๐ Senin, 1 Ramadhan 1437 H / 6 Juni 2016 M
๐ Fiqih dan Hadits
๐ Ustadz Farid Nu'man Hasan, SS.
๐ *Kumpulan Hadits-Hadits Shahih Tentang Shaum dan Ramadhan (Bag. 1)*
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐
Ini adalah risalah kecil tentang kumpulan hadits-hadits shahih seputar puasa (shaum) dan bulan Ramadhan, dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Pentingnya risalah ini adalah sebagai bahan referensi yang bisa dijadikan sandaran terpercaya dalam mengamalkan ajaran agama; khususnya tentang shaum dan Ramadhan. Selain itu, ini merupakan upaya meredam kebiasaan sebagian umat Islam, baik kaum terpelajar dan orang awam, yang sering menyampaikan hadits-hadits tentang shaum dan Ramadhan tanpa memberitahukan, atau tanpa mau tahu, tentang dari siapakah hadits itu berasal? Terlebih lagi bagaimana otentitas hadits tersebut; shahih atau dhaif?
Hendaklah seorang muslim lebih perhatian dengan pengamalan hadits-hadits shahih. Sebab, kesibukkan dengan hadits-hadits shahih akan dapat mengurangi tersebarnya hadits-hadits dhaif di tengah umat Islam.
Berikut ini adalah kumpulan hadits-hadits shahih tersebut, sejauh yang bisa kami kumpulkan. Selain itu, kami juga tambahkan seperlunya atsar shahih dari para sahabat dan tabi’in. Kami yakini upaya ini masih sangat memerlukan tambahan di sana sini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Tabaraka wa Ta’ala.
1⃣ *Berpuasa karena melihat hilal, berhari raya juga karena melihat hilal, jika tertutup awan maka genapkan hingga tiga puluh hari*
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ุตُูู ُูุง ِูุฑُุคَْูุชِِู َูุฃَْูุทِุฑُูุง ِูุฑُุคَْูุชِِู َูุฅِْู ุบُุจَِّู ุนََُْูููู ْ َูุฃَْูู ُِููุง ุนِุฏَّุฉَ ุดَุนْุจَุงَู ุซََูุงุซَِูู
Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena melihatnya, jika hilal hilang dari penglihatanmu maka sempurnakan bilangan Sya’ban sampai tiga puluh hari. (HR. Bukhari No. 1909)
Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َูุตُูู ُูุง ِูุฑُุคَْูุชِِู َูุฃَْูุทِุฑُูุง ِูุฑُุคَْูุชِِู َูุฅِْู ุฃُุบْู َِู ุนََُْูููู ْ َูุงْูุฏِุฑُูุง َُูู ุซََูุงุซَِูู
Maka berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena melihatnya, lalu jika kalian terhalang maka ditakarlahlah sampai tiga puluh hari. (HR. Muslim No. 1080, 4)
ุฅَِّูู َุง ุงูุดَّْูุฑُ ุชِุณْุนٌ َูุนِุดْุฑَُูู ََููุง ุชَุตُูู ُูุง ุญَุชَّู ุชَุฑَُْูู ََููุง ุชُْูุทِุฑُูุง ุญَุชَّู ุชَุฑَُْูู َูุฅِْู ุบُู َّ ุนََُْูููู ْ َูุงْูุฏِุฑُูุง َُูู
Sesungguhnya sebulan itu 29 hari, maka janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihatnya (hilal), dan janganlah kalian berhari raya sampai kalian melihatnya, jika kalian terhalang maka takarkan/perkirakan/hitungkanlah dia. (HR. Muslim No. 1080, 3)
2⃣ *Berpuasa Ramadhan menghilangkan dosa-dosa yang lalu*
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
ูู ู ุตุงู ุฑู ุถุงู ุฅูู ุงูุง ูุงุญุชุณุงุจุง ุบูุฑ ูู ู ุง ุชูุฏู ู ู ุฐูุจู
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu." (HR. Bukhari No. 38, 1910, 1802)
Makna ‘diampuninya dosa-dosa yang lalu’ adalah dosa-dosa kecil, sebab dosa-dosa besar –seperti membunuh, berzina, mabuk, durhaka kepada orang tua, sumpah palsu, dan lainnya- hanya bias dihilangkan dengan tobat nasuha, yakni dengan menyesali perbuatan itu, membencinya, dan tidak mengulanginya sama sekali. Hal ini juga ditegaskan oleh hadits berikut ini.
3⃣ *Diampuni dosa di antara Ramadhan ke Ramadhan*
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ุงูุตَََّููุงุชُ ุงْูุฎَู ْุณُ َูุงْูุฌُู ْุนَุฉُ ุฅَِูู ุงْูุฌُู ْุนَุฉِ ََّููุงุฑَุงุชٌ ِูู َุง ุจَََُّْูููู
“Shalat yang lima waktu, dari jumat ke jumat, dan ramadhan ke Ramadhan, merupakan penghapus dosa di antara mereka, jika dia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim No. 233)
4⃣ *Shalat pada malam Lailatul Qadar menghilangkan dosa-dosa yang lalu*
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
ู ู ูุงู ูููุฉ ุงููุฏุฑ ุฅูู ุงูุง ูุงุญุชุณุงุจุง، ุบูุฑ ูู ู ุง ุชูุฏู ู ู ุฐูุจู
"Barang siapa yang shalat
malam pada malam Lailatul Qadar karena iman dan ihtisab (mendekatkan diri kepada Allah) , maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu." (HR. Bukhari No. 35, 38, 1802)
5⃣ *Shalat malam (tarawih) Pada Bulan Ramadhan menghilangkan dosa-dosa yang lalu*
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
ู َْู َูุงู َ ุฑَู َุถَุงَู ุฅِูู َุงًูุง َูุงุญْุชِุณَุงุจًุง، ุบُِูุฑَ َُูู ู َุง ุชََูุฏَّู َ ู ِْู ุฐَْูุจِِู.
