Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba اللّهُ yang Kaffah.

Rumah Tangga SAMARA

ABSTRACT:
Membangun RUMAH TANGGA SAMARA itu seperti layaknya
MEMBANGUN RUMAH, fondasinya adalah TAQWA.
Di atas fondasi itu dibangun pilar-pilar atau tiang-tiang
utama yang berupa SIFAT QAWWAM SUAMI.


Cantik atau tidaknya bangunan, tergantung dari penempatan dan
pengaturan dinding yang berfungsi sebagai pembentuk
bangunan tadi, serta sebagai pembatas dari area luar
dan penyekat antara ruangan, dinding ini adalah SIFAT
SHALIHAT SEORANG ISTERI.
Pada dinding, ada jendela yang berfungsi sebagai pengatur keluar masuknya
cahayamatahari dan udara segar. Makin baik jendela tadi
berfungsi, tentu makin lancar pula sirkulasi cahaya
dan udara segar, jendela inilah SIFAT QANITAT ISTERI.
Di dinding juga ada pintu, yang berfungsi sebagai
tempat lalu lalangnya orang-orang yang keluar masuk
rumah, saat tertentu pintu itu dibuka dan disaat lain
ditutup, inilah fungsi HAFIZHAT SEORANG ISTERI. Sebuah
bangunan juga membutuhkan atap sebagai pelindung dari
panas maupun hujan, inilah yang disebut AL QUR'AN
SEBAGAI MU'ASYARAH BIL-MA'RUF, yang harus ditegakkan
di dalam kehidupan berumah tangga.
===============================================================

KEYWORDS: Samara=sakinah, mawaddah wa rahmah,
qawwam=pemimpin, qanitat=tunduk dan taat,
hafizhat=mampu menjaga


SAKINAH, MAWADDAH wa RAHMAH (SAMARA) adalah seuntai
kata yang didamba setiap keluarga. Tidak ada
seorangpun di dunia ini yang melangkah membangun
mahligai perkawinan tanpa mengharapkan terwujudnya
ketenteraman, cinta dan kasih sayang dalam rumah
tangganya kelak.

Maka demi harapan itu pulalah orang berlomba
mencarinya dengan visi dan persepsinya masing-masing.
Ada yang beranggapan bahwa samara akan diperoleh
apabila terpenuhinya ASPEK MATERIAL, sehingga mereka
berlomba mencarinya dalam rumah-rumah megah, dalam
mobil-mobil mewah atau dalam tumpukan harta yang
melimpah. Sementara yang lain mengira bahwa samara ini
hanya akan terwujud dengan LANTUNAN DZIKIR dan UNTAIAN
DO'A YANG TAK KENAL LELAH, sehingga mereka tak jemu
menunggunya dengan hanya bermunajat di dalam rumah.

Namun ternyata MEREKA TIDAK MENDAPATKAN SAMARA DI
DALAM ITU SEMUA. Kalaupun terkadang muncul perasaan
bahagia, kebahagiaan itu dirasakan semu belaka. Sebab
rasa bahagia, sedih, tenang, gelisah, tenteram, galau,
cinta dan kasih sayang, itu semua terletak di di dalam
KALBU.

Kalbu adalah tempat bersemayamnya perasaan sakinah,
mawaddah wa rahmah. Oleh karenanya, untuk mendapatkan
samara, setiap pasangan PERLU MELAKUKAN PRA-KONDISI
TERHADAP KALBU AGAR SIAP MENERIMA KEHADIRANNYA. Tanpa
pengondisian hati atau kalbu, niscaya ia tidak
mendapatkannya sama sekali.


RESEP RUMAH TANGA SAMARA
Apabila setiap pasangan menginginkan terbentuknya
rumah tangga yang penuh dengan nuansa sakinah,
mawaddah dan rahmah, maka ia perlu mengikuti resep
yang diberikan Allah swt dalam untaian ayat-Nya
berikut ini:

"Di antara tanda- tanda kekuasaan-Nya adalah Dia
menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri,
sehingga kamu merasa tenteram (sakinah) dengannya, dan
dijadikan-Nya diantara kalian rasa cinta dan kasih
sayang (mawaddah wa rahmah). Dan di dalam itu semua
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (QS.
Ar-Ruum:21).

Ayat ini menarik, sebab bukan saja mengandung TUNTUNAN
NORMATIF, tetapi juga sekaligus merupakan TUNTUNAN
METODOLOGIS dalam mewujudkan rumah tangga yang
sakinah, mawaddah wa rahmah.

