Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba Ψ§Ω„Ω„ّΩ‡ُ yang Kaffah.

ODOS - episode 11-20, Sejarah kelahiran Rasulullah, Kakek dan Ayah Nabi Muhammad SAW

MATERI_MUTE:
🌴🌴🌴 🐫🐫🐫 🌴🌴🌴
     🌍ONE DAY ONE SIRAH 🌍

     πŸŒ€  MATERI 11.  JILID 1 πŸŒ€

🌷*Nenek Moyang Nabi Muhammad Ψ΅Ω„Ω‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ ΩˆΨ³Ω„Ω… * 🌷

Salah seorang nenek moyang Nabi Muhammad bernama Hasyim bin Abdul Manaf. Ia adalah pemuka masyarakat dan orang yang berkecukupan. Masyarakat Mekah mematuhi dan menghormatinya.

"Wahai penduduk Mekah, aku membagi perjalanan kalian menurut musim. Jika musim dingin tiba, pergilah berdagang ke Yaman yang hangat. Jika musim panas, giliran kalian pergi ke Syam yang sejuk!" demikian keputusan Hasyim.

Hasyim tambah disayangi penduduk Mekah karena pada suatu musim kemarau yang mencekam, ia pernah membawa persediaan makanan dari tempat yang jauh. Padahal, saat itu makanan amat sulit didapat.

"Terima kasih, wahai Hasyim! Engkau menolong kami dengan pemberian makanan ini!" seru penduduk Mekah.

Di bawah kepemimpinan Hasyim, Mekah berkembang menjadi pusat perdagangan yang makmur. Pasar-pasar didirikan sebagai tempat berniaga kafilah-kafilah dagang yang datang dan pergi silih berganti , baik pada musim panas maupun pada musim dingin. Demikian pandainya penduduk Mekah berdagang, sampai-sampai tidak ada pihak lain yang mampu menyaingi mereka.

Akan tetapi, di samping kemajuan yang besar itu, masyarakat Arab juga mengalami kemunduran luar biasa. Itulah sebabnya mereka dijuluki masyarakat jahiliah alias masyarakat yang diliputi kebodohan. Itulah juga sebabnya sampai Allah mengutus rasul terakhir-Nya di tempat ini.

Sahabat fillahku, apa saja yang dilakukan bangsa Arab saat itu sehingga mereka dijuluki "masyarakat jahiliah

πŸ“Catatan tambahan πŸ“

Pembagian Urusan

Beberapa jabatan pemerintahan di Mekah di antaranya: Hijabah : Pemegang kunci Ka'bah, Siqayah : Penyedia air dan makanan buat para peziarah, Rifadah : Mengatur pembagian dana dari orang kaya untuk fakir miskin, Qiyadah : Mengatur urusan peperangan.

πŸ€Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku penerbit : Sygma πŸ€
➡ Materi 11  Jilid 1⬅

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
            ⛔ NO COMENT⛔
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

🌴🌴🌴 🐫🐫🐫 🌴🌴🌴
🌍ONE DAY ONE SIRAH 🌍

πŸŒ€  MATERI 12  JILID 1 πŸŒ€

πŸ€πŸ€Percaya Takhayul πŸ€πŸ€

Oh, tidak ! Burung itu terbang ke kiri! Aku pasti akan tertimpa sial! umpat seseorang orang itu kebetulan melihat seekor burung yang terbang diatas kepalanya berbelok ke arah kiri. Sepanjang hari itu, dia jadi murung karena yakin bahwa dia bernasib sial walaupun belum tahu kesialan macam apa yang akan menimpanya.
Orang orang Arab pada masa jahiliyah amat percaya pada takhayul. Contohnya, mereka percaya jika burung yang mereka lihat terbang ke kiri, nasib sial akan menimpa mereka. Sebaliknya jika burung kebetulan terbang ke kanan, nasib baik akan datang. Kepercayaan semacam ini disebut At Tathayyur

Selain itu, mereka percaya bahwa jika seseorang mati,rohnya akan menjadi burung. Mereka juga percaya bahwa di dalam perut manusia ada ular. Ular inilah yang menggigit di dalam perut sehingga orang merasa lapar.

