Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba اللّهُ yang Kaffah.

Apakah itu Tajassus

Materi Kajian online wa HAMBA اللَّهِ SWT

Kamis, 17 April 2014
Nara Sumber : Ust. Dodi Kristono
Pj : bunda Vita


Dear Bunda :

Apakah semua urusan rumah tangga sudah selesai...?

Kalau sudah saya akan posting kajiannya.
Apakah itu Tajassus...?


Islam merupakan agama yang sempurna dan sangat menghormati hak dalam bersaudara antara sesama manusia. 

Karena itu, Islam sangat menjamin hak-hak setiap individu maupun masyarakat dan melarang perbuatan yang menyerempet kepada hak-hak pribadi maupun aib dari setiap manusia. Salah satu perbuatan atau sikap yang buruk adalah tajassus. 

Apa itu tajassus? 
Tahukah para Bunda apa itu tajassus? 
Mari kita simak sedikit demi sedikit. 

Tajassus kalau dalam istilah kita dinamakan dengan memata-matai (spionase) atau mengorek-orek berita. 

Dari pengertian tersebut, maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa tajassus adalah mencari-cari kesalahan orang lain dengan menyelidikinya atau memata-matai. Dan sikap tajassus ini termasuk sikap yang dilarang dalam Alquran maupun hadis.

Larangan dari Al-Quran

Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12)

Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala melarang kita untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Entah itu dengan kita menyelidikinya secara langsung atau dengan bertanya kepada temannya. Tajassus biasanya merupakan kelanjutan dari prasangka buruk sebagaimana yang Allah Ta’ala larang dalam beberapa kalimat sebelum pelarangan sikap tajassus.

Larangan dari hadis
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا

“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”


Nasihat Bagi Yang Suka Mencari Kesalahan Orang Lain termasuk ke diri saya sendiri : 

Cukuplah buat kita sebuah untaian perkataan seorang imam yaitu Imam Abu Hatim bin Hibban Al-Busthi berkata dalam sebuah kitabnya yang dikutip oleh Syekh Abdul Muhsin bin Hamd al-‘Abbad al-Badr dalam tulisannya sebagai berikut, 

”Orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus dan senantiasa sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri. 

Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa capai. 

Setiap kali dia melihat kejelekan yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat kejelekan yang serupa ada pada saudaranya. 

Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih, dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya.”

Semoga kita senantiasa dimudahkan oleh Allah dalam berakhlak karimah dan menjauhi sifat-sifat buruk dan sikap yang merugikan diri kita sendiri. 

أَمِِيْن يَا رَبَّ العَالَمِينْ

Tanya : 
Tajassus samakah dg ghibah kang?
Jwb : 
Kalau Ghibah sama dengan GOSIP
Gosipkan bisa jadi berita itu benar dan berita itu salah
Titik berat Gosip kan mengumbar aib orang
Kalau tajassus, bedanya kita yang berburuk sangka kepada orang lain

Tanya :
Sama jeleknya ya kang, lebih parah tajassus? 
Jwb : 
Iyaaa, Perbuatan ini terkadang sulit dihindari, karena ybs tidak menyadarinya, hanya sebatas pemikiran (kalau sendiri) atau obrolan ringan dengan lawan vicara

Tanya : 
Berpikir negatif sama g dg berburuk sangka? 
Jwb: 
Tergantung objeknya
Kalau objeknya sama, bisa kena kategori ini

Tanya :
Klu kita mengabarkan ttg penyakit yg diderita teman kpd org lain dg segala sebab akibatnya itu namanya apa kang?
Jwb : 
Ada halangankah dari yang pemilik sakitnya untuk tidak memberitahukan kepada orang lain....?
Kalau tidak ada dan niatnya untuk memberitahukan orang lain, agar hati2 kedepannya supaya tidak terkena penyakit tersebut, itu hal yang BIJAK. 

Tetapi... Perlu diperhatikan, jangan diberi "bumbu2" tambahan terhadap si penderitanya. 

Misal : Si A itu kena penyakit X, disebabkan karena makan gorengan yang tidak bersih disana. Dia kan sering godain Mas2 yang jualan gorengan itu, makanya dia kena penyakit tab
Naaah - Masuk kategori GHIBAH tuuuh

Tanya :
Kang gimana spy bs selalu positif thinking?
Jwb : 
Begin with the end in mind
Sehati-hari kita selalu menerima informasi yang negatif terlalu besar
Gimana mengalahkannya...?
Dengan melakukan pikiran2 positif walaupun kecil, tetapi jumlahnya banyak
Maka pikiran megatif akan berkurang dengan semdirinya
Misal : 
- kayaknya saya ga hapal deh
- kayaknya saya ga bisa deh
- kayaknya saya ga mumpuni
- dia jago, saya apa...?

Ubah kalimat2 diatas dengan pertanyaan2 yang potensial dan positif, dan...

Akhirnya kita sendiri akan memunculkan jawaban2 yanh potensial dan positif

Kadang2 manusia ga rela kalau berbaik sangka, kenapa...? Karena kita berharap orang yang kita berbaik sangka akan melakukan hal yang sama ke kita

Tanya : 
Semua berawal dr sugesti diri pribadi y kang?
Jwb : 
Kebaikan itu datangnya dari mana saja, tidak harus berbalas pantun, pasti kita akan di baik sangka oleh orang lain dan itu anugrah
Buat apa kita focus ke dia berharap yang sama...? Toh ngga akan bikin kita

- tambah solehah
- tambah cantik
- tambah kaya
- tambah pintar

Kan ngga...? So buat apa kita berharap yang sama dari dia. Tulus dan Ikhlas saja, semata-mata hanya karena Allah سُبْحَانَهُ وتَعَالَى
cinta dan anugrah 

Tanya :
Kang...kadang kita suka mengambil kesimpulan dari pengamatan dan naluri, dia bgt, dia begini, tmsk tajassus kah?
Jwb : 
Kalau untuk kita sebatas waspada, masih diperbolehkan Bunda, tapi jangan sampai sikap kita juga terkesan bermusuhan

Tanya :
Pak, klo kita dicuekin, kita japri berhari2 berxx diem aja, pdhl wa/bb nya aktif.....gmn cara ga tajassus yaa?
Jwb : 
1. Coba ber-Husnuzon dulu
2. Komunikasi bu Verbal
3. Ciptakan Silaturahmi
Percaya atau tidak TEKNOLOGI itu tidak membantu dalam hal peningkatan rasa Ukhuwah...?
Mengapa....?
Contoh di group chat or japri or bbm dan lainnya
Pada saat kita meminta klarifikasi ke lawan bicara kita, dan mohon maaf jika dalam keadaan emosi
Maka hal yang diketik oleh lawan bicara itu, tidak akan menggambarkan secara utuh emosi yang diwakilkan oleh dia. 

Justru bagi kita yang membaca, pesan tersebut akan disesuaikan dengan emosi pembacanya (pembacanya emosi, terkesan jawaban pihak lawan jadi emosi), bukan mewakilkan emosi yang mengetiknya.
Karena tulisan itu hanya bisa ditangkap melalui mata dan dicerna diotak
Kalau suara - hanya bisa diterima melalui kuping dan dicerna melalui otak
Kalau silaturahmi - semua panca indera kita bekerja dan dicerna melalui otak, sehingga otak kita bisa mengambil kesimpulam yang utuh