Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba اللّهُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 526 - 543 : 🕋Rasulullah dan Khadijah RA dll

🌴🌴🐪🌴🌴🌴🐪🌴🌴

📚ONE DAY ONE SIROH

📒MATERI 526📒

🕋 *Rasulullah SAW dan Khadijah*🕋

Istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang tidak akan pernah beliau lupakan adalah Bunda Khadijah. Walau usia Bunda Khodijah jauh lebih tua dan telah 2 kali menjanda, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang saat itu belum menerima risalah kenabian tidak ragu menikah dengannya.

Bunda Khadijah dikaruniai kecantikan, kelembutan, kekayaan harta yang melimpah, dan kecerdasan. Namun bukan hanya itu yang membuat Muhammad tertarik, melainkan juga karena keluhuran budi Bunda Khadijah yang sudah sangat terkenal di seluruh Mekah.

Bunda Khodijah dikenal sebagai wanita bangsawan yang sangat dermawan dan sangat menjaga pergaulannya sebagai wanita terhormat, sehingga orang-orang menjuluki beliau *at thohiroh* sang wanita suci.

Demikian pula sebaliknya Bunda Khotijah memilih Muhammad sebagai suaminya bukan karena ketampanan, semangat, dan kecerdasan saja. Apalagi sebenarnya Muhammad adalah pemuda miskin dan biasa hidup sengsara. Bunda Khodijah memilih pemuda sederhana itu karena keluhuran budi dan dalam usia yang sangat muda Muhammad sudah dijuluki *al amin*orang yang dapat dipercaya. Padahal seluruh bangsawan Mekah dengan harta melimpah sebelumnya berlomba-lomba meminang Bunda Khodijah.

------------------------------------------

Pilihan bunda Khadijah ternyata tepat. Dengan Rasulullahlah bunda Khodijah menemui kebahagiaan yang mungkin tidak akan pernah didapatkan wanita lain di dunia ini. Padahal hidup yang dilalui suami istri ini begitu berat dan melelahkan. Bunda Khadijah menyerahkan seluruh kesetiaannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Dia begitu bangga dan percaya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, sehingga cukuplah kata-kata Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam untuk menghibur hatinya pada saat berduka.

Bunda Khodijah pernah kehilangan dua anak laki-lakinya dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Al-Qosim dan Abdullah Ath Thahir ketika keduanya masih bayi. Ketika salah seorang bayinya itu wafat, bunda Khadijah mendekapnya erat - erat ke dada, sementara seluruh air matanya turun meleleh di pipi.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menghibur istrinya itu, "Di surga ada yang akan menyusuinya."

"Kalau begitu hatiku tidak akan terlalu susah," jawab Bunda Khodijah.

"Kalau engkau mau akan kuperdengarkan suaranya di surga," sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lagi.

"Tidak, tidak perlu. Aku percaya kepada Allah dan utusan-Nya," jawab bunda Khodijah.

Ada 3 wanita yang menjadi pembela nabi-nabi Allah sebelum nabi itu mendapatkan wahyu dan mengimaninya setelah mereka menjadi Nabi. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Banyak kaum lelaki yang menjadi manusia utuh, namun tiada wanita utuh kecuali Maryam binti Imran ibunda Nabi Isa  Alaihi Sallam, Asiyah istri Fir'aun dan Khadijah binti Khuwailid."

Orang bijaksana mengatakan, "Di belakang setiap pria besar terdapat wanita yang membentenginya. Maka bunda Khadijah adalah benteng dibalik semua perjuangan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.

-----------------------------------------

🌸MATERI 528🌸

🕋 *Rasulullah SAW dan Saudah binti Zum'ah*🕋

Setelah bunda Khadijah wafat tidak ada wanita yang mengurus rumah tangga beliau. Maka Khaulah binti Hakim Assalamiyah istri Umar bin Mashur tergerak hatinya. Ia  menawarkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dua orang wanita untuk menjadi istri beliau yaitu Aisyah binti Abu Bakar dan Saudah binti Zum'ah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menerima keduanya. Beliau melamar Aisyah, tetapi menunda pernikahannya sampai Aisyah dewasa. Beliau juga melamar Saudah binti Zum'ah.