"Lihat cincin tembagaku ini, " kata seorang kepada temannya dengan bangga, "Cincin ini adalah pemberian seorang dukun kepadaku. Tidak sia sia aku memberinya uang banyak agar membuatkan cincin ini. Jangan coba-coba menantangku berkelahi sekarang. Berkat cincin ini, aku merasa jauh lebih kuat!

Masih banyak kebodohan serupa yang mereka perlihatkan. Mereka juga amat taat menyembah berhala-berhala berbentuk patung. Jika mereka meminta pertolongan kepada berhala, tidak segan-segan mereka mengorbankan binatang ternak dan mengoleskan darahnya di tubuh berhala. Bahkan mereka terkadang sampai hati mengorbankan anak- anaknya sendiri demi mengharap keridhaan berhala.

Selain melakukan kebodohan-kebodohan itu, mereka masih melakukan banyak sekali hal hal yang merusak.
Kita lanjutkan besok ya...
In syaa Allah 😊

πŸ“Catatan tambahan πŸ“

Awal Mula Penyembahan Berhala

Awal mula penyembahan berhala di Mekkah ketika seorang bernama Amar bin Luhay membawa berhala besar bernama Hubal yang dibelinya dari daerah Syam. Di Mekkah, berhala Hubal ditaruh di Ka'bah dan disuruhnya orang orang datang menyembahnya. Menjelang menaklukkan Mekkah oleh Nabi Muhammad saw. Ka'bah dipenuhi oleh tiga ratus enam puluh berhala yang terbuat dari batu, kayu, perak, bahkan emas.

πŸ€Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku penerbit : Sygma πŸ€
➡ Materi 12 Jilid 1⬅

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
ALHAMDULILLAH ANTUM TIDAK CHATING
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

🌴🌴🌴 🐫🐫🐫 🌴🌴🌴
🌍ONE DAY ONE SIRAH 🌍

πŸŒ€  MATERI 13.  JILID 1 πŸŒ€

Bagaimana kabar sahabat fillahku hari ini?
Semoga Allah selalu memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua. Aamiin.
Tetep  semangat baca ODOS ya.... 😊


🍻Gemar Mabuk dan Berjudi🍻

Bangsa Arab pada masa itu sangat gemar meminum arak. Hampir semua orang adalah peminum kecuali beberapa saja yang tidak.
"Bawa kemari minumnya! Kita minum sambil berjudi" kata seseorang kepada teman temannya.

Para pelayan datang membawakan baki dan botol-botol minuman. Orang orang datang berkumpul sambil tertawa.

"Hei, panggil para penari" perintah tuan rumah.
Para penari datang disambut tepukan dan sorak sorai. Ketika minuman mulai membuat mereka mabuk, seseorang kembali berseru, "Bawakan alat alat judi kemari!"

Orang pun membawakan alat-alat judi berupa bilah-bilah kayu dan sebuah kantung kulit. Beberapa ekor unta dipotong, yang kalah berjudi harus membayar unta-unta tersebut. Selain berjudi dengan memotong unta, mereka juga berjudi dengan bermacam macam cara.

Demikianlah minum sambil berjudi adalah kebiasaan yang amat digemari oleh bangsa Arab saat itu. Bahkan, setelah Nabi Muhammad SAW mengajarkan Islam,masih banyak pemeluk baru agama Islam yang masih suka meminum arak sampai turunlah perintah Allah yang berangsur-angsur mengharamkan orang meminum minuman keras.

Selain berjudi dan minum arak apalagi yang dilakukan orang pada masa jahiliyah?

Kita lanjutkan besok ya...
In syaa Allah 😊

πŸ“Catatan tambahan πŸ“

Barm

Judi memotong unta adalah judi yang paling digemari orang Arab Jahiliyah. Bilah-bilah kayu dikocok dalam kantung dan dibagikan. Orang yang mendapat undi kosong dinyatakan kalah dan harus membayar unta yang dipotong. Daging unta kemudian dibagikan kepada fakir miskin. Orang yang tidak suka berjudi semacam ini dipandang sebagai seorang kikir, yang biasa disebut barm

