Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 703 - 706 : ๐Ÿ’Ÿ Wasiat Rasulullah๐Ÿ’Ÿ

๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿ•‹๐ŸŒด๐Ÿ•‹๐ŸŒด๐ŸŒด

๐Ÿ“šONE DAY ONE SIROH

๐ŸŒบMATERI 703๐ŸŒบ

ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…ุฏ

๐Ÿ’Ÿ Wasiat Rasulullah๐Ÿ’Ÿ

Setelah mendengar kata-kata amanat perpisahan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam itu, para sahabat menjerit dan menangis kemudian mereka berkata, "Ya Rasulullah engkau adalah Rasulullah bagi kami, dan pemimpin yang mengurus segala urusan kami. Apabila engkau pergi dari kami, kepada siapakah gerangan lagi kami pergi?"


Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam menjawab,  "Aku tinggalkan kamu di atas jalan jalan yang terang dan aku tinggalkan  untukmu dua penasihat:  yang berbicara dan diam.  Penasihat yang berbicara adalah Al Qu'ran dan penasihat yang diam adalah maut. Apabila kamu menghadapi persoalan-persoalan yang sulit, kembalilah pada Al-Qur'an dan Sunnah. Apabila hatimu sedang kesal dan kusut, tuntunlah dia dengan  mengambil iktibar dari peristiwa-peristiwa maut."

Pada hari-hari pertama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam jatuh sakit, demam beliau sangat tinggi. Sungguh pun begitu beliau masih pergi ke masjid untuk memimpin shalat. Hanya saja beliau sekarang sudah tidak tahan duduk bercakap-cakap dengan para sahabatnya seperti biasa. Suatu saat, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam minta dibawakan air dari berbagai sumber untuk dipakai mandi. Setelah itu beliau pergi ke masjid dan berpesan agar pasukan Usamah bin Zaid yang tertunda keberangkatannya untuk mengusir Romawi agar nanti diberangkatkan juga. Setelah diam sejenak beliau melanjutkan, "Seorang hamba Allah olehNya disuruh memilih antara dunia ini atau di sisi-Nya, maka ia memilih di sisi Allah."
 

--------------------

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam kembali diam. Orang-orang juga diam. Namun Abu Bakar segera mengerti bahwa yang dimaksud oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan kata-kata terakhir itu adalah beliau sendiri. Dengan perasaan yang sangat lembut dan besarnya persahabatan dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ia tidak dapat menahan air mata yang menetes sambil berkata, "Tidak. Bahkan Tuan akan kami tebus dengan jiwa kami dan anak-anak kami."

Karena khawatir apabila rasa haru Abu Bakar ini akan menular kepada yang lain, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberi syarat kepada sahabatnya itu, "Sabarlah, Abu Bakar."

Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meminta agar semua pintu yang menuju ke masjid ditutup, kecuali pintu yang ke tempat Abu Bakar. Setelah semua pintu ditutup, beliau kemudian bersabda tentang seseorang yang sangat dicintai dan mencintainya.


๐Ÿ”†Rasulullah dan Al Qur'an

Rasulullah pernah berdoa, "Ya Allah jadikanlah Al Qur'an sebagai taman hatiku, cahaya mataku, penghapus duka dan pelenyap  kebimbanganku.."

Apabila seseorang mukmin sudah konsisten membaca Al-Qur'an dengan tenang, tadabbur dan khusyuk, maka akan terbukalah belenggu-belenggu yang memborgol hatinya dan akan terpancar pula cahaya Al-Qur'an di dalam jiwa.


---------------------------

๐Ÿ’ŸSisa Harta Rasululah๐Ÿ’Ÿ

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Aku belum tahu ada orang yang lebih bermurah hati dalam bersahabat dengan aku seperti Abu Bakar. Sekiranya ada dari hamba Allah yang akan kuambil sebagai khalil (teman kesayangan) maka Abu Bakarlah khalilku. Namun persahabatan dan persaudaraan adalah dalam iman sampai tiba saatnya Allah mempertemukan kita."

Ada yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menderita sakit Selama 18 hari, ada yang mengatakan 13 hari, dan ada pula yang mengatakan 7 hari. Beliau jatuh sakit pada akhir bulan Shafar. Setiap hari para sahabat datang menjenguk beliau. Beliau diangkat Allah menjadi utusan-Nya pada hari Senin dan wafat pada hari Senin juga. Dari awal sakit sampai wafatnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menderita sakit kepala. Pada hari-hari terakhir dari kehidupan beliau, penyakitnya semakin bertambah berat.

Namun pada saat kritis seperti itu, beliau masih juga terkenang pada kaum fakir miskin dan orang-orang yang melarat. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam teringat bahwa masih ada uang simpanannya sebanyak 7 dinar dalam rumahnya.

------------------------

Beliau meminta Bunda Aisyah untuk mengambil uang itu kemudian bersabda agar uang itu disedekahkan. Namun karena kesibukan mengurus dan merawat penyakit Rasulullah, para istri beliau juga lupa melaksanakan amanat tersebut.

Pada hari Ahad satu hari menjelang beliau wafat, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya kepada para istrinya, "Apa yang telah kamu lakukan dengan dinar itu?"

Bunda Aisyah menjawab, "Uang itu masih ada di tanganku, ya Rasulullah."

Mendengar itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Bagaimana jawab Muhammad terhadap Tuhannya, sekiranya ia menemui Tuhannya sedang di tangannya menggenggam benda ini?"

Kemudian beliau serahkan harta miliknya yang terakhir kepada fakir miskin.


๐Ÿ”† Kebahagiaan Fakir Miskin

Kaum fakir miskin mengeluh kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa mereka tidak bisa beramal sholeh sehebat orang kaya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menghibur orang miskin dengan bersabda, "Berbahagialah wahai kaum Muhajirin yang fakir dengan kebahagiaan sempurna pada hari kiamat. Kalian semua akan memasuki surga sebelum orang-orang kaya memasukinya, dengan selisih waktu setengah hari yang sama bilangannya dengan 500 tahun di dunia." Mendengar itu kaum muhajirin menanggapiinya dengan mengatakan, "Kami  ridho Ya Robb, kami ridho."

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....
ln syaa Allah

๐Ÿ“Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ’ฐMATERI 706๐Ÿ’ฐ

๐Ÿ„๐ŸŒฟ๐Ÿ„๐ŸŒฟ๐Ÿ„๐ŸŒฟ๐Ÿ„๐ŸŒฟ๐Ÿ„