Saudah binti Zum'ah termasuk salah seorang wanita pertama yang memeluk Islam. Bersama suaminya terdahulu, ia hijrah ke Habasyah bersama rombongan kedua. Di tempat itulah, suaminya meninggal dan ia pulang sebagai seorang janda. Usianya sudah tidak muda lagi, telah lima puluh tahun.

Ia termasuk seorang wanita yang sangat miskin namun kegigihannya melawan penindasan Quraisy sudah tidak diragukan lagi. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menikahi Saudah untuk menolongnya dan memberinya perlindungan.

Alangkah terkejut dan gembiranya Saudah dilamar oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Begitu pula ayahnya yang sudah kehilangan harapan bahwa putrinya akan mendapat lagi seorang suami.

-----------------------------
Dengan mas kawin 400 dirham kini bunda Saudah menjadi Ummul Mukminin, ibu orang-orang mukmin. Ia menempuh hidup penuh perjuangan bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia sangat mengasihi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sehingga ketika Rasulullah Shalallahu Wassalam menikahi Aisyah, bunda Saudah memberikan waktu gilirnya untuk bunda Aisyah.

Bunda Aisyah berkata, "Telah menjadi kebiasaan bagi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam jika akan keluar kota beliau selalu mengundi nama istrinya, siapa yang namanya keluar maka dialah yang beruntung ikut bersama beliau. Beliau juga menggilir setiap istrinya sehari semalam. Namun, giliran Sa'udah binti Zum'ah kadang-kadang diberikannya untukku dengan mengharap kasih sayang dan keridhoan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam."

 Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam yang menyayangi Bunda Sa'udah merasa khawatir istrinya itu tidak bahagia karena selalu mengalah. Maka beliau bertanya bahwa apabila bunda Sa'udah merasa berat menjalani hidup sebagai istri beliau, beliau bersedia menceraikannya agar bisa lebih bahagia. Namun bunda Sa'udah memberi jawaban mengharukan, "Demi Allah aku ingin tetap menjadi istrimu karena aku ingin kelak dihidupkan Allah sebagai istrimu di akhirat."

Salah satu keutamaan pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan bunda Sa'udah adalah untuk melunakkan sikap bani Abdul Syam yang selama ini memusuhi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan keluarganya. Selain itu juga untuk memuliakan bani Najjar yang memang memiliki pertalian darah dengan bunda Sa'udah dan untuk menghormati Ibu dari bunda Saudah, Syumus binti Qais, yang menjadi penolong serta pembela nabi ketika berhijrah ke Madinah.

---------------------------------------

♥️MATERI 530♥️

🕋Rasulullah SAW dan Aisyah🕋

Sebelum dipinang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam, sebenarnya bunda Aisyah sudah dilamar oleh Jabir bin Al Muth'im. Namun melihat kegigihan Abu Bakar membela Islam, orang tua Jabir membatalkan pinangan ini karena mereka khawatir putra mereka tergelincir masuk Islam.

Ketika ditawari untuk menikahi bunda Aisyah, sebelumnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam belum berfikir untuk beristri lagi. Namun tawaran yang diajukan itu ternyata adalah tawaran yang sangat baik. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menerima usulan tersebut. Sebagai seorang utusan Allah, beliau harus menjalin hubungan erat dengan para sahabatnya.  Bunda Aisyah adalah Putri Abu Bakar As Siddiq, orang yang membela beliau dengan segala apa yang ada. Dengan menjadikan bunda Aisyah sebagai istrinya, berarti Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah memberi Abu Bakar penghargaan yang sudah sepantasnya.

Rumah tangga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga pernah dilanda pertengkaran, tetapi masih dalam batas wajar karena beliau tidak pernah dihanyutkan amarah.