πŸ€Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku penerbit : Sygma πŸ€

➡ Materi 13.  Jilid 1⬅

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

🌴🌴🌴 🐫🐫🐫 🌴🌴🌴
🌍ONE DAY ONE SIRAH 🌍

πŸŒ€  MATERI 14.  JILID 1 πŸŒ€

πŸ‘€*Perampok Kejam dan Tidak Sopan*πŸ‘€

Mencuri dan merampok saat itu adalah hal yang biasa. Hanya sebagian kecil saja orang yang tidak pernah melakukannya. Perampok pun bukan cuma mengincar harta dan benda, tetapi juga orang yang dirampok. Perampok biasa menjadikan orang orang yang telah dirampok nya menjadi tawanan dan budak belian.

Saat itu perilaku bangsa Arab amat kejam, sampai melewati batas perikemanusiaan. Anak anak perempuannya sendiri mereka bunuh. Ada yang dikubur hidup hidup ke dalam tanah, ada pula yang ditaruh dalam tong dan diluncurkan dari tempat yang tinggi. Mereka malu jika mempunyai anak perempuan.

Mereka juga suka menyiksa binatang. Jika seseorang mati, keluarganya mengikat unta diatas kuburan dan tidak memberikan makan serta minum sampai si unta mati. Mereka beranggapan unta itu kelak akan menjadi tunggangan si mati.

Musuh yang tertangkap diperlakukan sangat kejam. Mereka biasa mengikat musuh pada seekor kuda dan membiarkan kuda tersebut berlari sehingga orang yang diikat itu mati terseret-seret. Telinga atau hidung musuh yang kalah dijadikan kalung, serta tengkorak nya dijadikan tempat minum arak.

Orang jahiliyah juga tidak mengenal sopan santun, Mereka biasa berkeliling Ka'bah tanpa memakai pakaian.

Begitulah kebiasaan Orang Orang Arab saat itu.
Mereka adalah bangsa yang maju perdagangannya, pandai membuat perkakas, membuat obat, ahli astronomi, serta mahir bersyair. Namun mereka juga mempunyai kebiasaan buruk.

Kita lanjutkan besok ya...
In syaa Allah 😊

πŸ“Catatan tambahan πŸ“

*Memakan Bangkai Binatang *

Dalam urusan makan dan minum pun tidak ada yang dilarang. Segala macam binatang boleh dimakan. Binatang yang sudah mati pun disayat dagingnya, dibakar, dan dimakan. Mereka juga suka meminum darah, binatang, dan makanan darah yang dibekukan.

πŸ€Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku penerbit : Sygma πŸ€
➡ Materi  14    Jilid 1⬅

      🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

🌴🌴🌴 🐫🐫🐫 🌴🌴🌴
🌍ONE DAY ONE SIRAH 🌍

πŸŒ€  MATERI 15.  JILID 1 πŸŒ€

 
Yuk kita lanjutkan kisah tentang  nenek moyang Rasulullah Muhammad Ψ΅Ω„Ω‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ ΩˆΨ³Ω„Ω….  
Ψ§َΩ„Ω„َّΩ‡ُΩ…َّ Ψ΅َΩ„ِّ ΨΉَΩ„َΩ‰ Ω…ُΨ­َΩ…َّΨ―ٍ وَ ΨΉَΩ„َΩ‰ Ψ’Ω„ِ Ω…ُΨ­َΩ…َّΨ―

✍ Muthalib✍

Suatu hari, Hasyim pergi berdagang menuju Syam. Ketika melewati Yatsrib, yang kemudian disebut dengan Madinah, Hasyim melihat seorang wanita baik-baik dan terpandang.

"Siapakah wanita itu?" tanya Hasyim kepada orang-orang Yatsrib.

"Dia adalah Salma binti Amr."

"Suaminya telah tiada. Kini dia seorang janda."