"Barang siapa yang shalat malam pada Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosa yang lalu." (HR. Bukhari No. 37 1904, 1905)
6⃣ *Dibuka Pintu Surga, Dibuka pinta Rahmat, Ditutup Pintu Neraka, dan Syetan dibelenggu*
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
ุฅِุฐَุง ุฌَุงุกَ ุฑَู َุถَุงู ُูุชِّุญَุชْ ุฃَุจَْูุงุจُ ุงْูุฌََّูุฉِ َูุบَُِّููุชْ ุฃَุจَْูุงุจُ ุงَّููุงุฑِ َูุตُِّูุฏَุชْ ุงูุดََّูุงุทِูู
"Jika datang Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan syetan dibelenggu." (HR. Muslim No. 1079)
Dalam hadits lain:
ุฅุฐุง ูุงู ุฑู ุถุงู ูุชุญุช ุฃุจูุงุจ ุงูุฑุญู ุฉ، ูุบููุช ุฃุจูุงุจ ุฌููู ، ูุณูุณูุช ุงูุดูุงุทูู
"Jika bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu rahmat, ditutup pintu-pintu neraka dan syetan dirantai." (HR. Muslim No. 1079)
7⃣ *Allah Ta’ala Langsung Membalas Pahala Puasa*
Firman Allah Ta’ala dalam hadist Qudsi :
ُُّูู ุนَู َِู ุงุจِْู ุขุฏَู َ َُูู، ุฅَِّูุง ุงูุตَِّูุงู َ، ََُููู ِูู، َูุฃََูุง ุฃَุฌْุฒِู ุจِِู
“Setiap amalan anak Adam itu adalah (pahala) baginya, kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari No. 1795, Muslim No. 1151, Ibnu Majah No. 1638, 3823, Ahmad No. 7494, Ibnu Khuzaimah No. 1897, Ibnu Hibban No. 3416)
8⃣ *Disediakan Pintu Ar Rayyan bagi orang yang puasa*
Haditsnya:
ุฅَِّู ِูู ุงْูุฌََّูุฉِ ุจَุงุจًุง َُููุงُู َُูู ุงูุฑََّّูุงُู َูุฏْุฎُُู ู ُِْูู ุงูุตَّุงุฆِู َُูู َْููู َ ุงَِْูููุงู َุฉِ َูุง َูุฏْุฎُُู ู ُِْูู ุฃَุญَุฏٌ ุบَْูุฑُُูู ْ َُููุงُู ุฃََْูู ุงูุตَّุงุฆِู َُูู ََُููููู َُูู َูุง َูุฏْุฎُُู ู ُِْูู ุฃَุญَุฏٌ ุบَْูุฑُُูู ْ َูุฅِุฐَุง ุฏَุฎَُููุง ุฃُุบَِْูู ََููู ْ َูุฏْุฎُْู ู ُِْูู ุฃَุญَุฏٌ
“Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar Rayyan, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat nanti, dan tidak ada yang memasuki melaluinya kecuali mereka. Dikatakan: “Mana orang-orang yang berpuasa? Maka mereka berdiri, dan tidak ada yang memasukinya seorang pun kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup, dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melaluinya.” (HR. Bukhari No. 1797, 3084, Muslim No. 1152, At Tirmidzi No. 762, Ibnu Majah No. 1640)
9⃣ *Bau mulut orang puasa lebih Allah Ta’ala cinta di banding kesturi*
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
َูุงَّูุฐِู َْููุณُ ู ُุญَู َّุฏٍ ุจَِูุฏِِู َูุฎُُُููู َูู ِ ุงูุตَّุงุฆِู ِ ุฃَุทَْูุจُ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู َْููู َ ุงَِْูููุงู َุฉِ ู ِْู ุฑِูุญِ ุงْูู ِุณِْู
… Demi Yang Jiwa Muhammad ada di tanganNya, bau mulut orang yang berpuasa lebih Allah cintai dibanding bau misk (kesturi) …” (HR. Bukhari No. 1904 dan Muslim No. 1151)
๐ *Dua kebahagiaan bagi orang berpuasa*
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
ููุตุงุฆู ูุฑุญุชุงู ููุฑุญูู ุง: ุฅุฐุง ุฃูุทุฑ ูุฑุญ، ูุฅุฐุง ููู ุฑุจู ูุฑุญ ุจุตูู ู
“Bagi orang berpuasa ada dua kebahagiaan: yaitu kebahagiaan ketika berbuka, dan ketika berjumpa Rabbnya bahagia karena puasanya.” (HR. Bukhari No. 1805, 7054. Muslim no. 1151. At Tirmidzi No. 766. An Nasa’i No. 2211, 2212, 2213, 2215, 2216. Ibnu Majah No. 1638. Ad Darimi No. 1769. Ibnu Hibban No. 3423. Al Baihaqi dalam As Sunan No. 7898. Ibnu Khuzaimah No. 1896. Abu Ya’la No. 1005. Ahmad No. 4256, dari Ibnu Mas’ud. Ath Thabarani dalam Al Kabir No. 10077. Abdurrazzaq No. 7898)
๐ *Dua kebahagiaan bagi orang berpuasa*
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
ููุตุงุฆู ูุฑุญุชุงู ููุฑุญูู ุง: ุฅุฐุง ุฃูุทุฑ ูุฑุญ، ูุฅุฐุง ููู ุฑุจู ูุฑุญ ุจุตูู ู
