Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba اللّهُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 560-567 : 💟Kecintaan Mush'ab bin Umair, Salman Al Farizi, Abu Dzar kepada Rasulullah💟

📚ONE DAY ONE SIROH


🎯MATERI 560🎯

💟Kecintaan Mush'ab bin Umair kepada Rasulullah💟

Kasih Mushab bin Umair kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam sedemikian besar. Rela ditinggalkannya kehidupan mewah dan bermanja-manja ketika ia sudah memeluk Islam. Rela dia hijrah meninggalkan Mekah ke Habasyah yang jauh demi membela cintanya kepada Allah dan Rasulullah. Rela dipakainya jubah usang, padahal sebelum memeluk Islam ia adalah pemuda kaya yang menjadi buah bibir semua orang karena ketampanan dan kecerdasannya. Demi kecintaan yang begitu dalam kepada Allah dan Rasulnya, Mush'ab rela meninggalkan ibunya yang kukuh membela agama nenek moyangnya.

Hidup Mush'ab yang baik dengan kaum muslimin, sangat singkat tapi padat oleh bakti perjuangan gemilang.  Di Perang Uhud pemuda tampan ini tampil membawa bendera pasukan muslim. Ketika pasukan panah turun dari bukit dan ikut berebut harta rampasan,  barisan kaum muslimin pecah dihantam Khalid bin Walid dari belakang, saat itu Mus'ab masih tetap berdiri ditempatnya sambil tetap memegang bendera seperti batang pohon yang  keras.

Seorang  prajurit berkuda Quraisy yang bernama Ibnu Gumaiah menyerang Mush'ab dan menebas sebelah tangannya hingga putus. Mush'ab menyambut bendera dengan tangan kiri sambil berkata, "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul yang sebelumnya telah didahului beberapa Rasul."

----------------------------


Musuh datang kembali dan menebas tangan kiri Mush'ab sampai putus. Mush'ab mendekap bendera dengan kedua pangkal tangannya sambil berkata, "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul yang sebelumnya telah didahului beberapa Rasul."
Serangan kembali datang. Kali ini, sebatang tombak menusuk Mush'ab begitu keras, sampai tombak itu patah. Mush'ab gugur dan benderanya jatuh. Wajahnya tertelungkup dalam genangan genangan darahnya sendiri, seolah-olah menjelang kematiannya  Mush'ab tidak tega melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menghadapi bencana sehingga ia menyembunyikan wajahnya agar tidak melihat peristiwa itu.

Kalimat yang diucapkan Mush'ab saat mempertahankan bendera itu dikukuhkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Ayat Al Qur'an.

Abdurrahman bin Auf yang shaum disodori makanan, lalu beliau berkata, "Mush'ab bin Umair telah mencapai Syahid dan dia lebih baik dariku. Ketika itu tidak ada kain untuk mengkafaninya, kecuali sehelai burdah. Apabila kepalanya ditutup dengan kain itu, maka kakinya tampak dan apabila kakinya ditutup kepalanya tampak. Sekarang dunia terhampar buat kami. Sungguh, kami takut, kalau-kalau kebajikan kami disegerakan (di dunia)." Kemudian beliau menangis sehingga meninggalkan makanan yang disodorkan kepadanya.


--------------------------



⛱MATERI 562⛱

💟Kecintaan Salman Al Farisi kepada Rasulullah💟

Ketika  pasukan Ahzab datang mengepung Madinah, mereka tidak berdaya menembus pertahanan kaum muslimin yang telah menggali parit yang dalam dan lebar. Cara berperang semacam ini belum pernah dikenal oleh orang-orang Arab.  Salman orang Persialah yang mengusulkannya sesuai dengan kebiasaan tempur orang-orang Persia.