Mendengar itu, Hasyim melamar Salma dan Salma pun menerimanya. Mereka lalu menikah. Hasyim tinggal di Yatsrib beberapa lama. Ketika Salma mengandung, Hasyim melanjutkan perniagaannya. Namun, itulah kali terakhir Salma melihat suaminya karena Hasyim tidak pernah kembali lagi. Ia meninggal dunia di Palestina.
Salma melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Syaibah. Sementara itu, sepeninggal Hasyim, kedudukannya sebagai pemuka masyarakat Mekah dipegang oleh adik Hasyim yang bernama Al Muthalib.
Al Muthalib juga seorang laki-laki terpandang yang dicintai penduduk Mekkah. Orang-orang Quraisy menjulukinya dengan sebutan Al Fayyadh yang berarti Sang Dermawan. Suatu hari, dia mendengar bahwa Syaibah, keponakannya yang tinggal di Yatsrib, sedang tumbuh remaja.
"Aku harus menemuinya," pikir Al Muthalib, "dia adalah anak anak kakakku. Dulu ayahnya adalah pemuka Mekah, maka dia harus pulang untuk melanjutkan kekuasaan ayahnya menggantikan ayahnya aku."

Ketika Al Muthalib bertemu Syaibah di Yatsrib, dia tersentak, "Anak ini benar-benar mirip Hasyim."

"Mari Nak, ikut Paman ke Mekah, " peluk Al Muthalib.

"Tetapi, jika ibu tidak mengizinkan pergi, aku akan tetap tinggal di sini," jawab Syaibah.

Apakah Salma akan membiarkan buah hatinya yang baru tumbuh remaja itu pergi ke Mekah yang begitu jauh?



Kita lanjutkan besok ya...
In syaa Allah 😊
Mau Gabung ODOS ? Hub : 
1. Hilyah : 085693734556
2. Nanda : 089699949245

πŸ“Catatan tambahan πŸ“
Syaibah
Nama Syaibah diberikan karena ada rambut putih (uban) di kepalanya sejak dia kecil. Selain Syaibah, Hasyim telah memiliki empat putra dan lima putri yang tinggal di Mekkah.


πŸ€Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku penerbit : Sygma πŸ€
➡ Materi 15  Jilid 1⬅

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

🌴🌴🌴 🐫🐫🐫 🌴🌴🌴
🌍ONE DAY ONE SIRAH 🌍

πŸŒ€  MATERI 16  JILID 1 πŸŒ€

ABDUL MUTHALIB

"Tidak. Aku tidak akan membiarkannya pergi" jawab Salma. "Dia buah hatiku satu-satunya. Wajahnya lah yang senantiasa meningkatkan aku akan wajah ayahnya".

"Aku juga menyayangi Hasyim", jawab Al Muthalib, "bukan cuma aku, tetapi penduduk kota Mekah juga menyayanginya. mereka pasti akan senang sekali menyambut kedatangan putra Hasyim. Begitu melihat wajah anak ini, rasa sayangku timbul kepadanya.  Seolah-olah aku melihat Hasyim hidup kembali dan berdiri di hadapanku. Izinkan aku membawanya pergi. Sesungguhnya Mekah adalah kerajaan ayahnya dan Mekah adalah tanah suci yang di cintai oleh seluruh bangsa Arab. Tidakkah pantas putramu pergi ke sana dan melanjutkan pemerintahan ayahnya?".

Salma memandang Syaibah dengan mata berkaca-kaca. Hatinya ingin agar putra satu-satunya itu tetap tinggal di sisinya. Namun, ia tahu masa depan Syaibah bukan di Yatsrib, melainkan di Mekkah. Akhirnya, ia pun mengangguk, "Baiklah, kuizinkan ia pergi."

Dengan amat gembira, Al Muthalib mengajak keponakannya itu pulang. Syaibah duduk membonceng unta di belakang pamannya. Ketika mereka tiba di Mekkah, orang-orang menyangka bahwa anak yang duduk di belakang Al Muthalib adalah budaknya.

"Abdul Muthalib (Budak Al Muthalib)! Abdul Muthalib!" panggil mereka kepada Syaibah.

"Celaka kalian! Dia bukan budakku, dia anak saudaraku, Hasyim!"

Namun, orang-orang telanjur menyebutnya demikian sehingga akhirnya nama Syaibah pun terlupakan. Setelah itu, dia dikenal dengan nama Abdul Muthalib. Dia kelak menjadi kakek Nabi Muhammad saw.

Setelah tumbuh dewasa, Abdul Muthalib pun menjadi seorang pemuka Mekah sebagaimana Hasyim, bapaknya.