“Bagi orang berpuasa ada dua kebahagiaan: yaitu kebahagiaan ketika berbuka, dan ketika berjumpa Rabbnya bahagia karena puasanya.” (HR. Bukhari No. 1805, 7054. Muslim no. 1151. At Tirmidzi No. 766. An Nasa’i No. 2211, 2212, 2213, 2215, 2216. Ibnu Majah No. 1638. Ad Darimi No. 1769. Ibnu Hibban No. 3423. Al Baihaqi dalam As Sunan No. 7898. Ibnu Khuzaimah No. 1896. Abu Ya’la No. 1005. Ahmad No. 4256, dari Ibnu Mas’ud. Ath Thabarani dalam Al Kabir No. 10077. Abdurrazzaq No. 7898)
1⃣1⃣ *Anjuran bersahur*
Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ุชَุณَุญَّุฑُูุง َูุฅَِّู ِูู ุงูุณَّุญُูุฑِ ุจَุฑََูุฉً
“Bersahurlah kalian, karena pada santap sahur itu ada keberkahan.” (HR. Bukhari No. 1923, Muslim No. 1095)
1⃣2⃣ *Keutamaan bersahur*
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ุงูุณَّุญُูุฑُ ุฃَُُْููู ุจَุฑََูุฉٌ، ََููุง ุชَุฏَุนُُูู، ََْููู ุฃَْู َูุฌْุฑَุนَ ุฃَุญَุฏُُูู ْ ุฌُุฑْุนَุฉً ู ِْู ู َุงุกٍ، َูุฅَِّู ุงَููู ุนَุฒَّ َูุฌََّู َูู ََูุงุฆَِูุชَُู ُูุตََُّููู ุนََูู ุงْูู ُุชَุณَุญِّุฑَِูู
Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walau kalian hanya meminum seteguk air, karena Allah ‘Azza wa Jalla dan para malaikat mendoakan orang yang makan sahur. (HR. Ahmad No. 11086, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: sanadnya shahih. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 11086)
Dari Amru bin Al ‘Ash Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َูุตُْู ู َุง ุจََْูู ุตَِูุงู َِูุง َูุตَِูุงู ِ ุฃَِْูู ุงِْููุชَุงุจِ ุฃََْููุฉُ ุงูุณُّุญُูุฑ
“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah pada makan sahur.” (HR. Muslim No. 1096)
1⃣3⃣ *Disunnahkan menta’khirkan sahur:*
Dari ‘Amru bin Maimun Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
ูุงู ุฃุตุญุงุจ ู ุญู ุฏ ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู ุฃุนุฌู ุงููุงุณ ุฅูุทุงุฑุง ูุฃุจุทุฃูู ุณุญูุฑุง
Para sahabat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling bersegera dalam berbuka puasa, dan paling akhir dalam sahurnya. (HR. Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 7916. Al Faryabi dalam Ash Shiyam No. 52. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf No. 9025)
Imam An Nawawi mengatakan: “sanadnya shahih.” (Lihat Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 6/362), begitu pula dishahihkan oleh Imam Ibnu Abdil Bar, bahkan menurutnya keshahihan hadits tentang bersegera buka puasa dan mengakhirkan sahur adalah mutawatir. (Lihat Imam Al ‘Aini, ‘Umdatul Qari, 17/9. Imam Ibnu Hajar, Fathul Bari, 4/199)
1⃣4⃣ *Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertadarus Al Quran bersama Malaikat Jibril*
Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma menceritakan:
ََููุงَู ุฌِุจْุฑُِูู ََْูููุงُู ِูู ُِّูู ََْูููุฉٍ ู ِْู ุฑَู َุถَุงَู َُููุฏَุงุฑِุณُُู ุงُْููุฑْุขَู
Jibril menemuinya (nabi) pada tiap malam malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al Quran bersamanya. (HR. Bukhari No. 3220)
1⃣5⃣ *Kedermawanan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selama bulan Ramadhan melebihi hembusan angin*
Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, menceritakan:
َูุงَู ุงَّููุจُِّู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุฃَุฌَْูุฏَ ุงَّููุงุณِ َูุฃَุฌَْูุฏُ ู َุง َُُูููู ِูู ุฑَู َุถَุงَู ุญَِูู ََْูููุงُู ุฌِุจْุฑُِูู ََููุงَู ุฌِุจْุฑُِูู ุนََِْููู ุงูุณََّูุงู ََْูููุงُู ِูู ُِّูู ََْูููุฉٍ ู ِْู ุฑَู َุถَุงَู َُููุฏَุงุฑِุณُُู ุงُْููุฑْุขَู ََููุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุฃَุฌَْูุฏُ ุจِุงْูุฎَْูุฑِ ู ِْู ุงูุฑِّูุญِ ุงْูู ُุฑْุณََูุฉِ