Salman Al Farisi lahir sebagai putra Bupati lsfahan di Persia.  Salman sangat disayang oleh ayahnya. Ketika dewasa ia diserahi tanggung jawab sebagai penjaga api. Agama majusi yang dianut orang-orang Persia menyembah berhala dan tidak membiarkan api di kuil padam.  Namun Salman tertarik pada agama Nasrani dan melarikan diri dari rumahnya, ia pun berguru dari 1 pendeta ke pendeta lainnya. Sampai suatu ketika pendeta yang menjadi guru Salman berpesan, sebelum meninggal bahwa telah dekat tibanya kebangkitan seorang nabi yang akan meneruskan agama Ibrahim yang murni.

Salman pergi mencari, tetapi kemalangan terjadi. Di tengah jalan ia dijadikan budak dan dibeli orang Yahudi. Akhirnya orang Yahudi yang lain membeli Salman dan membawanya ke Madinah. Di kota inilah salman mendengar sepupu tuannya berseru, "Bani Qilah celaka! Mereka berkerumun mengelilingi seorang laki-laki di Quba yang datang dari Mekah dan mengaku sebagai nabi."


-----------------------------------


Mendengar ini tubuh Salman bergetar keras, sudah lama ia mencari sampai akhirnya kini nabi itu ada di dekatnya. Salman menemui Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan menyuguhkan makanan kepada beliau sebagai suatu sedekah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menyuruh sahabat-sahabatnya makan, tetapi beliau sendiri tidak ikut menikmatinya. Esok harinya,  Salman datang lagi dan menyuguhkan makanan kepada beliau sebagai suatu hadiah. Kali ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ikut makan bersama para sahabatnya. Dari peristiwa ini, yakinlah Salman bahwa yang di hadapannya sungguh merupakan nabi utusan Allah, karena seorang nabi tidak makan sedekah tetapi mau menerima hadiah.

Salman mencoba melihat ke bagian belakang tubuh  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk melihat tanda kenabiannya. Maka, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sengaja menyingkapkan kain burdahnya sehingga tanda kenabian Itu tampak di pundak nabi. Salman menciumi tanda kenabian itu sambil menangis. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya kemudian membebaskan Salman Al Farisi dari perbudakan.

#Dalam sakit yang membawa ajalnya, Salman memanggil istrinya untuk mengambil titipannya dulu.  Titipan itu ternyata hanya seikat kasturi yang diperolehnya waktu pembebasan Jalula. Barang itu sengaja disimpan untuk wangi-wangian pada hari wafatnya. Kemudian sang istri disuruh mengambil secangkir air ditaburinya dengan kasturi lalu diaduk dengan tangan, Salmanpun berkata kepada Istrinya, "Bersihkan air ini ke sekelilingku sekarang, telah hadir dihadapanku makhluk Allah (malaikat) yang tiada dapat makan, tetapi gemar wangi-wangian."


------------------------------------

🌿MATERI 564🌿

💟Kecintaan Abu Dzar kepada Rasulullah💟

Dalam Perang Tabuk pasukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berjalan di bawah panas matahari yang sangat menyengat. Bertambah jauh perjalanan bertambah pula kesulitan dan penderitaannya. Perjalanan pasukan ini diikuti oleh sebagian orang dengan rasa enggan sehingga banyak yang dengan sengaja mengundurkan diri secara diam-diam.

Setiap ada yang berteriak, "Ya Rasulullah si Fulan telah tertinggal," maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, "Biarkanlah! Seandainya ia berguna tentu akan disusulkan oleh Allah kepada kalian dan seandainya tidak, maka Allah telah membebaskan kalian darinya!"

Pada suatu hari para sahabat di barisan belakang melihat berkeliling dan mereka berseru, "Ya Rasulullah Abu Dzar telah tertinggal."

Maka Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam pun mengulangi jawabannya seperti yang sudah-sudah.

-----------------------------------------

Sementara itu sekuat apapun Abu Dzar menyuruh keledainya berjalan, hewan tunggangan itu sudah begitu kelelahan. Tanpa banyak berpikir Abu Dzarpun turun dan memanggul sendiri barang-barangnya. Dengan berjalan kaki Abu Dzar berjalan menyusuri jejak yang ditinggalkan pasukan. Sekuat mungkin, Abu Dzar mempercepat langkah agar bisa menyusul.