Pada zaman pemerintahannya, Abdul Muthalib melakukan sebuah perbuatan yang akan dikenang orang sepanjang zaman. Perbuatan apakah itu?


πŸ“Catatan tambahan πŸ“
Harta Abdul Muthalib
Setelah Hasyim meninggal, hartanya dikuasai oleh Naufal, adiknya yang terkecil. Ketika dewasa, Abdul Muthalib hendak meminta harta ayahnya, tetapi Naufal menolak. Abdul Muthalib pun meminta bantuan kerabat ibunya yang tinggal di Yatsrib. Orang-orang Yatsrib mengirimkan 80 pasukan berkuda. Naufal pun ketakutan dan menyerahkan 80 pasukan berkuda. Naufal pun ketakutan dan menyerahkan harta Hasyim kepada Abdul Muthalib

πŸ€Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku penerbit : Sygma πŸ€

➡ Materi 16  Jilid 1⬅

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

🌴🌴🌴 🐫🐫🐫 🌴🌴🌴
🌍ONE DAY ONE SIRAH 🌍

πŸŒ€  MATERI 17  JILID 1 πŸŒ€

Bagaimana kabar sahabat fillahku hari ini?
Semoga Allah selalu memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua. Aamiin.
Tetep  semangat baca ODOS ya.... 😊
Yuk kita lanjutkan kisah tentang  nenek moyang Rasulullah Muhammad Ψ΅Ω„Ω‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ ΩˆΨ³Ω„Ω….  

MENGGALI SUMUR ZAMZAM

Saat itu, Sumur Zamzam telah terkubur dan dilupakan orang selama ratusan tahun. Namun, Abdul Muthalib tidak pernah lupa pada sejarah Mekah bahwa dulu pernah ada mata air yang menghidupi Mekah, mata air yang memancar keluar oleh kaki Ismail.

"Aku harus menemukannya!" pikir Abdul Muthalib. "Aku harus menemukan kembali Sumur Zamzam yang telah dilupakan orang! Apalagi aku bertugas menyediakan air dan makanan bagi penduduk Mekah."

Pikiran seperti itu tidak pernah hilang dari benaknya, "Aku harus menemukannya! Aku harus menemukannya!"

Setelah itu, Abdul Muthalib mengambil tembilang dan memanggil putra satu-satunya, "Harits, temani ayah mencari dan menggali kembali Sumur Zamzam!"

Harits mengangguk. Kemudian, mereka mulai mencari di mana dulu letak Mata Air Zamzam berada. Setelah beberapa kali mencoba menggali di beberapa tempat, Sumur Zamzam tidak juga ditemukan.

"Ayah, mungkin Sumur Zamzam memang telah hilang," kata Harits.

"Tidak, Nak! Ayah yakin Sumur itu masih ada! Kita harus menemukannya! Orang-orang Mekah akan hidup lebih baik jika Sumur Zamzam ada di tengah kita!"

Dengan gigih keduanya pun terus mencari. Orang-orang Quraisy, penduduk asli Mekah, melihat perbuatan mereka dengan heran.

"Mengapa engkau masih terus menggali, Abdul Muthalib? Bukankah dulu nenek moyang kita, Mudzaz bin Amr pernah menggalinya, tapi tidak berhasil?"

Abdul Muthalib menaruh tembilangnya dan duduk. Ya, ratusan tahun yang lalu Mudzaz bin Amr mertua Nabi Ismail as pernah mencoba menggali Zamzam tapi tidak berhasil. Padahal, saat itu Mudzaz telah mempersembahkan sesaji berupa pedang dan pelana berpangkal emas agar Sumur Zamzam ditemukan.

Apakah Abdul Muthalib menyerah dan menghentikan penggalian?
Kita lanjutkan besok ya ... In Syaa Allah

πŸ“Catatan tambahan πŸ“
Sumber Air Mekah
Abdul Muthalib adalah pengurus air dan makanan bagi tamu-tamu yang datang ke Mekah. Setelah ratusan tahun Sumur Zamzam tertimbun, air harus didatangkan dari beberapa sumur yang terpencar-pencar di sekitar Mekah.