Ayat ini memberikan sebuah pelajaran, bahwa UNTUK
MENDAPATKAN SAMARA SETIAP MUSLIM HARUS MENGIKUTI
RUMUSAN RABBANIYAH, yaitu: ZAWAJ ---> SAKINAH --->
MAWADDAH WA RAHMAH. Maksudnya, SAKINAH YANG BERSIFAT
THABI'I ITU HENDAKNYA DICARI DI DALAM, ATAU SETELAH
ZAWAJ (PERNIKAHAN), BUKANNYA DI LUAR PERNIKAHAN.
Karena itu ISLAM TIDAK MENGENAL KONSEP PACARAN atau
PERSELINGKUHAN. Sehingga mahligai rumah tangga terjaga
kebersihan dan kesuciannya. Dengan demikian, barulah
Allah swt. menganugerahkan mawaddah dan rahmah-Nya
kepada pasangan ini. Sebab, pemberian mawaddah dan
rahmah ini adalah HAK PREROGATIF ALLAH, dan merupakan
KADO ISTIMEWA yang hanya diberikan Allah swt. kepada
rumah tangga yang diridloi-Nya.

Formulasi inilah yang disebut dengan resep TAQWA.
Artinya, RUMAH TANGGA SAMARA HANYA BISA TERWUJUD
APABILA PARA PELAKUNYA TETAP BERADA DALAM BINGKAI
TAQWA, BINGKAI KETAATAN KEPADA TUNTUNAN ALLAH DAN
RASUL-NYA. Dan TAQWA ITU LETAKNYA DI HATI, sebagaimana
sabda Rasulullah: "At-taqwa ha huna" (taqwa itu
letaknya di sini, sambil menunjuk dadanya). Dan HATI
YANG AKAN DIANUGERAHI SAMARA OLEH ALLAH, HANYALAH HATI
YANG TELAH TER-SHIBGHAH OLEH NILAI-NILAI TAQWA.


ANTARA TAQWA DAN SAMARA
Dalam setiap khutbah nikah, Rasulullah saw. selalu
membaca RANGKAIAN DARI TIGA AYAT AL QUR'AN YANG BEGITU
PADAT BERISI PESAN-PESAN UNTUK MENGGAPAI KESUKSESAN
BERUMAH TANGGA. Di dalam kesuksesan ini tentu
terkandung nilai-nilai sakinah, mawaddah wa rahmah.

1. "Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada
Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan
janganlan kalian sekali-kali mati melainkan dalam
keadaan muslim (tunduk dan patuh)". (Qs. Ali
Imran:102).
2. "Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Rabb mu
yang telah menciptakan kalian dari seorang diri, dan
darinya Allah menciptakan pasangannya, dan dari
keduanya Allah memberikan keturunan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah
yang dengan (menggunakan) nama-Nya kalian saling
meminta satu sama lain , dan (peliharalah) hubungan
kasih sayang. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kalian". (Qs. An-nisa:1).
3. "Wahai orang-orang yang beriman , bertaqwalah
kalian kepada Allah, dan berkatalah dengan perkataan
yang benar, niscaya Allah meningkatkan kualitas
amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.
Dan barang siapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan (kesuksesan)
yang besar". (Qs. Al-Ahzab: 70-71).

Rangkaian ayat-ayat diatas merupakan paradigma dalam
membentuk rumah tangga samara. Ketiga ayat tersebut
sarat muatan taqwa. Tidak mungkin sebuah rumah tangga
mendapatkan samara, kecuali APABILA SEJAK AWAL PROSES
PERNIKAHANNYA (BAHKAN PROSES PRA NIKAH) HINGGA
MENDAPATKAN KETURUNAN, SELALU BERJALAN DI ATAS REL
TAQWA.

Dalam Surat Ali Imran ayat 102, terkandung pesan
HENDAKNYA SETIAP MU'MIN, KHUSUSNYA YANG BERNIAT
MEMBANGUN RUMAH TANGGA, MENGOKOHKAN KEMBALI STATUS
KEIMANANNYA. Bahkan, MENINGKATKAN KUALITASNYA HINGGA
MENCAPAI DERAJAT TAQWA YANG SEBENARNYA. Persiapan ini
diperlukan bukan saja hanya untuk melaksanakan sunnah
Nabi tersebut, tetapi juga untuk menjalankan proses
pernikahan yang sesuai dengan tuntunan Allah dan
Rasul-Nya. Sekaligus untuk menjaga kesucian ibadah.

Di surat An-Nisa ayat pertama, mengandung pesan yang
lebih khusus MENGENAI TUNTUTAN SEKALIGUS TUNTUNAN
MEMBINA RUMAH TANGGA SAMARA, yaitu:

PERTAMA: Taqwa dalam hal terkait dengan ASPEK
RUBUBIYAH. Bahwa Allah SWT, telah menciptakan semua
makhluk (termasuk manusia) berikut pasangannya. Karena
itu MANUSIA TIDAK PERLU GALAU DAN GELISAH DALAM
MASALAH JODOH, apalagi melakukan tindakan-tindakan
yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya. Yang
diperlukan adalah PERSIAPAN DIRI UNTUK MENERIMA JODOH
DARI ALLAH SESUAI KUFU-NYA SAAT ITU.