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling dermawan, dan kedermawanannya semakin menjadi-jadi saat Ramadhan apalagi ketika Jibril menemuinya. Dan, Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan dia bertadarus Al Quran bersamanya. Maka, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam benar-benar sangat dermawan dengan kebaikan melebihi angin yang berhembus. (HR. Bukhari No. 3220)
1⃣6⃣ *Memberikan makanan buat orang yang berbuka puasa*
Dari Zaid bin Khalid Al Juhani Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ู َْู َูุทَّุฑَ ุตَุงุฆِู ًุง َูุงَู َُูู ู ِุซُْู ุฃَุฌْุฑِِู ุบَْูุฑَ ุฃََُّูู َูุง َُْูููุตُ ู ِْู ุฃَุฌْุฑِ ุงูุตَّุงุฆِู ِ ุดَْูุฆًุง
Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang itu. (HR. At Tirmidzi No. 807, katanya: hasan shahih. Ahmad No. 21676, An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 3332. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 3952. Dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6415. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: hasan lighairih. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 21676, Al Bazzar dalam Musnadnya No. 3775)
1⃣7⃣ *Memperbanyak doa*
Dari AbuHurairah
Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ุซََูุงุซَุฉٌ َูุง ุชُุฑَุฏُّ ุฏَุนَْูุชُُูู ْ ุงูุตَّุงุฆِู ُ ุญَุชَّู ُْููุทِุฑَ َูุงْูุฅِู َุงู ُ ุงْูุนَุงุฏُِู َูุฏَุนَْูุฉُ ุงْูู َุธُْููู
Ada tiga manusia yang doa mereka tidak akan ditolak: 1. Doa orang yang berpuasa sampai dia berbuka, 2. Pemimpin yang adil, 3. Doa orang teraniaya. (HR. At Tirmidzi No. 2526, 3598, katanya: hasan. Ibnu Hibban No. 7387, Imam Ibnul Mulqin mengatakan: “hadits ini shahih.” Lihat Badrul Munir, 5/152. Dishahihkan oleh Imam Al Baihaqi. Lihat Shahih Kunuz As sunnah An Nabawiyah, 1/85. Sementara Syaikh Al Albani mendhaifkannya. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 2526)
1⃣8⃣ *Doa ketika berbuka puasa*
Berdoa diwaktu berbuka puasa juga diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Berikut ini adalah doanya:
َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุฅِุฐَุง ุฃَْูุทَุฑَ َูุงَู ุฐََูุจَ ุงูุธَّู َุฃُ َูุงุจْุชََّูุชْ ุงْูุนُุฑُُูู َูุซَุจَุชَ ุงْูุฃَุฌْุฑُ ุฅِْู ุดَุงุกَ ุงَُّููู
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jika sedang berbuka puasa dia membaca: “Dzahaba Azh Zhama’u wab talatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.” (HR. Abu Daud No. 2357, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 7922, Ad Daruquthni, 2/185, katanya: “isnadnya hasan.” An Nasa’i dalam As sunan Al Kubra No. 3329, Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 1536, katanya: “Shahih sesuai syarat Bukhari- Muslim”. Al Bazzar No. 4395. Dihasankan Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ No. 4678)
1⃣9⃣ *I’tikaf di-‘asyrul awakhir (10 hari tertakhir) Ramadhan*
Dari ‘Aisyah Radiallahu ‘Anha:
ุฃََّู ุงَّููุจَِّู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูุงَู َูุนْุชَُِูู ุงْูุนَุดْุฑَ ุงْูุฃََูุงุฎِุฑَ ู ِْู ุฑَู َุถَุงَู ุญَุชَّู ุชَََّููุงُู ุงَُّููู ุซُู َّ ุงุนْุชَََูู ุฃَุฒَْูุงุฌُُู ู ِْู ุจَุนْุฏِِู
Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beri’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau diwafatka Allah, kemudian istri-istrinya pun I’tikaf setelah itu.(HR. Bukhari No. 2026, Muslim No. 1171, Abu Daud No. 2462. Ahmad No. 24613, dan lainnya)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
