐
๐Catatan Tambahan๐
๐ธ *Abwa* ๐ธ
Abwa adalah sebuah dusun yang terletak di antara Madinah dengan Juhfa. Jaraknya 23 mil (37 km) dari Madinah
๐Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2๐
⚜MATERI 41 JILID 2⚜
๐บ๐๐บ๐๐บ๐๐บ๐๐บ
-------------------------------------------------
๐น ONE DAY ONE SIROH ๐น
๐MATERI 42 JILID 2๐
Alhamdulillah, Allah masih memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?๐
Yuk kita lanjutkan kisah tentang masa kecil Nabi Muhammad ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู , yang telah menjadi anak yatim-piatu
ุงََُّูููู َّ ุตَِّู ุนََูู ู ُุญَู َّุฏٍ َู ุนََูู ุขِู ู ُุญَู َّุฏ
๐พ *Abdul Muthalib Wafat* ๐พ
Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman. Ia pulang sambil menagis dengan hati pilu karena kini sebatang kara. Muhammad makin merasa kehilangan. Ia menjalani takdir sebagai seorang anak yatim piatu. Terasa olehnya hidup yang makin sunyi dan makin sedih.
Baru beberapa hari yang lalu, ia mendengar dari ibunya keluhan duka kehilangan ayahanda semasa ia dalam kandungan. Kini, ia melihat sendiri di hadapannya, ibunya pergi untuk tidak kembali lagi, seperti ayahnya dulu. Tubuh Muhammad yang masih kecil itu kini memikul beban hidup yang berat, yaitu sebagai yatim-piatu.
Ketika tiba di Mekah, Abdul Muthalib menyambut kedatangan cucunya itu dengan rasa iba yang dalam. Kecintaan Abdul Muthalib pun semakin bertambah kepada Muhammad.
Rasa duka Muhammad mungkin agak ringan apabila kakeknya, Abdul Muthalib, dapat hidup lebih lama lagi. Namun, Allah ุณุจุญุงูู ู ุชุนุงู
sudah menentukan lain. Pada usia 80 tahun, sang kakek pun meninggal dunia. Saat itu, Muhammad berusia delapan tahun. Ia mengiringi jenazah kakeknya ke kubur sambil menangis ๐ญ.
Kenangan sedih sebagai anak yatim-piatu membekas begitu dalam pada diri Rasulullah, sehingga di dalam Al Quran pun disebutkan ketika Allah mengingatkan Rasulullah SAW akan nikmat yang dianugerahkan kepada beliau di tengah kesedihan itu,
"Bukankah engkau dalam keadaan yatim-piatu, lalu diadakan-Nya orang yang akan melindungimu? Dan menemukan kau saat kau kehilangan pedoman, lalu ditunjukkan-Nya jalan itu?" ( Q.S. Ad Dhuha, 93: 6-7)
Kita lanjutkan besok ya kisahnya .... Insya Allah ๐
๐Catatan Tambahan✒️
๐ก *Keluarga Umayyah* ๐ก
Kematian Abdul Muthalib merupakan pukulan yang berat bagi keluarga Hasyim. Tak ada anak-anak Abdul Muthalib yang memiliki keteguhan hati, kewibawaan, pandangan tajam, terhormat, dan berpengaruh di kalangan Arab seperti dirinya. Keluarga Umayyah lalu tampil ke depan mengambil tampuk pimpinan yang memang sejak dulu mereka inginkan tanpa menghiraukan ancaman yang datang dari keluarga Hasyim.
๐Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2๐
๐MATERI 42 JILID 2๐
๐ท✨๐ท✨๐ท✨๐ท✨๐ท
------------------------------------------------
๐ด๐ช๐ช๐ด๐ด๐ช๐ช๐ด
๐ONE DAY ONE SIROH๐
๐MATERI 43 JILID 2๐
Alhamdulillah, Allah masih memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?๐
Yuk kita lanjutkan kisah tentang masa kecil Nabi Muhammad ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู , yang baru saja ditinggalkan oleh kakeknya.
