Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

ODOS - episode 72 - 77 ....Diangkat Menjadi Utusan Allah


๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒบONE DAY ONE SIROH๐ŸŒบ

๐Ÿ”ทMATERI 72 JILID 3๐Ÿ”ท


✒️Gua Hira๐Ÿ–‹

Berhala berhala yang bernama Hubal, Lata dan Uzza itu tidak pernah menciptakan seekor lalat sekali pun, bagaimana mungkin mereka akan mendatangkan kebaikan bagi manusia?" demikian pikir Muhammad. "Siapakah yang berada di balik semua ini? Siapa yang berada di balik luasnya langit dan tebaran bintang? Siapa yang berada di balik padang pasir yang  panas terbakar kilauan matahari? Siapa pencipta langit yang jernih dan indah, langit yang bermandi cahaya bulan dan bintang yang begitu lembut, begitu sejuk? Siapa pembuat ombak yang berdebur dan penggali laut yang begitu dalam? Siapa yang berada di balik semua keindahan ini?"

Demikianlah Muhammad tidak mencari kebenaran dalam kisah kisah lama atau tulisan para pendeta. Ia mencari kebenaran lewat alam. Ia mengasingkan dirinya dari keramaian dan pergi ke Gua Hira.

"Betapa sia sianya hidup manusia, waktu terus berlalu, sementara jiwa jiwa rusak karena dikuasai khayal tentang berhala berhala yang mampu melakukan ini dan itu. Betapa sia sianya hidup manusia karena tertipu dengan segala macam kemewahan yang tiada berguna.

Beliau mengasingkan diri seperti itu beberapa hari setiap bukan dan sepanjang bulan Ramadhan. Semakin lama, jiwanya semakin matang dan semakin terisi penuh. Sampai suatu ketika, saat usia Muhammad menginjak 40 tahun, datanglah seseorang yang bukan dari dunia ini menemui beliau di Gua Hira. Muhammad yang pemberani dan tenang itu amat terkejut melihatnya. Tahukah kalian siapa yang datang itu?

Kita lanjutkan besok ya kisahnya....
In syaa Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“’Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐Ÿ“’

๐Ÿ”ทMATERI 72 JILID 3๐Ÿ”ท

๐Ÿ›๐ŸŽ€๐Ÿ›๐ŸŽ€๐Ÿ›๐ŸŽ€๐Ÿ›๐ŸŽ€๐Ÿ›

---------------------------------------


๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

⚜ONE DAY ONE SIROH⚜

▪️MATERI 73 JILID 3▪️


๐ŸŒบDiangkat Menjadi Utusan Allah๐ŸŒบ

Makhluk yang datang itu adalah Malaikat Jibril. Ia datang membangunkan Muhammad yang sedang tidur karena kelelahan. Jibril membawa sehelai lembaran dan berkata kepada Muhammad, "Iqra (Bacalah)!"

Dengan hati yang masih rasa terkejut, Muhammad menjawab, "Saya tidak dapat membaca."

Kemudian Malaikat Jibril mendekap sehingga Muhammad merasa lemas. Jibril melepaskan dekapannya, lalu berkata lagi, "Bacalah!"

Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Kemudian, setelah Muhammad berkata, "Apa yang harus saya baca?" barulah Jibril  membacakan Surat Al 'Alaq ayat pertama hingga ayat kelima:

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajarkan (manusia)  melalui perantaraan qalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Setelah mengucapkan bacaan itu, Malaikat Jibril pun pergi meninggalkan Muhammad dengan hati yang terhujam firman Allah tadi.

Muhammad mendadak tersentak sadar. Beliau terbangun dari ketakutan sambil bertanya-tanya dalam hati, "Gerangan siapa yang kulihat tadi? Apakah aku telah diganggu jin?"

Beliau menoleh ke kiri dan ke kanan, tetapi tidak ada siapapun. Muhammad diam sebentar dengan tubuh gemetar. Beliau lalu lari ke luar gua, menyusuri celah-celah gunung sambil mengulang pertanyaan dalam hati, "Siapa gerangan yang tadi menyuruhku membaca?"