َูุงَู ุงَّููุจُِّู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูุนْุชَُِูู ِูู ُِّูู ุฑَู َุถَุงٍู ุนَุดْุฑَุฉَ ุฃََّูุงู ٍ ََููู َّุง َูุงَู ุงْูุนَุงู ُ ุงَّูุฐِู ُูุจِุถَ ِِููู ุงุนْุชَََูู ุนِุดْุฑَِูู َْููู ًุง
Dahulu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam I’tikaf di setiap Ramadhan 10 hari, tatkala pada tahun beliau wafat, beliau I’tikaf 20 hari. (HR. Bukhari No. 694, Ahmad No. 8662, Ibnu Hibban No. 2228, Al Baghawi No. 839, Abu Ya’la No. 5843, Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan, 2/53)
2⃣0⃣ *Tarawihnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam*
Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat di masjid, lalu manusia mengikutinya, keesokannya shalat lagi dan manusia semakin banyak, lalu pada malam ketiga atau keempat mereka berkumpul namun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak keluar bersama mereka, ketika pagi hari beliau bersabda:
َูุฏْ ุฑَุฃَْูุชُ ุงَّูุฐِู ุตََูุนْุชُู ْ ََููู ْ َูู َْูุนِْูู ู ِْู ุงْูุฎُุฑُูุฌِ ุฅَُِْูููู ْ ุฅَِّูุง ุฃَِّูู ุฎَุดِูุชُ ุฃَْู ุชُْูุฑَุถَ ุนََُْูููู ْ َูุฐََِูู ِูู ุฑَู َุถَุงَู
“Aku melihat apa yang kalian lakukan, dan tidak ada yang mencegahku keluar menuju kalian melainkan aku khawatir hal itu kalian anggap kewajiban.” Itu terjadi pada bulan Ramadhan. (HR. Bukhari No. 1129, Muslim No. 761)
๐ธBersambung ๐ธ
๐ *Kumpulan Hadits-Hadits Shahih Tentang Shaum dan Ramadhan (Bag. 3)*
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐
2⃣1⃣ *Terawih pada masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: 8 rakaat dan witir 3 rakaat*
Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, dia berkata:
ู َุง َูุงَู َูุฒِูุฏُ ِูู ุฑَู َุถَุงَู ََููุง ِูู ุบَْูุฑِِู ุนََูู ุฅِุญْุฏَู ุนَุดْุฑَุฉَ ุฑَْูุนَุฉ
“Bahwa Rasulullah tidak pernah menambah lebih dari sebelas rakaat shalat malam, baik pada bulan Ramadhan atau selainnya.” (HR. Bukhari No. 2013, 3569, Muslim No. 738)
Dari Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata:
ุฌุงุก ุฃุจู ุจู ูุนุจ ุฅูู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ููุงู : ูุง ุฑุณูู ุงููู ، ุฅู ูุงู ู ูู ุงููููุฉ ุดูุก ูุนูู ูู ุฑู ุถุงู ، ูุงู : « ูู ุง ุฐุงู ูุง ุฃุจู ؟ » ، ูุงู : ูุณูุฉ ูู ุฏุงุฑู ، ููู : ุฅูุง ูุง ููุฑุฃ ุงููุฑุขู ููุตูู ุจุตูุงุชู ، ูุงู : ูุตููุช ุจูู ุซู ุงู ุฑูุนุงุช ، ุซู ุฃูุชุฑุช ، ูุงู : ููุงู ุดุจู ุงูุฑุถุง ููู ููู ุดูุฆุง
Ubay bin Ka’ab datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, semalam ada peristiwa pada diri saya (yaitu pada bulan Ramadhan).” Rasulullah bertanya: “Kejadian apa itu Ubay?”, Ubay menjawab: “Ada beberapa wanita di rumahku, mereka berkata: “Kami tidak membaca Al Quran, maka kami akan shalat bersamamu.” Lalu Ubay berkata: “Lalu aku shalat bersama mereka sebanyak delapan rakaat, lalu aku witir,” lalu Ubay berkata: “Nampaknya nabi ridha dan dia tidak mengatakan apa-apa.” (HR. Abu Ya’la dalam Musnadnya No. 1801. Ibnu Hibban No. 2550, Imam Al Haitsami mengatakan: sanadnya hasan. Lihat Majma’ az Zawaid, Juz. 2, Hal. 74)
2⃣2⃣ *Terawih pada masa Sahabat: 20 rakaat dan witir 3 rakaat serta terawih 36 rakaat dan witir 3 rakaat*
Pada masa sahabat, khususnya sejak masa khalifah Umar bin Al Khathab Radhilallahu ‘Anhu dan seterusnya, manusia saat itu melaksanakan shalat tarawih dua puluh rakaat.