ุงََُّูููู َّ ุตَِّู ุนََูู ู ُุญَู َّุฏٍ َู ุนََูู ุขِู ู ُุญَู َّุฏ
๐ *Diasuh Abu Thalib* ๐
Sebelum wafat, Abdul Muthalib menunjuk salah seorang anak nya untuk mengasuh Muhammad. Ia tidak menunjuk Abbas yang kaya, namun agak kikir. Ia juga tidak menunjuk Harist, putranya yang tertua karena Harist adalah orang yang tidak mampu. Abdul Muthalib menunjuk Abu Thalib untuk mengasuh Muhammad karena sekalipun miskin, Abu Thalib memiliki perasaan yang halus dan paling terhormat di kalangan Quraisy.
Abu Thalib juga amat menyayangi kemenakannya itu. Budi pekerti Muhammad yang luhur, cerdas, suka berbakti, dan baik hati sangat menyenangkab Abu Thalib. Ia bahkan lebih mendahulukan kepentingan Muhammad dibandingkan anak-anaknya sendiri.
Begitu pun sebaliknya, Muhammad amat mencintai pamannya. Ia tahu pamannya memiliki banyak anak kecil dan hidup dalam kemiskinan. Namun demikian, pamannya tidak pernah berhutang kepada orang lain. Abu Thalib lebih suka bekerja keras memeras keringat keringat untuk mengganjal perut keluarganya. Karena itulah, tanpa ragu, Muhammad ikut bekerja seperti anak-anak Abu Thalib yang lain. Ia ikut membantu pekerjaan keluarga, menggembalakan kambing, dan mencari rumput.
Abu Thalib merasa bahwa Muhammad kelak akan menjadi orang yang bersih hatinya dan dijauhkan dari dosa. Ia yakin, jika mengajak Muhammad berdoa, Tuhan akan mengabulkan permohonannya. Seperti yang dilakukannya ketika orang-orang Quraisy berseru " Wahai Abu Thalib, lembah sedang kekeringan dan kemiskinan melanda. Marilah berdoa meminta hujan".
Maka, Abu Thalib keluar bersama Muhammad. Ia menempelkan punggung Muhammad ke dinding Ka'bah dan berdoa. Kemudian, mendung pun datang dari segala penjuru, lalu menurunkan hujan yang sangat deras hingga tanah di lembah-lembah dan ladanga menjadi gembur.
Lalu bagaimana kisah Muhammad kecil bersama pamannya?
Kita lanjutkan besok ya kisahnya....Insya Allah ๐
๐Catatan Tambahan๐
๐ *Ali bin Abu Thalib* ๐
Ali bin Abu Thalib adalah salah seorang anak Abu Thalib yang diasuh oleh Rasulullah setelah beliau menikah dengan Khadijah. Ali bin Abu Thalib kelak menjadi salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang utama. Ali bin Abu Thalib juga menjadi menantu beliau dengan menikahi Fatimah, putri beliau.
๐Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2๐
๐MATERI 43 JILID 2๐
๐ก⚜๐ก⚜๐ก⚜๐ก⚜๐ก
----
๐MATERI 40 JILID 2๐
Alhamdulillah,Allah masih memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?๐
Yuk kita lanjutkan kisah tentang masa kecil Nabi Muhammad ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู , yang telah kembali ke pelukan Bunda Aminah.
ุงََُّูููู َّ ุตَِّู ุนََูู ู ُุญَู َّุฏٍ َู ุนََูู ุขِู ู ُุญَู َّุฏ
๐บ *Di Bawah Asuhan Kakek* ๐บ
Sahabat fillahku, sejak itu, Abdul Muthalib bertindak sebagai pengasuh cucunya itu. Ia memelihara Muhammad dengan sungguh-sungguh dan mencurahkan segala kasih sayangnya.