Pada suatu hari Abu Bakar minta izin masuk untuk menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, tiba-tiba ia mendengar suara tinggi bunda Aiysah yang ditujukan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Abu Bakar menghampiri putrinya itu dan memarahinya, "Kau berani bersuara keras seperti itu terhadap Rasulullah?"

------------------------------------------------

Tangan Abu Bakar bergerak untuk menutup mulut bunda Aisyah, namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam segera mencegah niat Abubakar itu.
Gusar karena melihat kelancangan putrinya, Abu Bakarpun keluar rumah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada bunda Aisyah,  "Kau lihat sendiri kan, bukankah aku telah menolongmu dari tindakan ayahmu?"

Tidak lama kemudian Abu Bakar kembali dan minta ijin lagi untuk menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ternyata beliau dan bunda Aisyah sudah tampak rukun seperti sedia kala. Sambil tersenyum, Abu Bakarpun berkata kepada putri dan menantunya itu, "Sertakanlah aku dalam perdamaian kalian, seperti kalian telah menyertakan aku dalam peperangan kalian."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallampun menyambut dengan hati gembira,"Kami telah melibatkanmu,  kami telah melibatkanmu."

Kelebihan utama yang dimiliki oleh bunda Aisyah dibandingkan istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang lain adalah kepandaian dan kecerdasannya. Sepandai apakah bunda Aisyah itu?

Bunda Aisyah mengatakan," Perut Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah kekenyangan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah memesan makanan dan tidak pernah mencari-cari nafsu makan
 kepada keluarganya. Makanan apapun yang diberikan oleh keluarganya dimakannya. Tidak pernah untuknya diberi makanan sebelum dituangkan minum."

-------------------------------------------

🚨MATERI 532🚨

🕋Aisyah Wanita Terpandang🕋

Zubair bin Al Awwam berkata, "Saya belum pernah melihat seseorang lebih pandai daripada Aisyah tentang Alquran, hukum fardhu, tentang halal dan haram, tentang syair, tentang kisah, dan silsilah bangsa Arab."

Kedalaman ilmu yang dimiliki bunda Aisyah itu diperolehnya berkat kesempatan seluas-luasnya yang diberikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada para istrinya untuk menuntut ilmu. Oleh karena itu para istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tumbuh menjadi orang-orang yang bisa menjawab pertanyaan tentang ilmu apapun.

Dengan kecerdasan dan kekuatan hafalannya, bunda Aisyah telah meriwayatkan sekitar 2.210 hadits. Beliau merupakan wanita terpandai dan terbaik pendapatnya dalam berbagai masalah umum. Bunda Aisyah juga termasuk orang yang berhasil begitu baik merekam kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam benaknya, menceritakan perilaku beliau dan menghafal sunnah-sunnahnya.

Pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan Bunda Aisyah terbukti menjadi berkah bagi meluasnya dakwah sepeninggal Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Berkat kepandaian bunda Aisyah, kaum muslimin merasa seolah-olah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masih ada di tengah-tengah mereka untuk membantu memecahkan banyak sekali persoalan yang mereka hadapi. Pada saat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masih hiduppun bunda Aisyah membantu beliau menyampaikan pelajaran kepada kaum wanita.

---------------------------------

Begitu besarnya peranan bunda Aisyah sampai ada seorang ulama bernama Az Zahri mengatakan, "Seandainya ilmu semua Ummul Mukminin dan ilmu semua wanita pada jaman itu disatukan, tentulah ilmu Aisyah jauh lebih utama daripada ilmu mereka." Inilah salah satu hal yang membuat bunda Aisyah begitu disayang oleh  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Mereka berdua sampai paham betul apa yang disukai dan tidak disukai pasangannya, termasuk dari nada suara dan cara berbicara.

"Aku tahu kalau kau sedang senang kepadaku atau sedang marah kepadaku," sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada bunda Aisyah.

"Dari manakah engkau mengetahuinya," tanya Bunda Aisyah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Kalau engkau senang kepadaku,  engkau berkata, "Tidak demi Rabb Muhammad". Akan tetapi apabila sedang marah kepadaku engkau berkata, "Tidak demi Rabb Ibrahim."

