Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba اللّهُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 691 - 700 : 💟Tuntutan Ukasyah💟

🌴🌴🌴🐪🌴🌴🌴

💐ONE DAY ONE SIROH💐

🌷MATERI 691🌷

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

💟Tuntutan Ukasyah💟

Kejadian itu tidak berapa lama setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam jatuh sakit. Beliau memerintahkan Bilal mengumandangkan Adzan memanggil kaum muslimin untuk sholat bersama-sama. Maka berdatangan dan berkumpullah kaum Muhajirin dan Anshar ke masjid Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.


Setelah selesai memimpin shalat dua rakaat yang ringan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam naik ke atas mimbar, lalu mengucapkan pujian dan sanjungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kemudian beliau membawakan khutbahnya dengan demikian sangat berkesan sampai membuat para pendengarnya terharu dan mengeluarkan air mata.

Pada akhir khutbah beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya saya ini adalah nabimu, pemberi nasehat dan dai yang menyeru manusia kejalan Allah dengan izinNya. Aku ini bagimu bagaikan saudara yang penyayang dan ayah yang pengasih. Siapa yang merasa teraniaya oleh ku diantara kamu semua hendak lah ia bangkit berdiri sekarang juga untuk melakukan qishas kepadaku sebelum ia melakukannya pada hari kiamat nanti.



-------------------------

Tidak ada satupun yang menjawab karena semuanya hanya berkata dalam hati, "Mana mungkin  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah menganiaya orang hingga sampai perlu orang itu minta pembalasan?"

Setelah mengulangi permintaannya itu sampai dua kali barulah berdiri perlahan seorang sahabat laki-laki namanya Ukasyah bin Muhsin yang mendekat ke hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan langkah perlahan. Di depan Rasulullah ia berhenti dan berkata, "Ibuku dan ayahku menjadi tebusanmu Ya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Kalau tidak lah karena Engkau telah berkali-kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah aku akan berani tampil untuk memperkenankannya sesuai dengan permintaanmu.

Dulu aku pernah bersamamu di medan Perang Badar sehingga untaku berdampingan dengan untamu dekat sekali. Maka aku pun turun dari atas untaku dan aku menghampiri engkau, lantas akupun mencium paha engkau. Kemudian engkau mengangkat cambuk untuk menyuruh untamu berjalan lebih cepat, tetapi sebetulnya saat itu cambukmu mengenai bagian samping lambungku. Saya tidak tahu apakah itu sengaja atau tidak ya Rasulullah, ataukah barangkali maksudmu dengan itu memang hendak melecut untamu sendiri?"

Tidak mungkin Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menganiaya orang dengan sengaja. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat ramah bahkan beliau sangat suka memuji orang yang memang layak dipuji.

Beliau bersabda tentang Umar, "Andaikata engkau melewati suatu jalan lain, tentu setan akan melewati jalan lain." Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tentang Utsman, "Sesungguhnya dia adalah orang yang para malaikat pun merasa malu terhadap dirinya."

Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tentang Ali, "Di mataku kau seperti kedudukan Harun di mata Musa."

Sabda beliau tentang Abu Ubaidah, "Dia adalah kepercayaan umat ini."


------------------------


💟Qishas atas Rasulullah💟

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, "Mahasuci Allah, ya Ukasyah, bahwa Rasulullah akan bermaksud memukul engkau dengan sengaja."

Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memanggil Bilal yang berdiri dengan  bingung. Hendak apa kiranya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memanggilnya? Namun kebingungan itu hanya sesaat karena ternyata beliau meminta Bilal untuk pergi ke rumah Fatimah Azzahra, "Bilal, minta Fatimah memberikan kepadaku cambukku."

Bilal segera keluar masjid dan berlari ke rumah Fatimah dengan kalut. Ia meletakkan tangannya di atas kepala sambil berseru sendirian, "Inilah, Rasulullah memberikan kesempatan mengambil qisas terhadap dirinya!"