Mendadak, Muhammad mendengar namanya dipanggil. Panggilan tersebut terasa dahsyat sekali. Beliau memandang ke cakrawala dan melihat malaikat dalam bentuk manusia. Muhammad tertegun ketakutan dan terpaku di tempatnya. Ia memalingkan wajah, tetapi di seluruh cakrawala, ke mana pun beliau memandang rupa malaikat yang indah itu tidak juga berlalu.

Dalam keguncangan hebat seperti itu, siapakah yang mampu menenangkan hati Muhammad?

Kita lanjutkan besok ya kisahnya....
Insyaa Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“•Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐Ÿ“•

▪️MATERI 73 JILID 3▪️

๐ŸŒท๐Ÿ’ซ๐ŸŒท๐Ÿ’ซ๐ŸŒท๐Ÿ’ซ๐ŸŒท๐Ÿ’ซ๐ŸŒท

--------------------------------------------


๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐Ÿ”ถONE DAY ONE SIROH๐Ÿ”ถ

๐Ÿ–‹MATERI 74 JILID 3๐Ÿ–‹


๐ŸŒนKetulusan Bunda Khadijah๐ŸŒน

Di rumah, Bunda Khadijah tiba-tiba merasa khawatir dengan nasib suaminya. Beliau mengutus  orang untuk mencari suaminya itu,tetapi tidak berhasil menemukannya.

Sementara itu,setelah rupa malaikat menghilang,Muhammad pulang dengan hati yang sudah di penuhi wahyu Allah. Dengan jantung yang terus berdenyut keras dan hati berdebar ketakutan, beliau pulang ke rumah.

"Selimuti aku," pinta Muhammad kepada Khadijah.

Khadijah segera menyelimuti suaminya yang menggigil kedinginan seperti terkena demam. Setelah rasa takutnya mereda, beliau memandang Khadijah dengan tatapan mata meminta kekuatan dan perlindungan.

"Khadijah, kenapa aku?" kata Muhammad.

Kemudian, Muhammad menceritakan semua yang telah terjadi. Beliau juga berkata bahwa ia takut semua itu bukan datang dari Allah, melainkan gangguan jin.

"Wahai putra pamanku," jawab Khadijah penuh sayang, "bergembiralah dan tabahkan hatimu. Demi Dia yang memegang hidup Khadijah, aku berharap kiranya engkau akan menjadi nabi atas umat ini. Sama sekali Allah takkan mencemoohkanmu sebab engkaulah yang mempererat tali kekeluargaan dan jujur dalam berkata-kata. Engkau selalu mau memikul beban orang lain dan menghormati tamu serta menolong mereka yang dalam kesulitan atas jalan yang benar."

Kata-kata Bunda Khadijah itu menuangkan rasa damai dan tenteram ke dalam hati suaminya yang sedang gelisah. Bunda Khadijah benar-benar yakin bahwa suaminya itu bukan diganggu jin. Beliau malah memandang suaminya itu dengan penuh rasa hormat.

Muhammad pun segera tenang kembali. Beliau memandang Bunda Khadijah dengan penuh kasih dan rasa terima kasih. Tiba tiba, sekujur tubuhnya terasa amat letih dan beliau pun tertidur lelap.

Sejak saat itu, berakhirlah kehidupan tentang seorang Muhammad. Mulai saat itu, kehidupan penuh perjuangan keras dan pahit akan dilaluinya sebagai seorang Rasulullah, utusan Allah.

Besok kita lanjutkan dengan kisah perjalanan awal dakwah Rasulullah ya....
In syaa Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

 ๐ŸŽ€Pengorbanan Seorang Istri๐ŸŽ€

Bunda Khadijah yang berasal dari kalangan bangsawan Mekah, sadar betul bahwa suaminya kelak akan dibenci orang orang kafir. Beliau berjuang di sisi suaminya, memilih Islam, dan menjadi pengikut pertama.
Bunda Khadijah menukar segala miliknya dengan kejayaan Islam yang tidak pernah beliau cicipi.