Bunda Aisyah menjawab, "Demi Allah memang demikian ya Rasulullah, aku tidak meninggalkan kecuali namamu saja."

Bunda Aisyah berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat, saya tidak memiliki apapun yang bisa dimakan oleh makhluk hidup kecuali segenggam gandum dari rak saya.  Semua gandum itu saya makan sedikit-sedikit dalam waktu yang lama sampai habis."

--------------------------------------------

🕰MATERI 534🕰

🕋Rasulullah SAW dan Hafshah binti Umar bin Khatab🕋

Seperti pernikahan- pernikahan sebelumnya, pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan bunda Hafsah binti Umar bin Khattab adalah untuk mengembangkan dakwah. Pernikahan ini juga untuk mengumpulkan ikatan persahabatan dengan Umar.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengerti betul bahwa Umar Bin Khattab adalah seorang yang  jujur, sederhana, adil lagi agung.  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengetahui bahwa kelak Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memilih Umar untuk menyebarkan Islam. Melalui kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab lah Islam berkembang dan jaya.

Pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan bunda Hafsah merupakan pengobat luka hati Umar karena dua sahabat lainnya, Abu Bakar dan Utsman bin Affan menolak menikahi Hafsah. Padahal Hafsah yang ketika itu masih muda  harus menjanda setelah ditinggal wafat oleh suaminya.

Bersama bunda Aisyah, bunda Hafshah pernah membuat hati Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam gundah. Kedua Ibu Kaum Mukminin itu cemburu kepada istri-istri Rasulullah Shallallahu Allaihi Wasallam yang lain. Bunda Hafshah cemburu karena pada suatu ketika ia mendapati bunda Mariyah dengan bayinya Ibrahim sedang berada di rumahnya bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Hal ini membuat bunda Hafshah tidak suka dan menceritakannya kepada bunda Aisyah.

----------------------------------------------------

Pada saat lain bunda Hafshah dan bunda Aisyah melihat Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam meminum madu di rumah bunda Zainab binti Jahsy dan tinggal lama sekali di sana. Bunda Hafshah dan bunda Aisyah menjadi cemburu. Mereka pun sepakat mengatakan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa dari mulut Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tercium bau maghafir yang kurang sedap.

Peristiwa-peristiwa seperti ini membuat hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Salam yang lembut dan pengasih itu gundah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengetahui bahwa bunda Aisyah dan bunda Hafsah ingin agar kasih sayang Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam hanya untuk mereka berdua saja.

Maka beliau sempat memberi pelajaran kepada kedua istrinya itu dengan menjauhi mereka selama 1 bulan sampai mereka semua sadar akan perilaku mereka yang menyusahkan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.

Ketika itu Umar bin Khattab berkata kepada bunda Hafshah, "Demi Allah aku tahu bahwa kalau tidak karena memandangku, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tentu telah menceraikanmu."

Allah Subhanahu Wata'ala menakdirkan bahwa di tangan bunda Hafsah ada mushaf Al Qur'an yang kemudian oleh Khalifah Usman bin Affan diperbanyak dan disebarkan kepada kaum muslimin.

 Umar bin Khattab menganjurkan kepada kita, "Perhitungkanlah dirimu sebelum kamu diperhitungkan, timbanglah dirimu sebelum ditimbang oleh orang lain, dan siapkan dirimu menghadapi pengadilan terbesar seperti yang difirmankan Allah. Pada hari itu kamu dihadapkan ke hadirat Allah sehingga tidak tersembunyi apapun padamu apa-apa yang tersembunyi."

----------------------------------

⏲MATERI 536⏲

🕋Rasulullah SAW dan Zainab binti Khuzaimah🕋

Tidak lama setelah menikah dengan bunda Hafshah, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menikahi bunda  Zainab binti Khuzaimah. Pernikahan itu terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-tiga Hijriah. Dari semua Ibu Kaum Muslimin, mungkin bunda Zainab binti Khuzaimah lah yang paling sedikit dibicarakan orang. Siapakah beliau ini?