πŸ€Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku penerbit : Sygma πŸ€
➡ Materi 17  Jilid 1⬅

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

🌴🌴🌴 🐫🐫🐫 🌴🌴🌴
🌍ONE DAY ONE SIRAH 🌍

πŸŒ€  MATERI 18  JILID 1 πŸŒ€

🌹 BERNADZAR🌹

Sahabat fillahku, Abdul Muthalib bernazar,"Kalau saja aku mempunyai 10 anak laki-laki, kemudian setelah semuanya dewasa, aku tidak memperoleh anak lagi seperti ketika sedang menggali Sumur Zamzam, maka salah seorang diantara 10 anak itu akan kusembelih di Ka'bah sebagai kurban untuk Tuhan."

Ternyata takdir memang menentukan demikian. Abdul Muthalib akhirnya mendapat 10 orang anak laki-laki. Setelah semua anak berangkat dewasa, ia tidak memperoleh anak. Dipanggilnya kesepuluh orang anak itu, termasuk si bungsu Abdullah yang amat disayangi dan dicintainya.

"Aku pernah bernazar untuk menyembelih salah seorang di antara kalian jika Tuhan memberiku 10 orang anak laki-laki."

Kesepuluh anaknya terdiam. Mereka memahami persoalan itu. Mereka juga melihat kebingungan yang luar biasa di mata ayah mereka yang berkaca-kaca.

"Namun, aku tidak bisa menentukan siapa di antara kalian yang harus kusembelih. Oleh karena, aku berniat memanggil juru qidh untuk menentukannya."

Di hadapan patung dewa tertinggi Ka'bah, juru qidh meminta setiap anak menulis namanya masing-masing di atas qidh. Kemudian, ia mengocok anak panah tersebut di hadapan berhala Hubal. Nama anak yang keluar adalah Abdullah.

Melihat itu, serentak orang orang Quraisy datang dan melarangnya melakukan perbuatan itu.

"Batalkan keinginanmu, Abdul Muthalib! Mohon ampunlah kepada Hubal supaya kamu bisa membatalkan nazarmu!"

Sanggupkah Abdul Muthalib menyembelih anak kesayangannya, apalagi tidak ada orang yang menyetujui niatnya itu?

πŸ“Catatan tambahan πŸ“

✏ Nazar

Nazar adalah niat seseorang untuk melakukan sesuatu amal ibadah jika keinginannya tercapai. Misalnya, seorang anak bernazar akan melakukan shaum jika ia lulus dengan baik. Setelah keinginannya terkabul, ia pun harus melakukan shaum. Karena nazar ditujukan kepada Allah, nazar tidak berlaku dalam perbuatan dosa.


πŸ€Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku penerbit : Sygma πŸ€
➡ Materi 18 Jilid 1⬅

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

🌴🌴🌴 🐫🐫🐫 🌴🌴🌴
🌍ONE DAY ONE SIRAH 🌍

πŸŒ€  MATERI 19  JILID 1 πŸŒ€

❄ MENEMUKAN ZAMZAM❄

      Malam harinya, dengan tubuh lelah, Abdul Muthalib tertidur. Tiba-tiba, dalam tidur, dia bermimpi mendengar suara yang bergema berulang-ulang, "Temukan Sumur Zamzam itu, wahai Abdul Muthalib! Temukan Sumur Zamzam! Temukan!"

Abdul Muthalib terbangun dengan keyakinan dan semangat baru. Esoknya, dia mengajak Harits menggali dan menggali lebih giat. Rasa heran orang-orang Quraisy yang melihatnya berubah menjadi tawa.

"Kasihan Abdul Muthalib, mungkin dia sudah kehilangan akal sehatnya!" kata mereka satu sama lain.

Suatu saat, ketika mereka sedang menggali di antara berhala Isaf dan Na'ila, air membersit.

"Air! Harits! Lihat, ada air! " seru Abdul Muthalib saking kagetnya.
"Ayo kita gali terus, Ayah! Ayo gali terus!"

Ketika mereka menggali lebih dalam, tampaklah pedang-pedang dan pelana emas yang pernah ditaruh oleh Mudzaz bin Amr dahulu. Melihat penemuan itu, orang-orang Quraisy datang berbondong-bondong.