Dengan perasaan tidak menentu Bilal mengetuk pintu rumah Fatimah dan memberi salam. Dari dalam terdengar Fatimah menyahut, "Siapakah di luar?"
"Saya bilal! Saya diperintahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk mengambil cambuknya."

Dahi Fatimah mengernyit heran, kemudian ia bertanya, "Apakah yang akan dilakukan Ayahku dengan cambuk ini?"

 --------------------------------
 Bilal menggeleng-gelengkan kepala seolah tidak percaya kejadian ini akan dilihatnya sendiri. Dengan suara melengking Bilal menjawab, "Ya Fatimah, ayahmu memberi kesempatan kepada orang untuk mengambil qhisash terhadap dirinya."

Dari balik pintu, kelihatan sekali Fatimah amat terkejut. Ia hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya.  Kalau  saja Fatimah tidak tahu bahwa bilal adalah seorang yang sangat jujur,  tentu ia akan mengira Bilal mengada-ngada. Setelah diam sejenak,  Fatimah mengambil cambuk, membuka pintu, dan memberikan cambuk kepada bilal sambil bertanya, "Siapakah pula gerangan itu yang sampai hati untuk mengqishash Rasulullah?"

Namun Bilal tidak menjawab, "Ia keburu berlari kembali ke masjid. Ia berlari disertai gemuruh hatinya yang tidak terima bahwa ada orang yang sebentar lagi akan mencambuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Bilal hampir-hampir menyesalkan keputusan  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang mempersilahkan orang mengqishasnya.

-----------------------

🔆 Mimpi Bilal🔆

Setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat, Bilal bermimpi bertemu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang menegurnya, "Mengapa pemutusan hubungan ini terjadi, Bilal? Belum tibakah saatnya engkau mengunjungiku?" Ketika bangun Bilal amat sedih. Memang sudah beberapa tahun dia tidak berkunjung ke makam Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia pun bergegas ke Madinah. Di depan makam Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, ia berucap, "Assalamualaika Ya Rasulullah...." Lalu kerongkongannya tersumbat, air matanya meleleh dan seluruh jiwanya lebur dalam kenangan bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Tidak lama setelah itu Bilal kembali ke Syam dan wafat di sana.

-------------------------

💟Umar dan Abu Bakar Bangkit💟

Tiba di masjid orang-orang sudah menunggu dengan gelisah.  Bilal masuk sambil membawa cambuk dan memberikannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Setelah itu,Bilal kembali ke tempat duduknya sambil menatap tajam Ukasyah bin Muhsin. Namun yang di tetap tetap tampak tenang dan tetap tidak bergeming oleh kegelisahan di sekelilingnya.

Orang seperti apakah Ukasyah ini? Bagaimana ia bisa sampai hati menuntut Rasulullah Shallallahu Alaihi Salam untuk menerima cambukannya? Bukankah Ukasyah juga tahu bahwa beliau tidak sengaja? Bukankah Ukasyah  juga tahu bahwa memaafkan itu jauh lebih mulia? Bukankah Ukasyah juga melihat bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, saat itu sudah berusia 63 tahun? Bukankah keimanan Ukasyah kepada Allah dan Rasulnya sebagai pejuang Badar sudah tidak diragukan lagi? Mengapa bisa begini ya Ukasyah? Mengapa?

Dipenuhi pikiran seperti itu para sahabat Anshar dan Muhajirin menatap bolak-balik antara Rasulullah Shallallahu Alaihissalam dan Ukasyah dengan perasaan tegang. Ketegangan itu berubah menjadi keheningan yang mencekam ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan cambuknya kepada ukasyah.

Begitu tangan Ukasyah bin Muhsin meraih cambuk dan menguraikannya dengan tenang dan perlahan  Abu Bakar As Siddiq dan Umar Bin Khattab berdiri serempak. Sorot mata keduanya yang biasa tenang kini menyala seperti sedang berhadapan dengan musuh di medan tempur.