"Maha suci Rabb yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik segala yang
ditumbuhkan bumi, diri mereka (manusia), maupun
apa-apa yang tidak mereka ketahui". (Qs. Yaasin: 36).

Kalau seorang ingin mendapat pasangan yang shalih atau
shalihat, maka DIA HARUS MENGONDISIKAN DIRI UNTUK
MENJADI PRIBADI YANG SHALIH ATAU SHALIHAT. Sebab Allah
swt tidak mungkin menzhalimi hamba-hamba-Nya. Dia Maha
Adil, dan HANYA MEMPERTEMUKAN JODOH DENGNA KUALITAS
YANG SESUAI KETAQWAAN PASANGANNYA PADA WAKTU ITU.
Pasangan kita adalah CERMIN DIRI KITA SENDIRI.
Bagaimana kondisi keshalihan atau keshalihatan
pasangan kita, begitulah kondisi kita ketika
mendapatkannya.

Allah swt memaparkan aksioma ini dalam ayat-Nya yang
indah: "Laki-laki pezina tidak akan menikah
(mendapatkan jodoh) kecuali dengan perempuan pezina,
atau perempuan musyrik; dan perempuan pezina tidak
akan dinikahi kecuali oleh laki-laki pezina atau
laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan
atas orang-orang mu'min" (QS. An-Nur, 24:3).

"Wanita-wanita yang jahat adalah untuk laki-laki yang
jahat, dan laki-laki yang jahat adalah untuk wanita
yang jahat pula; dan wanita-wanita yang baik adalah
untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik
adalah untuk wanitwanita yang baik pula" (QS. An-Nur,
24:26).

Disamping itu, ALLAH LAH YANG BERKEHENDAK SESEORANG
ITU AKAN DIBERI KETURUNAN ATAU TIDAK. Sehingga, rumah
tangga tidak perlu goyah hanya lantaran suara tangisan
bayi belum juga kunjung terdengar. Dia pula yang
menentukan apakah rumah tangga itu dikaruniai
keturunan berupa anak laki-laki atau anak perempuan.
Semua sama dimata Allah. Tidak ada hak bagi anggota
rumah tangga itu untuk kecewa.

"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan
anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki
dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia
kehendaki. Atau Dia menganugerahi kedua jenis
laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang Dia
kehendaki), dan Dia menjadikan mandul siapa saja yang
Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi
Maha Kuasa" (QS. Asy-Syura, 42:49-50).

KEDUA: Taqwa yang berkait dengan ASPEK ULUHIYYAH.
Bahwa ketenteraman batin dan kasih sayang yang hakiki
yang dirasakan seseorang di dalam perkawinan merupakan
KEPUASAAN PSIKOLOGIS YANG TIDAK MUNGKIN DIDAPATKAN
DILUAR PERKAWINAN. Ketenteraman ini bukanlah seperti
ketenteraman yang diperoleh seseorang ketika terlepas
dari bermacam kesulitan atau beban pikiran, atau
ketenteraman yang datang karena mendapatkan
benda-benda yang menyenangkan. Tetapi diperoleh karena
KEPUASAN HATI YANG DILANDASI CINTA KASIH YANG HAKIKI.


Ikatan cinta kasih antara suami-isteri, berbeda dengan
ikatan cinta antara teman. Ikatan ini mengandung
rahasia yang hanya Allah sajalah yang mengetahuinya.
Bagi orang yang mau menghayati tanda-tanda kebesaran
Allah, akan dapat merasakan bahwa sakinah, mawaddah,
wa rahmah betul-betul merupakan pengejawantahan dari
ikatan hati yang telah dipadukan Allah dalam selimut
kasih sayang-Nya.

Allah swt adalah SANG PENYATU HATI. Maka kepada-Nyalah
kita memohon dipadukan hati, dan memohon mawaddah dan
rahmah-Nya.

"Dan Allah-lah yang mempersatukan hati mereka.
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang
berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan
hati mereka, akan tetapi Allah-lah yang mempersatukan
hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana" (QS. Al-Anfal, 8:63).

Tetapi UNTUK MEMPERSATUKAN HATI DI ANTARA MANUSIA,
MEMERLUKAN SYARAT. Syaratnya, HATI ITU TELAH
TER-SHIBGHAH DENGAN NILAI-NILAI TAQWA. Surat An-Nisa'
ayat pertama di atas ditutup dengan kalimat:
"Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kalian". Ini mengandung pesan bahwa, HENDAKNYA MANUSIA
JANGAN SEKALI-KALI BERANI MELAKUKAN TINDAK PELANGGARAN
SYARI'AT ALLAH dalam proses membangun rumah tangga
ini, sebab Dia Maha Melihat lagi Maha Mengetahui.