"Abdul Muthalib, mari kita berbagi air dan harta emas itu!" pinta mereka.

"Tidak! Tetapi, marilah kita mengadu nasib diantara aku dan kamu sekalian dengan permainan qidh (anak panah). Dua anak panah buat Ka'bah, dua buat aku, dan dua buat kamu. Kalau anak panah itu keluar, dia mendapat bagian. Kalau tidak, dia tidak mendapat apa-apa."

Usul ini disetujui. Juru qidh mengundinya di tengah-tengah berhala di depan Ka'bah. Ternyata, anak panah Quraisy tidak ada yang keluar. Pemenangnya adalah Abdul Muthalib dan Ka'bah. Karenanya, dapat lah Abdul Muthalib meneruskan tugasnya mengurus air dan keperluan para tamu Mekah setelah Sumur Zamzam memancar kembali.

Mengingat beratnya tugas itu. Abdul Muthalib sangat ingin agar dia mempunyai banyak anak laki-laki yang dapat membantunya.

Apakah keinginannya terkabul?

Kita lanjutkan besok ya....
In syaa Allah 😊

πŸ“Catatan tambahan πŸ“

Pedang dan Pelana Emas

Abdul Muthalib memasang pedang-pedang itu di pintu Ka'bah, sedangkan pelana-pelana emas ditaruh di dalam rumah suci itu sebagai perhiasan.

πŸ€Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku penerbit : Sygma πŸ€
➡ Materi 19 Jilid 1⬅

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

🌴🌴🌴 🐫🐫🐫 🌴🌴🌴
🌍ONE DAY ONE SIRAH 🌍

πŸŒ€  MATERI 20  JILID 1 πŸŒ€

🐫 TEBUSAN SERATUS UNTA🐫

Dengan membajakan hati, Abdul Muthalib  menuntun Abdullah menuju sebuah tempat di dekat sumur Zamzam yang terletak di antara dua berhala Isaf dan Na'ila. Dia tempat itulah biasanya orang orang Mekah melakukan pengurbanan hewan untuk dewa dewa mereka. Namun, masyarakat semakin keras menghalangi Abdul Muthalib melakukan niatnya. Akhirnya, kekerasan hatinya pun luluh.

"Baiklah, tetapi apa yang harus kulakukan agar berhala tetap berkenan kepadaku?"

"Kalau penebusannya dapat dilakukan dengan harta kita, kita tebuslah," kata Mughirah bin Abdullah dari suku Makhzum.

Setelah diadakan perundingan, mereka sepakat menemui seorang dukun di Yatsrib.

"Berapa tebusan kalian?" tanya dukun wanita itu.

"Sepuluh ekor unta."

"Kembalilah ke negeri kalian. Sediakan tebusan 10 ekor unta. Kemudian undi antara unta dan anak itu. Jika yang keluar nama anakmu, tambahlah jumlah untanya, kemudian undi lagi sampai nama unta yang keluar."

Mereka pulang dengan lega dan segera mengundi dengan anak panah. Ternyata yang keluar adalah nama Abdullah. Mereka menambahkan tebusan unta dan mengundi lagi. Ternyata, lagi lagi nama Abdullah yang keluar. Demikianlah, Abdul Muthalib menambah dan menambah terus jumlah unta. Ketika jumlah unta sudah mencapai 100 ekor, barulah nama unta yang keluar.

"Dewa sudah berkenan," seru orang orang.

"Tidak, "bantah Abdul Muthalib. "Harus dilakukan sampai 3 kali."

Akhirnya, setelah 3 kali dikocok, yang keluar adalah nama unta. 100 ekor unta itu pun disembelih dan dibiarkan begitu saja tanpa disentuh manusia dan hewan karena mereka beranggapan bahwa unta itu untuk dewa.

πŸ“Catatan tambahan πŸ“

🌿 Keturunan Dua Orang yang Disembelih🌿

Diriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau bersabda , "Aku adalah anak dua orang yang disembelih." Yang dimaksud oleh beliau adalah Nabi Ismail nenek moyangnya, dan Abdullah ayahnya.

πŸ€Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku penerbit : Sygma πŸ€

▶ Materi 20 Jilid 1◀