Abdul Muthalib adalah pemimpin seluruh Quraisy dan seluruh Mekah. Untuk dia, diletakkan hamparan khusus tempatnya duduk di bawah naungan Ka'bah. Anak2 beliau, paman-paman Muhammad, tidak berani duduk di tempat itu. Mereka duduk di sekeliling hamparan itu sebagai penghormatan kepada ayah mereka.
Suatu saat, Muhammad kecil yang montok itu duduk di atas hamparan tersebut. Serentak paman-paman beliau langsung memegang dan menahan Muhammad agar tidak duduk di atas hamparan. Namun, Abdul Muthalib datang dan melihat kejadian tersebut.
"Biarkan anakku itu," katanya, "Demi Allah, sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung."
Kemudian, Abdul Muthalib duduk di atas hamparan tersebut sambil memangku Muhammad. Dielus-elusnya punggung Muhammad penuh sayang. Abdul Muthalib bergembira dengan apa yang dilakukan cucunya itu.
Lebih-lebih lagi, kecintaan kakek kepada cucunya itu timbul ketika Aminah kemudian berniat membawa Muhammad ke Yatsrib untuk diperkenalkan kepada saudara-saudara ibunya dari keluarga Najjar. Perjalanan ini juga bertujuan menengok makam Abdullah, ayah Muhammad. Sudah lama Aminah memendam keinginan untuk menengok makam suaminya tercinta itu. Kini, ia akan berangkat ditemani putranya seorang.
Sahabat fillahku, bagaimana kisah perjalanan mereka ke Yatsrib yang jauh itu?
๐Catatan Tambahan๐
๐ธ *Halimah As Sa'diyyah* ๐ธ
Halimah dijuluki As Sa'diyyah karena ia berasal dari keluarga Bani Sa'ad. Kasih sayang Muhammad terhadap ibu susunya itu tak pernah putus. Pernah suatu kali, setelah pernikahan Muhammad dengan Khadijah, Halimah As Sa'diyyah datang berkunjung. Saat itu, musim paceklik sehingga kehidupan di dusun menjadi susah. Muhammad menerima beliau dengan baik sekali. Saat Halimah pulang, ia dibekali dengan harta Khadijah berupa unta yang dimuati air dan 40 ekor kambing. Setiap kali Halimah datang, Rasulullah selalu membentangkan pakaiannya yang paling berharga untuk alas duduk Bunda Halimah.
Kita lanjutkan besok ya kisahnya .... Insya Allah ๐
๐MATERI 40 JILID 2๐
๐ Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2 ๐
--------------------------------------------------
๐ทONE DAY ONE SIROH๐ท
⚜MATERI 41 JILID 2⚜
Alhamdulillah, Allah masih memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?๐
Yuk kita lanjutkan kisah tentang masa kecil Nabi Muhammad ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ุงََُّูููู َّ ุตَِّู ุนََูู ู ُุญَู َّุฏٍ َู ุนََูู ุขِู ู ُุญَู َّุฏ
๐ธAminah Wafat๐ธ
Dalam perjalanan itu, Aminah membawa Ummu Aiman, budak perempuan peninggalan Abdullah. Sesampainya di Yatsrib, mereka disambut oleh saudara-saudara Aminah. Kepada Muhammad diperlihatkan rumah tempat ayahnya meninggal dulu serta tempat ia dikuburkan. Itu adalah saat pertama Muhammad benar-benar merasa dirinya sebagai anak yatim. Apalagi ia mendengar ibunya bercerita panjang lebar tentang sang ayah tercinta yang setelah beberapa waktu tinggal bersama-sama, kemudian meninggal dunia di tengah-tengah pamannya dari pihak ibu.
Adik-adik tersayang, sesudah hijrah, pernah juga Rasulullah SAW menceritakan kepada sahabat-sahabatnya tentang kisah perjalanan masa kecil beliau ke Yatsrib yang saat itu telah berubah nama menjadi Madinah. Beliau amat terkenang dengan perjalanan bersama ibunya itu, kisah perjalanan penuh cinta pada Madinah, kisah penuh duka pada orang yang ditinggalkan keluarganya.
