Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba اللّهُ yang Kaffah.

Catatan Resume Kajian Silmi KJI 2 Agt 09. Bintaro

Pandangan sementara bahwa antara Cinta dan Pernikahan adalah setali tiga uang saling melengkapi satu diantaranya. Namun apakah selamanya dua subtansi dasar ini menjadi hal yang mutlak untuk mewujudkan kehadiran salah satu diantaranya ? Mungkin untuk sekedar mencari jawaban dengan menelisik kemabali arti Cinta dan Pernikahan. Diriwiyatkan ketika seorang santri Imam Syafii bertanya tentang Cinta maka oleh beliau dimintanya santri tersebut mencari bunga dari sekian kumpula bunga yang ada aakan tetapi semuanya indah bagi santri. Dan ketika dalam kegamangan tersebut oleh Imam Syafii diperintahkan untuk mencari pohon dan akhirnya dipilihlah pohon yang kuat dengan demikian arti cinta adalah sesuatu yang indah dan diantara keindahan tersebut dipilihlah yang kuat dalam pengertian yang luas tentunya beraras dengan relatifitas keinginan masing - masing individu.


Dan bagaimana pula manakib sebagai seorang ulama besar yang menjadi salah satu panutan madzab ? Alkisah seorang santri berhenti di sebuah sungai untuk melepaskan kelelahannya karena beberapa hari dalam perjalanannya yang cukup jauh. Tenggang waktu istirahatnya digunakan untuk membersihkan badan yang kebetulan air sungai tersebut cukup bening dan segar yang akhirnya menemukan buah delima dan dimakannya untuk mrengganjal perut. Namun ketika untuk melanjutkan perjalanannya dihentikan seseorang, bertanya apakah buah delima dalam sepanjang aliran sungai tadi. Dengan kejujuran dan kepolosannya dsntri tersebut mengakui mememukan dan telah memakannya sehingg sang empu meminta bekerja untuknya merawat perkebunan delima dalam waktu lima tahun. dengan persaan ikhlas, sabar tak terasa waktu lima tahun telah cepat berlalu dan masa khir telah tiba dari masa denda yang dilimpahkan pada santri oleh sang empu yang ternyata seorang mursit tersohor di negeri itu. Sebelum
kepulangan meninggalkan rumah sang mursit,santri diminta untuk menikahi putri tunggalnya yang buta, tuli demikian pengakuan mursit. Tetapi pengakuan mursit tersebut adalah simbol perjalanan religi seorang sufi yang zuhud pada Sang Haq yang jauh meninggalkan keduniawian yang bersifat fana. Akhirnya mereka bahagia dalam bahtera rumah tangga dan masa mengandung telh tiba engan waktu yang berbeda dari kelziman umumnya masa kehamilan. Tetapi keberkahan berpihak pada sikecil " Syafii " dalam umur 4 tahun telah hafidz Al - Qur'an dan menjadi ulama besar di kelak dewasanya.

Suatu hal yang lumrah ketika kita mengucapkan selamat menempuh hidup baru teruntyuk pasangan baru dalam suatu pernikahan. Memang logis artinya pernikahan bukan akhir hidup tetapi langkah awal untuk memulai sebuah proses pendewasaan untuk mengelola perbedaan atau problem - problem pernikahan yang menghinggapinya dengan bermodalkan komitmen bersama. inilah pada hematnya yang dinamakan suatu pengabdian baik berperan sebagai suami maupun istri dalam suatu bahtera rumah tangga. Dan tujuan pernikahan secara ideal adalah mencari keberkahan Alloh SWT agar bisa memberi manfaat bagi lingkungannya. Di sisi lain dalam suatu pernikahan niat awal yang harus dicari adalah berharap ridlo Alloh SWT bukan semata karena harta, tahta atau pun rupa tetapilebih pada nilai agama. pernikahan diperintahkan untuk disegerakan dalam kaidah agama ketika telah memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam syar'i tetapi penunndaannya sangaat dimungkinkan karena faktor ahli ibadah
atau pun yang lebih ekstrim adalah ahli zina.

demikian kiranyaa ringkasan sederhana maateri yang disampaikan Mas Yai Agus ( dalam rumah yang asri dengan kicauan burung - burung ) serta gemericik air kolam yang menurut pengakuannya telah mendapatkan doa mendiang almarhum Gus Mi' seorang Kyai Tasyawuf nyentrik engan performen berbeda dengan Kyai pada umumnya berdakwah di tempat - empat diskotik atau pun maaf tempat pelacuran. Namun keharuman namanya tetap hidup, makamnya yang sederhana jauh berada di Pasuruan jawa Timur selalu di datangi orang dan Majelis Semaan MANTABA dan Dzikrul Ghofilin di Yogya yang ditinggalkannya terus tetap hidup dengan jamaah yang tidak sedikit. dan barokahnya telah kita rasakan bersama dengan tausiyah - tausiyah yang disampaikan Mas Yai Agus atau pun petuah - petuah yang dismpaikan Bunda Septi moga bis memberikan manfaat bagi kita semua.

Dan semioga barokah doa Kyain - Kyai tetap berpihak pada Mas Yai Agus sehingga bermanfaat bagi orang lain dengan tausiyah - tausiyahnya yang tentu pyula tetap kami harapkan kembaali untuk bisa berkumpul daalam satu majelis. Apalagi asal - muasal Mas Yai agus Kota Tulungagung yang kesohor dengan Pondok PETA ( Pesulukan Thoriqot Agung ) pimpinan almarhum mbah Yai Jalil sebagai Kyai sepuh yang disegani di lingkungan keluarga besar NU dan kini kepengasuhan dilanjutkan Gus Alaudin yang dalam umur 7 tahun telah hapal Kitab Jurumiyah hanya dengan sekali mendengar dari santri yang membacakan untuknya. Aku rindu sekali alun - alun Kota Tulungagung yang tersusun rapi dengan taman kota sejuk juga keindahan burung dara hinggap diantara pohon taman yang tak lupa penjaj pecel khas dengan peyek tipis renyah. Aku rindu pula kemerduan gemericik aliran sungai yang berada di piggir pondok. Ya Tuhan kapan aku dapat pergi ke san lagi untuk suluk menenangkan hati..Aku rindu
rengkuhan kasih Mu Tuhan...Aku rindu gema dzikir bersama...Aku rindu keluarga besar Sa'dziliyah.