๐Ÿ“—Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐Ÿ“—

๐Ÿ–‹MATERI 74 JILID 3๐Ÿ–‹

๐ŸŒง☂๐ŸŒง☂๐ŸŒง☂๐ŸŒง๐ŸŒง☂

-------------------------------------------------


๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸONE DAY ONE SIROH๐Ÿ

๐Ÿ“ŒMATERI 75 JILID 3๐Ÿ“Œ


๐Ÿ“œKabar dari Waraqah bin Naufal๐Ÿ“œ

Bunda Khadijah menatap suaminya yang tertidur pulas itu. Dilihatnya kembali suaminya yang tertidur dengan nyenyak dan tenang sekali. Bunda Khadijah membayangkan apa yang baru saja dituturkan suaminya. Firman Allah dan Malaikat yang indah . Luar biasa!

"Semoga kekasihku ini memang akan menjadi seorang nabi untuk menuntun umat ini keluar dari kegelapan," demikian pikir Bunda Khadijah.

Saat berpikir demikian, senyumnya mengembang. Namun, senyum itu segera menghilang, berganti rasa takut memenuhi hati tatkala dibayangkan nasib yang bakal menimpa suaminya itu apabila orang orang ramai menentang.

Demikianlah, pikiran bahagia dan sedih terus berganti ganti dalam benak Bunda Khadijah. Akhirnya, beliau memutuskan untuk menceritakan hal ini kepada seseorang bijak yang dipercayanya.

Bunda Khadijah pun pergi menemui pamannya, Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani yang jujur, dan menceritakan semua yang didengarnya dari Muhammad.

Waraqah menekur sebentar, lalu berkata, "Mahasuci Ia, Mahasuci. Demi Dia yang memegang hidup Waraqah. Khadijah, percayalah, suamimu telah menerima 'namus besar' seperti yang pernah diterima Musa. Sungguh, dia adalah nabi umat ini. Katakan kepadanya supaya tetap tabah."

Bunda Khadijah pulang. Dilihatnya suaminya masih tertidur. Dipandanginya suaminya itu dengan rasa kasih dan penuh ikhlas, bercampur harap dan cemas. Tiba tiba, tubuh suaminya menggigil, napasnya terlihat sesak dengan keringat memenuhi wajah. Apa yang terjadi?

Kita lanjutkan besok ya kisahnya....
In syaa Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“Catatan Tambahan๐Ÿ“

๐Ÿ“‘Namus Besar๐Ÿ“‘

Namus besar yang dimaksud Waraqah bin Naufal berasal dari bahasa Yunani, noms, artinya kitab undang-undang atau kitab suci yang diwahyukan. Namus bukan istilah Al Qur'an sebab Al Qur'an menyebut istilah Taurat untuk kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa.


๐Ÿ“˜Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐Ÿ“˜

๐Ÿ“ŒMATERI 75 JILID 3๐Ÿ“Œ

๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐ŸŒบ

-------------------------------------------------


๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

๐ŸŒปONE DAY ONE SIROH๐ŸŒป

๐Ÿ–‹MATERI 76 JILID 3๐Ÿ–‹

๐ŸƒOrang yang Berselimut๐Ÿƒ

Muhammad yang kini telah menjadi Rasulullah terbangun karena mendengar Malaikat Jibril membawakan wahyu kepadanya,

 "_Hai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu. Dan bersihkanlah pakaianmu. Dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji. Dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah."
(Q.S. Al Muddatsir 74: 1-7)

Bunda Khadijah memandang Rasulullah dengan kasih yang bertambah besar. Beliau perlahan mendekati suaminya. Bunda Khadijah dengan lembut memintanya agar kembali tidur.

"Waktu tidur dan istirahat sudah tidak ada lagi, Khadijah," demikian jawab Rasulullah.

"Jibril membawa perintah supaya aku memberi peringatan kepada umat manusia, mengajak mereka, dan supaya mereka beribadah hanya kepada Allah. Namun, siapa yang akan kuajak? Siapa pula yang akan mendengarkan?"

Bunda Khadijah cepat cepat menentramkan hati suaminya. Diceritakannya apa yang tadi dikatakan Waraqah. Dengan penuh semangat, Bunda Khadijah menyatakan diri sebagai orang yang mengimani Rasulullah.