-------------------------

💟Umar dan Abu Bakar Bangkit💟

Mereka berdua berkata,  "Kami sekarang berada di hadapanmu, pukul dan qishaslah kami berdua sepuasmu dan jangan sekali-kali engkau pukul Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Suasana jadi mencekam sejenak karena Ukasyah tampak tidak mempedulikan mereka, sementara Abu Bakar dan Umar tetap berdiri menantang. Namun dengan lembut Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata ah kepada kedua sahabat terbaiknya itu, "Duduklah kalian berdua, Allah telah mengetahui kedudukan kalian!"

Hanyalah karena Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang berkata demikian, maka Abu Bakar dan Umar duduk. Namun mata mereka tetap menatap Ukasyah. Tiba-tiba seseorang kemudian berdiri pula dan kembali menatap Ukasyah dengan pandangan menantang.  Orang ini juga sangat dikasihi oleh Rasulullah Siapakah dia?

-------------------------

🔆 Kekuatan Fisik Rasulullah🔆

Kita hendaknya rajin berolahraga, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memiliki fisik yang kuat.  Rasulullah.Shaĺallahu Alaihi Wassalam pernah menjatuhkan seseorang pegulat bernama Rakanah, tiga kali berturut-turut. Beliau juga mengalahkan Ubay bin Khalaf dalam Perang Uhud. Beliau juga pernah memecahkan sebuah batu yang tidak sanggup dipecahkan para sahabat ketika menggali parit sebelum Perang Khandaq.

----------------------

💟Ali dan Putra-putranya Bangkit💟

Lelaki gagah itu adalah Ali bin Abi Thalib yang langsung berkata, "Hai Ukasyah aku ini sekarang masih hidup di hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka qishaslah aku dengan tanganmu dan deralah aku semaumu dengan tangan engkau sendiri!"

Namun,Ukasyah seolah tidak mendengar apa yang dikatakan Ali. Tangannya terlihat semakin erat menggenggam cambuk. Setelah Ali berkata begitu Rasulullah Shallallahu alaihi salam cepat-cepat menukasnya dan meminta Ali  kembali duduk. "Allah Subhanahu Wata'ala telah tahu kedudukan dan niatmu wahai Ali."

Belum lagi Ali bin Abi Thalib duduk menyentuh tanah, berdiri pula kedua kakak beradik putranya, Hasan dan Husein. Kedua remaja yang tampan dan masih sangat belia itu berkata, "Hai Ukasyah bukankah engkau telah mengetahui bahwa kami berdua ini adalah cucu kandung Rasulullah, maka dira kami sekerasnya dan itu berarti juga sama dengan mengqhishash Rasulullah sendiri!"

Dengan tersenyum Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meminta ke-2 cucu terkasihnya itu duduk, "Duduklah kalian berdua wahai penyejuk mataku."

--------------------------

💟Ali dan Putra-putranya Bangkit💟

Akhirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menatap teduh Ukasyah dan berkata tenang,  "Ya Ukasyah pukullah aku jika engkau berhasrat mengambil qishash."

Beliau lalu berdiri dan mendekat. Setelah itu ia memutar badan dan menghadapkan punggung beliau kepada Ukasyah. Beliau siap  untuk menerima cambukan. Dari para sahabat terdengar seru tertahan yang gelisah. Namun Ukasyah belum juga mengangkat tangannya sampai keheningan kembali mencekam.

Ukasyahpun berkata, "Ya Rasulullah, sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak memakai baju, tidak sehelai kain pun ada di badanku."

Maka, tanpa bicara, Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam segera membuka bajunya. Seperti berteriaklah kaum muslimin yang hadir sambil menangis.

Tatkala melihat tubuh putih Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, Ukasyah membuang cambuk ke tanah dan ia segera mendekap  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan mencium punggung beliau sepuas-puasnya.