Sesudah cukup sebulan tinggal di Madinah, mereka pun bersiap pulang. Mereka berjalan dengan menggunakan dua ekor unta yang mereka bawa dari Mekah. Akan tetapi, di tengah perjalanan, di sebuah tempat bernama Abwa, Bunda Aminah menderita sakit hingga kemudian meninggal di tempat itu.
"Ibu! Ibu!" panggil Muhammad kepada ibunya yang kini membujur kaku ๐ญ.
Dalam pelukan Ummu Aiman, dengan air mata meleleh, Muhammad menyaksikan tubuh ibunya dikuburkan di tempat itu.
Begitulah Adik-Adik tersayang, pada usia enam tahun. Nabi Muhammad SAW telah menjadi anak yatim piatu. Siapakah yang kemudian mengasuh beliau?
Kita lanjutkan kisah beliau besok...Insya Allah ๐
๐Catatan Tambahan๐
๐ธ *Abwa* ๐ธ
Abwa adalah sebuah dusun yang terletak di antara Madinah dengan Juhfa. Jaraknya 23 mil (37 km) dari Madinah
๐Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2๐
⚜MATERI 41 JILID 2⚜
๐บ๐๐บ๐๐บ๐๐บ๐๐บ
-------------------------------------------------
๐น ONE DAY ONE SIROH ๐น
๐MATERI 42 JILID 2๐
Alhamdulillah, Allah masih memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?๐
Yuk kita lanjutkan kisah tentang masa kecil Nabi Muhammad ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู , yang telah menjadi anak yatim-piatu
ุงََُّูููู َّ ุตَِّู ุนََูู ู ُุญَู َّุฏٍ َู ุนََูู ุขِู ู ُุญَู َّุฏ
๐พ *Abdul Muthalib Wafat* ๐พ
Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman. Ia pulang sambil menagis dengan hati pilu karena kini sebatang kara. Muhammad makin merasa kehilangan. Ia menjalani takdir sebagai seorang anak yatim piatu. Terasa olehnya hidup yang makin sunyi dan makin sedih.
Baru beberapa hari yang lalu, ia mendengar dari ibunya keluhan duka kehilangan ayahanda semasa ia dalam kandungan. Kini, ia melihat sendiri di hadapannya, ibunya pergi untuk tidak kembali lagi, seperti ayahnya dulu. Tubuh Muhammad yang masih kecil itu kini memikul beban hidup yang berat, yaitu sebagai yatim-piatu.
Ketika tiba di Mekah, Abdul Muthalib menyambut kedatangan cucunya itu dengan rasa iba yang dalam. Kecintaan Abdul Muthalib pun semakin bertambah kepada Muhammad.
Rasa duka Muhammad mungkin agak ringan apabila kakeknya, Abdul Muthalib, dapat hidup lebih lama lagi. Namun, Allah ุณุจุญุงูู ู ุชุนุงู
sudah menentukan lain. Pada usia 80 tahun, sang kakek pun meninggal dunia. Saat itu, Muhammad berusia delapan tahun. Ia mengiringi jenazah kakeknya ke kubur sambil menangis ๐ญ.
Kenangan sedih sebagai anak yatim-piatu membekas begitu dalam pada diri Rasulullah, sehingga di dalam Al Quran pun disebutkan ketika Allah mengingatkan Rasulullah SAW akan nikmat yang dianugerahkan kepada beliau di tengah kesedihan itu,
"Bukankah engkau dalam keadaan yatim-piatu, lalu diadakan-Nya orang yang akan melindungimu? Dan menemukan kau saat kau kehilangan pedoman, lalu ditunjukkan-Nya jalan itu?" ( Q.S. Ad Dhuha, 93: 6-7)
Kita lanjutkan besok ya kisahnya .... Insya Allah ๐
๐Catatan Tambahan✒️
๐ก *Keluarga Umayyah* ๐ก
Kematian Abdul Muthalib merupakan pukulan yang berat bagi keluarga Hasyim. Tak ada anak-anak Abdul Muthalib yang memiliki keteguhan hati, kewibawaan, pandangan tajam, terhormat, dan berpengaruh di kalangan Arab seperti dirinya. Keluarga Umayyah lalu tampil ke depan mengambil tampuk pimpinan yang memang sejak dulu mereka inginkan tanpa menghiraukan ancaman yang datang dari keluarga Hasyim.