ูุตุญ ุฃู ุงููุงุณ ูุงููุง ูุตููู ุนูู ุนูุฏ ุนู ุฑ ูุนุซู ุงู ูุนูู ุนุดุฑูู ุฑูุนุฉ، ููู ุฑุฃู ุฌู ููุฑ ุงููููุงุก ู ู ุงูุญูููุฉ ูุงูุญูุงุจูุฉ ูุฏุงูุฏ، ูุงู ุงูุชุฑู ุฐู: ูุฃูุซุฑ ุฃูู ุงูุนูู ุนูู ู ุง ุฑูู ุนู ุนู ุฑ ูุนูู ูุบูุฑูู ุง ู ู ุฃุตุญุงุจ ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุนุดุฑูู ุฑูุนุฉ، ููู ููู ุงูุซูุฑู ูุงุจู ุงูู ุจุงุฑู ูุงูุดุงูุนู، ููุงู: ููุฐุง ุฃุฏุฑูุช ุงููุงุณ ุจู ูุฉ ูุตููู ุนุดุฑูู ุฑูุนุฉ
“Dan telah shahih, bahwa manusia shalat pada masa Umar, Utsman, dan Ali sebanyak 20 rakaat, dan itulah pendapat jumhur (mayoritas) ahli fiqih dari kalangan Hanafi, Hambali, dan Daud. Berkata At Tirmidzi: ‘Kebanyakan ulama berpendapat seperti yang diriwayatkan dari Umar dan Ali, dan selain keduanya dari kalangan sahabat nabi yakni sebanyak 20 rakaat. Itulah pendapat Ats Tsauri, Ibnul Mubarak. Berkata Asy Syafi’i: “Demikianlah, aku melihat manusia di Mekkah mereka shalat 20 rakaat.” (Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, 1/206
Imam Ibnu Hajar Rahimahullah menyebutkan:
َูุนَْู َูุฒِูุฏ ุจْู ุฑُูู َุงَู َูุงَู " َูุงَู ุงَّููุงุณ َُูููู َُูู ِูู ุฒَู َุงِู ุนُู َุฑ ุจِุซََูุงุซٍ َูุนِุดْุฑَِูู " َูุฑََูู ู ُุญَู َّุฏ ุจْู َูุตْุฑ ู ِْู ุทَุฑِูู ุนَุทَุงุก َูุงَู " ุฃَุฏْุฑَْูุชูู ْ ِูู ุฑَู َุถَุงู ُูุตََُّููู ุนِุดْุฑَِูู ุฑَْูุนَุฉ َูุซََูุงุซَ ุฑََูุนَุงุชِ ุงِْููุชْุฑ "
“Dari Yazid bin Ruman, dia berkata: “Dahulu manusia pada zaman Umar melakukan 23 rakaat.” Dan Muhammad bin Nashr meriwayatkan dari Atha’, dia berkata: “Aku berjumpa dengan mereka pada bulan Ramadhan, mereka shalat 20 rakaat dan tiga rakaat witir.” (Fathul Bari, 4/253)
Beliau melanjutkan:
َูุฑََูู ู ُุญَู َّุฏ ุงِุจْู َูุตْุฑ ู ِْู ุทَุฑِูู ุฏَุงُูุฏَ ุจْู َْููุณ َูุงَู " ุฃَุฏْุฑَْูุช ุงَّููุงุณ ِูู ุฅِู َุงุฑَุฉ ุฃَุจَุงَู ุจْู ุนُุซْู َุงู َูุนُู ْุฑ ุจْู ุนَุจْุฏ ุงْูุนَุฒِูุฒ - َูุนِْูู ุจِุงْูู َุฏَِููุฉِ - َُูููู َُูู ุจِุณِุชٍّ َูุซََูุงุซَِูู ุฑَْูุนَุฉً َُูููุชِุฑَُูู ุจِุซََูุงุซٍ " ََููุงَู ู َุงِูู َُูู ุงْูุฃَู ْุฑُ ุงَْููุฏِูู ُ ุนِْูุฏََูุง . َูุนَْู ุงูุฒَّุนَْูุฑَุงِِّูู ุนَْู ุงูุดَّุงِูุนِِّู " ุฑَุฃَْูุช ุงَّููุงุณ َُูููู َُูู ุจِุงْูู َุฏَِููุฉِ ุจِุชِุณْุนٍ َูุซََูุงุซَِูู َูุจِู ََّูุฉ ุจِุซََูุงุซٍ َูุนِุดْุฑَِูู ، ََْูููุณَ ِูู ุดَْูุก ู ِْู ุฐََِูู ุถٌِูู "
Muhammad bin Nashr meriwayatkan dari jalur Daud bin Qais, dia berkata: “Aku menjumpai manusia pada masa pemerintahan Aban bin Utsman dan Umar bin Abdul Aziz –yakni di Madinah- mereka shalat 39 rakaat dan ditambah witir tiga rakaat.” Imam Malik berkata,”Menurut saya itu adalah perkara yang sudah lama.” Dari Az Za’farani, dari Asy Syafi’i: “Aku melihat manusia shalat di Madinah 39 rakaat, dan 23 di Mekkah, dan ini adalah masalah yang lapang.” (Ibid
2⃣3⃣ *Orang yang sia-sia puasanya*
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َูู ْ ู ِْู ุตَุงุฆِู ٍ َْููุณَ َُูู ู ِْู ุตَِูุงู ِِู ุฅَِّูุง ุงْูุฌُูุนُ
Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar saja. (HR. Ahmad No. 9685, Ibnu Majah No. 1690, Ad Darimi No. 2720)
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: hasan. (Ta’liq Musnad Ahmad No. 9685), Syaikh Husein Salim Asad mengatakan: hadits ini shahih. (Sunan Ad Darimi No. 2720. Cet. 1, 1407H. Darul Kitab Al ‘Arabi, Beirut)
2⃣4⃣ *Boleh mencium isteri jika mampu menahan diri*
Diriwayatkan dari Umar Radhilallahu ‘Anhu:
ุนْู ุนُู َุฑَ ุจِْู ุงْูุฎَุทَّุงุจِ ุฑَุถَِู ุงَُّููู ุนَُْูู َูุงَู َูุดَุดْุชُ َْููู ًุง ََููุจَّْูุชُ َูุฃََูุง ุตَุงุฆِู ٌ َูุฃَุชَْูุชُ ุงَّููุจَِّู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َُْูููุชُ ุตََูุนْุชُ ุงَْْูููู َ ุฃَู ْุฑًุง ุนَุธِูู ًุง ََููุจَّْูุชُ َูุฃََูุง ุตَุงุฆِู ٌ ََููุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุฃَุฑَุฃَْูุชَ َْูู ุชَู َุถْู َุถْุชَ ุจِู َุงุกٍ َูุฃَْูุชَ ุตَุงุฆِู ٌ ُْููุชُ َูุง ุจَุฃْุณَ ุจِุฐََِูู ََููุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َِูููู َ