Dahulu Zainab binti Khuzaimah adalah seorang janda sampai Ubadah bin al-Harits melamar dan menikahinya. Ketika Islam datang Ubadah menjadi pemeluknya dan menjadi muslim yang taat. Bersama istrinya, Ubadah berjuang membela Islam sekuat yang mereka mampu, termasuk pergi berperang. Padahal Ubadah bin al Harris sudah berusia lanjut lebih tua dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sendiri.

Ketika Perang Badar meletus kedua suami istri ini terjun langsung ke medan jihad, Ubadah maju berperang sebagai seorang prajurit, sedangkan Zainab binti Khuzaimah bertugas di garis belakang bersama beberapa muslimah lain  sebagai perawat para prajurit yang terluka. Pada Perang Badar ini Ubadah bin al-Harits gugur sebagai seorang syuhada yang bertempur dengan berani. Zainab binti Khuzaimahpun kembali menjanda. Masa  depan  hidupnya  tidak menentu karena suaminya tidak meninggalkan banyak harta.

 Ketika itu belum ada sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang berfikir menolong Zainab dengan menikahinya karena tidak ada perlindungan yang lebih kuat bagi seorang wanita yang mengalami nasib seperti Zainab selain menikahnya.

----------------------------

Rasa iba muncul di hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melihat jasa-jasa Zainab yang begitu gigih membela Islam. Beliau juga sangat menghargai jasa-jasa almarhum Ubadah yang sampai mengorbankan jiwanya pada perang Badar.  Pada masa itulah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meminang Zainab binti Khuzaimah dengan mas kawin sebanyak 12,5 uqiah.

Keberkahan dan kebahagiaan meliputi orang-orang yang mencintai bunda Zainab binti Khuzaimah karena pernikahan ini. Banyak orang yang menyayangi bunda Zainab binti Khuzaimah. Pada zaman Jahiliyahpun bunda Zainab dikenal sebagai Ummul Masakin atau Ibu Orang-orang Miskin, karena dia begitu murah hati kepada para fakir dan miskin.

Tidak sampai setahun hidup bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, pada bulan Rabiul Akhir tahun keempat Hijriyah, ia meninggal dunia dan dikumpulkan di pekuburan Al Baqi.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada para istrinya,  "Yang lebih cepat bertemu denganku diantara kamu sekalian adalah yang lebih memanjangkan tangannya (bersedekah)."

Maka berlomba-lombalah para istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk bersedekah. Akan tetapi bagaimana mereka bersedekah, sementara Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hidup dalam keadaan miskin?"

Karena itu bunda Zainab bekerja menyamak kulit, membuat sutra  dan menjualnya. Hasil penjualan itulah yang kemudian beliau sedekahkan.

---------------------------------------------------

🌺MATERI 538🌺

🕋 *Ummu Salamah yang Setia*🕋

Ibu Kaum Muslimin yang lain adalah Ummu Salamah binti Zadir Rarri. Ia adalah putri bangsawan Mekah yang sangat murah hati dan luhur budi pekertinya. Nama asli beliau adalah Hindun binti Abu Umayyah Al Makhzumi.

Pada mulanya, ia adalah istri Abu Salamah Abdullah bin Al Asad Al Makhzumi. Bersama suaminya ini Ummu Salamah termasuk dalam jajaran orang yang pertama kali memeluk Islam. Ketika hijrah ke Madinah, Abu Salamah terpaksa pergi seorang diri karena Ummu Salamah ditahan oleh kabilahnya.

Saat itu, Ummu Salamah yang sangat setia kepada suaminya menjadi amat menderita. Rasa rindu dan kesedihan menaungi Ummu Salamah dari hari ke hari. Keadaan Ummu Salamah ini akhirnya membuat kabilahnya sendiri tidak tega, mereka pun mengizinkan Ummu Salamah menyusul suaminya ke Madinah. Sulit sekali untuk melukiskan indahnya pertemuan suami istri yang paling setia dan begitu menyayangi satu sama lain ini.

