Takdir bisa berubah, kemungkinan besar banyak yg tidak setuju dan merasa
heran dan bertanya “kok takdir boleh berubah?” bukankah dalam riwayat
penciptaan manusia, bhw ketika masih dalam rahim ibu, tatkala usia
kandungan telah mencapai umur 40 hari, Malaikat diperintahkan oleh Allah
untuk menulis catatan. Di antaranya adalah mengenai ajal, rezeki dan
kehidupan baik dan buruk.
Bukankah ini takdir Allah yg sudah ditetapkan dan akan di bawa dalam kehidupan seseorang sesuai dgn ketentuan-ketentuan tsb?
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ -الرعد: 11-.
"Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yg ada pada diri mereka sendiri”. (QS. Ar-Ra'ad 11)
Ayat ini dgn
tegas menyatakan bhw seseorang mampu merubah nasib dgn usaha sendiri dan
dgn izin Allah Swt. Oleh karena itu agama memberikan dua syarat utama
untuk mengubah takdir, yaitu dgn cara memperbanyak doa dan menyambung
silaturrahim.
"Siapa saja yang ingin dimudahkan rezekinya, dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturrahim”.
firman Allah: "Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..” (QS Al-Mu’min 60).
Ayat
ini dapat dipahami lebih mendalam bahwa doa disyariatkan dalam Islam
pada dasarnya untuk merubah nasib seseorang, sebab apalah gunanya
seseorang berdoa kalau ia tidak mengharap perubahan dari Allah. Baik
perubahan umur dengan dipanjangkan umurnya, atau mengharap rezeki dengan
meminta ditambahkan rezkinya dan permintaan lainnya.
Oleh karena
itu, doa dalam Islam sangat dianjurkan dan Allah menjanjikan akan
menerima doa seseorang mukmin yg betul-betul mengharap diterima doanya,
Abu
Ubaidah bin al-jarrah berkata: “Apakah kita hendak lari menghindari
takdir Allah?” Umar menjawab: “Benar, kita menghindari suatu takdir
Allah dan menuju takdir Allah yang lain”.
Salam !