Saat pagi tiba, ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan pasukannya tengah menurunkan barang-barang untuk beristirahat, tiba-tiba seorang sahabat melihat di kejauhan ada seseorang berjalan mendekat dengan langkah tergesa. Ia segera memberitahu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "Wahai Rasulullah ada seorang laki-laki berjalan seorang diri."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Mudah-mudahan itu Abu Dzar."

Ternyata ia memang Abu Dzar. Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Abu Dzar menyuguhkan segelas air yang begitu berharga di tengah perjalanan sulit itu.

"Rasulullah aku menemukan genangan air sisa hujan, tetapi aku berkata kepada diriku sendiri untuk tidak meminumnya sebelum kekasihku  Rosulullah meminumnya."

Abu Dzar pernah datang kepada Rasulullah dan minta diangkat menjadi seorang pemimpin. Rasulullah bersabda, "Wahai Abu Dzar kamu ini lemah, sedangkan kepemimpinan adalah amanat dan kelak pada hari kiamat hanya akan menjadi sumber kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mengambilnya dengan hak dan melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya." (Hadits Riwayat Muslim)

------------------------------------



🍄MATERI 566🍄

💟Kecintaan Bilal bin Rabah kepada Rasulullah💟

Demikian besarnya cinta Abu Dzar kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sehingga ia tidak rela minum pada hari yang amat panas itu, kecuali Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah lebih dulu minum.

Para sahabat yang masih hidup ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat menunjukkan rasa sayang, rindu, dan kenangannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan caranya masing-masing.

Setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat Bilal bin Rabah menghadap Khalifah Abu Bakar , "Saya ingin meminta izin anda untuk pergi berjuang dijalan Allah."

"Tetapi siapa lagi yang akan menjadi muadzin bagi kami?" tanya Abu Bakar.

"Saya tidak akan menjadi muadzin bagi orang lain setelah Rasulullah."

Akhirnya dengan berat hati Abu Bakar mengizinkan Bilal pergi meninggalkan Madinah untuk turut pasukan yang berjuang ke arah Syam. Setelah perang selesai, Bilal menetap di sana dan menjaga perbatasan Islam sebagai seorang prajurit. Ia ingin bertemu lagi dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam saat sedang berjihad. Amal yang amat disukai Allah dan Rasul-Nya.

-----------------------------

Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab datang berkunjung ke Syiria. Orang-orang menggunakan kesempatan itu. Mereka memohon kepada khalifah agar meminta Bilal mengumandangkan adzan lagi seperti ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masih hidup, walaupun hanya sekali saja. Umar pun memanggil Bilal dan memintanya untuk mengumandangkan adzan tetapi Bilal menolak. Namun Umar Bin Khattab dan sahabat yang lain terus memohon,  sampai akhirnya Bilalpun naik ke atas menara dan mulai beradzan.

Namun ketika sampai pada kalimat "Asyhadu anna muhammad rasulullah....," Bilal menangis tersedu-sedu. Para sahabat pun turut menangis dan yang paling keras tangisnya adalah Khalifah Umar Bin Khattab.

# Abu Mahdzurah al Jumahi adalah seorang pemuda 16 tahun yang memiliki suara indah. Suatu hari saat Bilal berada di atas Ka'bah, Abu Mahdzurah yang ketika itu  baru memeluk Islam, menirukan Bilal dengan suara mengejek. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengusap kening dan dadanya saat itu juga. Seketika hati Mahdzurah dipenuhi iman dan ketenangan. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengajarinya adzan dan menugaskannya menjadi muadzin kota Mekah.

Editor: Bunda Ratna

🍄MATERI 567🍄

🍄🌴🍄🌴🍄🌴🍄🌴