Suatu hari Ummu Salamah berkata kepada suaminya,  "Kanda maukah kau sehidup semati denganku? Apabila aku mati, janganlah menikah dengan orang lain. Apabila kamu meninggal, aku pun tidak akan menikah lagi."

"Maukah engkau mematuhiku dengan apa yang lebih baik daripada itu?" tanya Abu Salamah .

"Aku selalu siap memenuhi keinginanmu Kanda!" jawab Ummu Salamah

 "Engkau boleh menikah lagi..
"

--------------------------------------------

Kemudian Abu Salamah berdoa, "Ya Allah, karuniakanlah kepada Ummu Salamah sepeninggalku,  suami yang lebih baik daripadaku dan tidak membuat resah dan susah hatinya."

Dalam Perang Uhud Abu Salamah terluka. Dua bulan kemudian ia memimpin pasukan dan berhasil menyelesaikan tugasnya. Namun luka dalam Perang Uhud terbuka kembali.

Abu Salamah akhirnya wafat. Dari sejak sakit sampai meninggalnya  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menunggui Abu Salamah di pembaringan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam bertakbir 9 kali sebagai tanda kesedihan yang mendalam kepada Abu Salamah. Ketika para sahabat bertanya heran, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Kalaupun aku betakbir seribu kali untuk  Abu Salamah itu masih pantas untuknya."

Menurut Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan banyak kebaikannya. Demikian sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang umur dan kematian.  "Barangsiapa yang dipanjangkan umurnya dalam  berislam mencapai 40 tahun, Allah hindarkan dia dari berbagai bencana gila, dusta,  dan jika menambah 50 tahun, Allah akan ringankan perhisabannya. Jika mencapai 60 tahun Allah menganugerahkan kepadanya sifat mendekatkan diri kepada Allah, jika mencapai 70 tahun diampuni Allah beserta dosanya yang dahulu dan yang akan datang." (Hadist riwayat Anas bin Malik)

-----------------------------------------------

💟 *Ummu Salamah Menjadi Ummul Mukminin*💟

Tidak terkira besarnya duka Ummu Salamah. Seorang mujahid besar telah pergi meninggalkan mujahidah besar yang menjanda dan harus memikul beban menghidupi anak-anaknya. Ucapan bela sungkawa dan uang sudah datang dari sana sini. Namun itu hanya bersifat sementara. Kehidupan berat yang sepi menunggu seperti jalan yang panjang.

Dua orang sahabat besar Abu Bakar dan Umar bin Khatab merasa amat iba. Mereka pun mengirim orang untuk melamar Ummu Salamah tetapi kedua pinangan itu ia tolak.

"Adakah orang lain yang sebaik Abu Salamah?" demikian kata Ummu Salamah.

Ia benar-benar sulit menghapus bayangan suami yang amat dicintainya itu sampai akhirnya lamaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun datang. Mulanya, Ummu Salamah ragu karena tidak ingin melemparkan beban hidupnya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Namun akhirnya Ummu Salamah pun berkata, "Marhaban ya Rasulullah, dengan segala senang hati, saya terima lamaran Tuan yang telah sudi meminang seorang wanita pencemburu, banyak anak,  dan tidak memiliki sanak saudara yang akan hadir."

 Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengirim utusan yang menyampaikan sabda beliau,"Mengenai ucapanmu bahwa engkau tertimpa musibah karena banyak anak, maka Allah jua yang akan meringankan beban anak-anakmu. Mengenai ucapanmu bahwa engkau seorang wanita pencemburu, maka aku akan mendoakanmu agar Allah melenyapkan sifat pencemburumu itu. Mengenai ucapanmu bahwa tidak ada seorang wali dan sanak saudara yang hadir, maka tidak seorangpun dari mereka yang akan berkeberatan dengan pernikahanmu denganku."

------------------------------------------

Konon yang menikahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan Ummu Salamah adalah saudara sepupu Ummu Salamah sendiri, Umar bin Khattab. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberitahukan bentuk mas kawinnya, tanpa ragu  Ummu Salamah menjawab, "Aku Ridho."