-----------------------

🔆Kenangan Bersama Rasulullah

Ketika Rasulullah wafat, kaum muslimin melakukan sholat jenazah tanpa imam. Kaum muslimin mensholati jenazah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam secara bertahap. Sebagian lalu keluar, yang lain masuk. Begitulah seterusnya hingga mereka semua mensholati beliau tanpa ada yang menjadi imam.

Setelah wafatnya  beliau, para sahabat amat sedih dan murung. Apabila di suatu tempat mereka teringat kebersamaan dengan beliau dan mereka ingat bahwa beliau telah pergi mereka menangis bersama-sama.

-------------------------


💟Akhir Tuntutan Ukasyah💟

Sambil menangis terguguk-guguk, seolah  sudah sejak tadi ia menahannya  sekuat tenaga, Ukasyah berkata tersendat-sendat, "Tebusanmu adalah nyawaku, Ya Rasulullah. Siapakah yang sampai tega hatinya untuk mengambil kesempatan mengqishash engkau ya Rasulullah?"

Ukasyah tersedu sedan sejenak lalu ia berkata dengan lebih tersendat, "Saya sengaja berbuat demikian hanya karena berharap supaya tubuhku yang hina ini dapat menyentuh tubuh yang mulia dan agar Allah Subhanahu Wata'ala dengan kerahmatan engkau dapat menjagaku dari sentuhan api neraka...."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membalikkan badan, memakai kembali bajunya dan balas memeluknya dengan air mata berlinang. Semua yang hadir tidak kuasa lagi menahan tangis. Sebagian mereka hampir tidak sanggup lagi menahan keinginannya untuk menggantikan tubuh yang saat itu juga dalam pelukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Akhirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata kepada para sahabatnya, "Ketahuilah, para sahabatku. Siapa saja yang ingin melihat penduduk surga, maka melihatlah kepada pribadi laki-laki ini."

----------------------------

💟Akhir Tuntutan Ukasyah💟

Lantas bangkitlah kaum muslimin. Mereka berlompatan dan ramai-ramai bergantian mencium Ukasyah diantara kedua matanya. Mereka berkata, "Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi dan kelak menjadi teman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di surga!"

Maka isak tangis bahagia menjalari semua orang seperti angin yang menggoyang setiap helai rumput di padang gembala. Kemudian beberapa diantara mereka berlutut dan mengangkat tangan tinggi- tinggi ke langit sambil berdoa, "Ya Allah demi kemuliaan dan kebesaran Allah mudahkan juga bagi kami mendapatkan syafa'at Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di kampung akhirat yang abadi! Amin!"

🔆Demikianlah sebuah kisah yang menunjukkan betapa dalamnya kasih sayang para sahabat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan terlebih lagi kasih sayang Rasulullah Shallallahu alaihi salam kepada mereka dan seluruh umatnya sampai akhir zaman. Kita bisa membongkar seluruh halaman buku sejarah dunia, tidak akan pernah kita temukan kecintaan yang  demikian besar dari rakyat kepada pemimpinnya, gulungan buku-buku itu tidak akan pernah bisa menceritakan ada pemimpin lain yang begitu adil dan bijak, sampai-sampai mempersilahkan rakyatnya membalas perlakuan yang pernah diterima rakyat darinya, walau tidak sengaja.

#Ini adalah contoh lain kecintaan para sahabat terhadap Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam Perang Uhud. Abu Qatadah telah kehilangan semua senjata untuk melindungi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, sehingga ia menggunakan kepalanya sebagai tameng. Setiap ada panah yang melesat ke arah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,  dia memiringkan kepalanya untuk menerima panah tersebut. Akibatnya bola matanya keluar namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengembalikannya ke tempat semula, mata itu ternyata kemudian lebih baik daripada mata satunya.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya.....ln syaa Allah

📝Editor : Ustadzah Ratna

🌷MATERI 700🌷

🌷💚🌷💚🌷💚🌷