Suatu hari bangkitlah syahwat saya, lalu saya mencium isteri, saat itu saya sedang puasa. Maka saya datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, saya berkata: “Hari ini, Aku telah melakukan hal yang besar, aku mencium isteri padahal sedang puasa.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apa pendapatmu jika kamu bekumur-kumur dengan air dan kamu sedang berpuasa?”, Saya (Umar) menjawab: “Tidak mengapa.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Lalu, kenapa masih ditanya?” (HR. Ahmad, No. 138, 372. Al Hakim, Al Mustadrak No. 1572, Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra No. 7808, 8044. Ibnu Khuzaimah No. 1999)
Hadits ini dishahihkan oleh Imam Al Hakim. (Al Mustadrak ‘Alash Shahihain No. 1572). Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: isnadnya shahih sesuai syarat Imam Muslim. (Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 138). Syaikh Al A’zhami (Tahqiq Shahih Ibnu Khuzaimah No. 1999)
Hadits di atas menerangkan bahwa mencium isteri dan berkumur-kumur hukumnya sama yakni boleh, kecuali berlebihan hingga bersyahwat, apalagi mengeluarkan air mani.
Dari Abu Salamah, bahwa ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha berkata:
ูุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ููุจู ุจุนุถ ูุณุงุฆู ููู ุตุงุฆู . ููุช ูุนุงุฆุดุฉ: ูู ุงููุฑูุถุฉ ูุงูุชุทูุน؟ ูุงูุช ุนุงุฆุดุฉ: ูู ูู ุฐูู، ูู ุงููุฑูุถุฉ ูุงูุชุทูุน
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencium sebagian isterinya dan dia sedang puasa.” dan aku juga berpuasa.” Aku (Abu Salamah) berkata kepada ‘Aisyah: “Apakah pada puasa wajib atau sunah?” Beliau menjawab: “Pada semuanya, baik puasa wajib dan sunah.” (HR. Ibnu Hibban No. 3545)
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: “Hadits ini shahih.” (Shahih Ibnu Hibban bitartib Ibni Balban, No. 3545)
2⃣5⃣ *Berpuasa ketika safar; diberikan pilihan antara tetap berpuasa atau berbuka, tergantung kekuatan orangnya*
Dari Hamzah bin Amru Al Aslami Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
ูุง ุฑุณูู ุงููู: ุฃุฌุฏ ุจู ููุฉ ุนูู ุงูุตูุงู ูู ุงูุณูุฑ. ููู ุนูู ุฌูุงุญ ؟، ููุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู : "ูู ุฑุฎุตุฉ ู ู ุงููู ูู ู ุฃุฎุฐ ุจูุง ูุญุณู. ูู ู ุฃุญุจ ุฃู ูุตูู ููุง ุฌูุงุญ ุนููู".
“Wahai Rasulullah, saya punya kekuatan untuk berpuasa dalam safar, apakah salah saya melakukannya?” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Itu adalah rukhshah (keringanan) dari Allah, barang siapa yang mau mengambilnya (yakni tidak puasa) maka itu baik, dan barang siapa yang mau berpuasa maka tidak ada salahnya.” (HR. Muslim No. 1121. Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra, no. 7947. Ibnu Khuzaimah No. 2026)
Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
ุฃู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุฎุฑุฌ ุฅูู ู ูุฉ ุนุงู ุงููุชุญ ูู ุฑู ุถุงู ูุตุงู ุญุชู ุจูุบ ูุฑุงุน ุงูุบู ูู ูุตุงู ุงููุงุณ ู ุนู ูููู ูู ูุง ุฑุณูู ุงููู ุฅู ุงููุงุณ ูุฏ ุดู ุนูููู ุงูุตูุงู ูุฏุนุง ุจูุฏุญ ู ู ู ุงุก ุจุนุฏ ุงูุนุตุฑ ูุดุฑุจ ูุงููุงุณ ููุธุฑูู ูุฃูุทุฑ ุจุนุถ ุงููุงุณ ูุตุงู ุจุนุถ ูุจูุบู ุฃู ูุงุณุง ุตุงู ูุง ููุงู ุฃููุฆู ุงูุนุตุงุฉ
“Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar pada tahun Fath (penaklukan) menuju Mekkah pada saat Ramadhan. Dia berpuasa hingga sampai pinggiran daerah Ghanim. Manusia juga berpuasa bersamanya. Dikatakan kepadanya: “Wahai Rasulullah, nampaknya manusia kepayahan berpuasa.” Kemudian Beliau meminta segelas air setelah asar, lalu beliau minum, dan manusia melihatnya. Maka sebagian manusia berbuka, dan sebagian lain tetap berpuasa. Lalu, disampaikan kepadanya bahwa ada orang yang masih puasa.” Maka Beliau bersabda: “Mereka durhaka.” (HR. Muslim No. 1114. Ibnu Hibban No. 2706, An Nasa’i No. 2263. At Tirmidzi No. 710. Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra No.7935)
Bahkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengkritik orang yang berpuasa dalam keadaan safar dan dia kesusahan karenanya.
ูุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ูู ุณูุฑู. ูุฑุฃู ุฑุฌูุง ูุฏ ุงุฌุชู ุน ุงููุงุณ ุนููู. ููุฏ ุถูู ุนููู. ููุงู: "ู ุงูู ؟" ูุงููุง: ุฑุฌู ุตุงุฆู . ููุงู ุฑุณูู ุงููู ุนููู ูุณูู : "ููุณ ู ู ุงูุจุฑ ุฃู ุชุตูู ูุง ูู ุงูุณูุฑ".
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tengah dalam perjalanannya. Dia melihat seseorang yang dikerubungi oleh manusia. Dia nampak kehausan dan kepanasan. Rasulullah bertanya: “Kenapa dia?” Mereka menjawab: “Seseorang yang puasa.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak ada kebaikan kalian berpuasa dalam keadaan safar.” (HR. Muslim No. 1115)
Jika diperhatikan berbagai dalil ini, maka dianjurkan tidak berpuasa ketika dalam safar, apalagi perjalanan diperkirakan melelahkan. Oleh karena itu, para imam hadits mengumpulkan hadits-hadits ini dalam bab tentang anjuran berbuka ketika safar atau dimakruhkannya puasa ketika safar. Contoh: Imam At Tirmidzi membuat Bab Maa Ja’a fi Karahiyati Ash Shaum fi As Safar (Hadits Tentang makruhnya puasa dalam perjalanan), bahkan Imam Ibnu Khuzaimah menuliskan dalam Shahihnya:
ุจุงุจ ุฐูุฑ ุฎุจุฑ ุฑูู ุนู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ูู ุชุณู ูุฉ ุงูุตูู ูู ุงูุณูุฑ ุนุตุงุฉ ู ู ุบูุฑ ุฐูุฑ ุงูุนูุฉ ุงูุชู ุฃุณู ุงูู ุจูุฐุง ุงูุงุณู ุชููู ุจุนุถ ุงูุนูู ุงุก ุฃู ุงูุตูู ูู ุงูุณูุฑ ุบูุฑ ุฌุงุฆุฒ ููุฐุง ุงูุฎุจุฑ
“Bab tentang khabar dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang penamaan berpuasa saat safar adalah DURHAKA tanpa menyebut alasan penamaan mereka dengan nama ini. Sebagian ulama menyangka bahwa berpuasa ketika safar adalah TIDAK BOLEH karena hadits ini.”
Tetapi, jika orang tersebut kuat dan mampu berpuasa, maka boleh saja dia berpuasa sebab berbagai riwayat menyebutkan hal itu, seperti riwayat Hamzah bin Amru Al Aslami Radhiallahu ‘Anhu di atas.
Ini juga dikuatkan oleh riwayat lainnya, dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, katanya:
ูุง ุชุนุจ ุนูู ู ู ุตุงู ููุง ู ู ุฃูุทุฑ. ูุฏ ุตุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ، ูู ุงูุณูุฑ، ูุฃูุทุฑ.
“Tidak ada kesulitan bagi orang yang berpuasa, dan tidak ada kesulitan bagi yang berbuka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berpuasa dalam safar dan juga berbuka.” (HR. Muslim No. 1113)
Dari Ibnu Abbas juga:
ุณุงูุฑ ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ูู ุฑู ุถุงู. ูุตุงู ุญุชู ุจูุบ ุนุณูุงู. ุซู ุฏุนุง ุจุฅูุก ููู ุดุฑุงุจ. ูุดุฑุจู ููุงุฑุง. ููุฑุงู ุงููุงุณ. ุซู ุฃูุทุฑ. ุญุชู ุฏุฎู ู ูุฉ .ูุงู ุงุจู ุนุจุงุณ ุฑุถู ุงููู ุนููู ุง: ูุตุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ูุฃูุทุฑ. ูู ู ุดุงุก ุตุงู ، ูู ู ุดุงุก ุฃูุทุฑ.
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengadakan perjalanan pada Ramadhan, dia berpuasa singga sampai ‘Asfan. Kemudian dia meminta sewadah air dan meminumnya siang-siang. Manusia melihatnya, lalu dia berbuka hingga masuk Mekkah.” Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma berkata: “Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berpuasa dan berbuka. Barang siapa yang mau maka dia puasa, dan bagi yang mau buka maka dia berbuka.” (Ibid)
Dengan mentawfiq (memadukan) berbagai riwayat yang ada ini, bisa disimpulkan bahwa anjuran dasar bagi orang yang safar adalah berbuka. Namun, bagi yang kuat dan sanggup untuk berpuasa maka boleh saja berbuka atau tidak berpuasa sejak awalnya. Namun bagi yang sulit dan lelah, maka lebih baik dia berbuka saja. Wallahu A’lam
๐ธBersambung ๐ธ
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐๐น
Dipersembahkan:
www.iman-islam.com
๐ผ Sebarkan! Raih pahala...
disyiarkan oleh rusni dalam
www.cindrarusni.blogspot.co.id