๐Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2๐
๐MATERI 42 JILID 2๐
๐ท✨๐ท✨๐ท✨๐ท✨๐ท
------------------------------------------------
๐ด๐ช๐ช๐ด๐ด๐ช๐ช๐ด
๐ONE DAY ONE SIROH๐
๐MATERI 43 JILID 2๐
Alhamdulillah, Allah masih memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Masih semangat kan baca sirohnya?๐
Yuk kita lanjutkan kisah tentang masa kecil Nabi Muhammad ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู , yang baru saja ditinggalkan oleh kakeknya.
ุงََُّูููู َّ ุตَِّู ุนََูู ู ُุญَู َّุฏٍ َู ุนََูู ุขِู ู ُุญَู َّุฏ
๐ *Diasuh Abu Thalib* ๐
Sebelum wafat, Abdul Muthalib menunjuk salah seorang anak nya untuk mengasuh Muhammad. Ia tidak menunjuk Abbas yang kaya, namun agak kikir. Ia juga tidak menunjuk Harist, putranya yang tertua karena Harist adalah orang yang tidak mampu. Abdul Muthalib menunjuk Abu Thalib untuk mengasuh Muhammad karena sekalipun miskin, Abu Thalib memiliki perasaan yang halus dan paling terhormat di kalangan Quraisy.
Abu Thalib juga amat menyayangi kemenakannya itu. Budi pekerti Muhammad yang luhur, cerdas, suka berbakti, dan baik hati sangat menyenangkab Abu Thalib. Ia bahkan lebih mendahulukan kepentingan Muhammad dibandingkan anak-anaknya sendiri.
Begitu pun sebaliknya, Muhammad amat mencintai pamannya. Ia tahu pamannya memiliki banyak anak kecil dan hidup dalam kemiskinan. Namun demikian, pamannya tidak pernah berhutang kepada orang lain. Abu Thalib lebih suka bekerja keras memeras keringat keringat untuk mengganjal perut keluarganya. Karena itulah, tanpa ragu, Muhammad ikut bekerja seperti anak-anak Abu Thalib yang lain. Ia ikut membantu pekerjaan keluarga, menggembalakan kambing, dan mencari rumput.
Abu Thalib merasa bahwa Muhammad kelak akan menjadi orang yang bersih hatinya dan dijauhkan dari dosa. Ia yakin, jika mengajak Muhammad berdoa, Tuhan akan mengabulkan permohonannya. Seperti yang dilakukannya ketika orang-orang Quraisy berseru " Wahai Abu Thalib, lembah sedang kekeringan dan kemiskinan melanda. Marilah berdoa meminta hujan".
Maka, Abu Thalib keluar bersama Muhammad. Ia menempelkan punggung Muhammad ke dinding Ka'bah dan berdoa. Kemudian, mendung pun datang dari segala penjuru, lalu menurunkan hujan yang sangat deras hingga tanah di lembah-lembah dan ladanga menjadi gembur.
Lalu bagaimana kisah Muhammad kecil bersama pamannya?
Kita lanjutkan besok ya kisahnya....Insya Allah ๐
๐Catatan Tambahan๐
๐ *Ali bin Abu Thalib* ๐
Ali bin Abu Thalib adalah salah seorang anak Abu Thalib yang diasuh oleh Rasulullah setelah beliau menikah dengan Khadijah. Ali bin Abu Thalib kelak menjadi salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang utama. Ali bin Abu Thalib juga menjadi menantu beliau dengan menikahi Fatimah, putri beliau.
๐Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 2๐
๐MATERI 43 JILID 2๐
๐ก⚜๐ก⚜๐ก⚜๐ก⚜๐ก
----