Sedangkan di dalam surat Al-Ahzab ayat 70-71,
terkandung PESAN AGAR SELALU MENJAGA PERKATAAN DAN
SIKAP ATAU PERILAKU YANG BENAR DALAM BERUMAH TANGGA.
Inilah RESEP MEMBANGUN RUMAH TANGGA SAMARA YANG
DIBINGKAI OLEH NILAI-NILAI TAQWA.


FUNGSIONALISASI PERAN SUAMI ISTERI
Setelah meletakkan paradigma yang benar, langkah
selanjutnya dalam mewujudkan rumah tangga samara
adalah MELAKUKAN FUNGSIONALISASI PERAN SUAMI DAN
ISTERI SECARA PROPORSIONAL DAN ADIL. Secara tersirat
Allah swt telah menggariskan masalah ini dalam salah
satu ayat-Nya:

"Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu
bertempat tinggal menurut kemampuanmu, dan janganlah
kamu menyusahkan mereka hingga menyempitkan (hati)
mereka". (QS. Ath-Thalaq:6).

Sebagai penjelas ayat tersebut, ALLAH SWT MENJABARKAN
FUNGSI-FUNGSI YANG HARUS DITEGAKKAN SUAMI ISTERI UNTUK
TERWUJUDNYA SAMARA, dalam ayat berikut:

"Kaum laki-laki adalah pemimpin (qawwam) bagi kaum
wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian
mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Maka wanita yang shalihat,
adalah yang tunduk dan taat (qanitat) serta mampu
menjaga (hafizhat) ketika suaminya tidak ada, oleh
karena Allah telah memelihara mereka". (QS.
An-Nisa':34).

Apabila diilustrasikan secara singkat, maka MEMBANGUN
RUMAH TANGGA SAMARA ITU SEPERTI LAYAKNYA MEMBANGUN
RUMAH yang proses pembangunannya mesti dikerjakan
secara berurutan, dan menempatkan bagian-bagian rumah
tersebut secara tepat dan harmonis. Sebagai fondasinya
adalah TAQWA. Kemudian, di atas fondasi itu dibangun
pilar-pilar atau tiang-tiang utama yang berupa SIFAT
QAWWAM SUAMI. Tegak atau condongnya pilar qawwam ini
akan mempengaruhi tegak atau condongnya bangunan yang
nantinya akan berdiri.

Setelah itu, di atas fondasi yang sama dan bersandar
pada tiang-tiang utama tadi, dibangunlah dinding yang
berfungsi sebagai pembentuk bangunan tadi, pembatas
dari area luar dan penyekat antara ruangan. Cantik
atau tidaknya bangunan, tergantung dari penempatan dan
pengaturan dinding tadi. Dinding ini adalah SIFAT
SHALIHAT SEORANG ISTERI.

Pada dinding tadi, dibuat pula jendela yang berfungsi
sebagai pengatur keluar masuknya cahaya matahari dan
udara segar. Makin baik jendela tadi berfungsi, tentu
makin lancar pula sirkulasi cahaya dan udara segar.
Jendela inilah SIFAT QANITAT ISTERI.

Pada dinding itu pula tentu dibuat pintu, yang
berfungsi sebagai tempat lalu lalangnya orang-orang
yang keluar masuk rumah. Pada saat-saat tertentu pintu
itu dibuka, dan di saat-saat tertentu ditutup. Inilah
fungsi HAFIZHAT SEORANG ISTERI.

Tetapi walaupun itu semua telah dibuat dan ditegakkan,
belumlah bangunan tadi disebut rumah. Sebab ia
membutuhkan atap sebagai pelindung dari panas maupun
hujan. Ketika panas, ia berfungsi sebagai peneduh dan
penyejuk. Ketika hujan ia berfungsi sebagai pemayung
dan penghangat. Inilah yang disebut AL QUR'AN SEBAGAI
MU'ASYARAH BIL-MA'RUF, yang harus ditegakkan di dalam
kehidupan berumah tangga.

"Dan pergaulilah pasanganmu dengan ma'ruf (baik).
Apabila kamu tidak menyukai (salah satu sifat) mereka,
(maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak (di sisi lain)". (QS. An-Nisa:19).

Manakala setiap pasangan menjalankan fungsi-fungsi
tadi dengan baik, yakinilah bahwa ALLAH SWT PASTI AKAN
MEMBERIKAN KADO ISTIWEWA-NYA BERUPA RUMAH TANGGA YANG
SAKINAH, MAWADDAH WA RAHMAH.

Wallahu a'lam bish-shawab.
AUTHOR : H. Syamsul Balda, SE. MM. MBA. MSc.
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,
====================