Mas kawin itu berupa sehelai selimut yang pada musim panas dipakai juga sebagai permadani, sebuah bantal dari kulit yang diisi dengan serabut kurma, dua buah gilingan tepung, dua buah kendi, dan sebuah baskom untuk mengolah roti.

Tempat tinggal Ummu Salamah di bilik milik almarhumah bunda Zainab binti Khuzaimah. Di bilik  itu Ummu Salamah menemukan sebuah kendi berisi jelai, sebuah gilingan batu, dan sedikit mentega. Ummu Salamah mengolah jelai dan mentega itu menjadi makanan. Itulah makanannya dan makanan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada malam pernikahan mereka yang penuh berkah.

Ummu Salamah yang cerdas meriwayatkan beberapa hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam diantaranya "Siapapun istri yang mati sedangkan suaminya penuh keridhoan kepadanya niscaya ia akan masuk surga" (Hadits riwayat Tirmidzi)

------------------------------------------

💟 *Kebijaksanaan dan Ilmu Ummu Salamah*💟

Peran Ummu Salamah yang sangat menentukan adalah pada saat perjanjian Hudaibiyah. Ketika itu para sahabat tampak ragu menerima perjanjian yang ditandatangani oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan orang Quraisy. Bahkan ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan mereka untuk  memotong kurban dan mencukur rambut sebagai tanda telah selesai berhaji, para sahabat tampak enggan. Melihat itu hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam gundah sekali. Dengan perasaan seperti itu beliau masuk ke tenda dan menceritakannya kepada Ummu Salamah.

Dengan tenang Ummu Salamah mendengarkan masalahnya dan mengajukan sebuah pemecahan cukup jitu  dan sederhana yang tidak akan terpikirkan kecuali oleh-oleh yang mempunyai otak cemerlang sekaligus hati tenang penuh kasih sayang. Ummu Salamah berkata, "Ya Rasulullah, maukah engkau menerima saranku? Keluarlah engkau dan jangan berbicara kepada siapapun meski hanya sepatah kata sampai engkau selesai memotong  kurbanmu dan memanggil seseorang untuk mencukur rambutmu."

Begitu saran itu dilaksanakan para sahabat berebut memotong ternak dengan wajah sedih menyesali keraguan mereka  atas keputusan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

----------------------

Ratusan hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah menunjukkan kecerdasan beliau. Ia termasuk wanita pertama yang hijrah ke Habasyah dan ke Madinah. Allah berkenan menurunkan banyak ayat Al-Qur'an ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Salam tengah berada di rumah tiga orang istrinya, Bunda Khodijah, Bunda Aisyah, dan Ummu Salamah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat menyayangi Ummu Salamah dan anak-anaknya. Walau sangat sibuk, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam selalu menyempatkan diri bermain dengan putri bungsu Ummu Salamah, Zaenab.

"Mana Zuwainab?" Mana Zuwainab?" demikian selalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya lucu. Kelak Zainab binti Abu Salamah akan menjadi seorang wanita ahli fiqih terbesar pada zamannya.

Ummu Salamah meninggal pada usia 80 tahun pada tahun ke-61 Hijriyah dan dimakamkan di pekuburan Baqi Madinah.

Tengah malam di rumah Ummu Salamah, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah berdoa dengan air mata bercucuran, "Ya Allah, janganlah kiranya Kau cabut  dariku kebaikan yang telah Engkau limpahkan. Wahai Tuhanku janganlah kiranya Engkau gembirakan  musuh-musuhku dan orang-orang yang dengki kepadaku lantaran mereka menyaksikan penderitaan menimpa diriku. Ya Allah janganlah masukkan aku ke dalam kehinaan yang telah Engkau selamatkan aku daripadanya. Janganlah kiranya Engkau perbuat semua ini selamanya. Ya Allah janganlah kiranya Engkau biarkan aku memikul beban berat ini sendirian walaupun sekejap mata."

📝Editor: Ustadzah Ratna

🚨MATERI 543🚨

🚨⚜️🚨⚜️🚨⚜️🚨⚜️🚨