Sahabat fillahku, dengan demikian, tercatat dalam sejarah bahwa orang pertama yang memeluk Islam adalah Bunda Khadijah.

Untuk lebih menentramkan Rasulullah, Bunda Khadijah meminta suaminya memberitahu dirinya apabila malaikat datang.

Kemudian Jibril memang datang, namun hanya Rasulullah yang dapat melihatnya. Bunda Khadijah mendudukkan Rasulullah di pangkuan sebelah kiri, lalu ke pangkuan sebelah kanan. Malaikat Jibril masih terlihat oleh Rasulullah. Namun, ketika Bunda Khadijah melepas penutup wajahnya, Rasulullah melihat Sang Malaikat menghilang.

Dari kejadian itu, Bunda Khadijah merasa yakin bahwa yang datang itu benar benar malaikat, bukan jin.

Bagaimanakah kelanjutan perjalanan dakwah Rasulullah?

Nantikan esok ya... In syaa Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“™Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐Ÿ“™

๐Ÿ–‹MATERI 76 JILID 3๐Ÿ–‹

๐ŸŒน⚜๐ŸŒน⚜๐ŸŒน⚜๐ŸŒน⚜๐ŸŒน

-----------------------------------------------------

๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐Ÿช๐ŸŒด

☄ONE DAY ONE SIROH☄

๐ŸŒปMATERI 77 JILID 3๐Ÿ”†


❄️Bertemu Waraqah❄️

Sahabat fillahku, tidak lama kemudian, Rasulullah bertemu dengan Waraqah bin Naufal. Saat itu, Rasulullah sedang melaksanakan thawaf. Sesudah Rasulullah menceritakan keadaannya, Waraqah berkata, "Demi Dia yang memegang hidup Waraqah, engkau adalah nabi atas umat ini. Engkau telah menerima Namus Besar seperti yang pernah disampaikan kepada Musa. Pastilah kau akan didustakan, disiksa, diusir, dan diperangi orang. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela tang di pihak Allah dengan pembelaan yang sudah diketahui-Nya pula."

Kemudian, Waraqah mendekat dan mencium ubun-ubun Rasulullah.

Kini Rasulullah memalingkan wajah ke sekitarnya, melihat orang orang yang menyembah patung patung batu. Orang orang ini juga menjalankan riba dan memakan harta anak yatim. Mereka jelas jelas berada dalam kesesatan. Kepada orang orang inilah Rasulullah diperintahkan untuk menyeru agar mereka menghentikan perbuatan perbuatan itu.

Namun, apakah mereka mau berhenti begitu saja? Orang orang Quraisy itu benar benar amat kuat dalam memegang keyakinan mereka.

Orang orang itu bahkan siap berperang dan mati untuk mempertahankan keyakinan mereka. Untuk itu, Rasulullah memerlukan datangnya wahyu penuntun lagi.

Namun, wahyu yang dinanti Rasulullah ternyata tidak juga turun. Jibril tidak pernah datang lagi untuk waktu yang lama. Rasulullah merasa amat terasing. Rasa takutnya kembali muncul. Beliau takut jika Allah melupakan bahkan tidak menyukainya. Rasulullah kembali pergi ke bukit dan menyendiri lagi di Gua Hira. Ingin rasanya beliau membumbung tinggi dengan sepenuh jiwa, menghadap Allah, dan bertanya mengapa dirinya seolah ditinggalkan?

Apa gunanya hidup ini kalau harapan besar Rasulullah untuk menuntun umat ternyata menjadi kering? Rasulullah saat itu, benar benar hampir merasa putus asa.

Apakah Allah segera menurunkan wahyu kembali? Surat apakah yang diturunkan selanjutnya?

Kita lanjutkan besok ya...
In syaa Allah ๐Ÿ˜Š


๐Ÿ“–Kisah diambil dari buku Muhammad Teladanku jilid 3๐Ÿ“–

๐Ÿ”†MATERI 77 JILID 3๐Ÿ”†

๐ŸŒป๐Ÿƒ๐ŸŒป๐Ÿƒ๐ŸŒป๐Ÿƒ๐ŸŒป๐Ÿƒrs